SUKOHARJO – Untuk menjadi seorang pengusaha sukses di era milenial, setidaknya ada tiga kiat yang harus diperhatikan. Demikian pemaparan H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., engusaha Muslim sukses, dalam kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan dan Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (22/9). Kegiatan tersebut bertema Menumbuhkembangkan Jiwa Wirausaha pada Generasi Milenial.
Kiat pertama adalah mengubah mindset. Saat ini, imbuh Sandi, Indonesia memiliki permasalahan yang cukup urgen dari waktu ke waktu, yaitu minimnya jumlah pengusaha. Sementara itu, lapangan pekerjaan tidaklah banyak. Maka, seseorang perlu mulai mengubah mindset, dari mencari kerja, menjadi menciptakan lapangan kerja.
“Kita ubah pola pikir. Pemuda harus punya pola pikir yang positif. Ubah su’udzan menjadi husnudzan. Jika ada orang kesusahan, kita bantu, bukan justru dipersulit,” paparnya.
Kiat kedua adalah memiliki etos kerja 4As, yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas.
Menurut Sandi, suatu kesuksesan dihasilkan atas 90 persen kerja keras, dan ‘hanya’ 10 persen talenta/bakat. Oleh sebab itu, kita harus bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.
Tidak hanya itu, di era milenial, kerja keras saja tidak cukup. Saat ini teknologi diperlukan untuk menunjang kerja keras. “Inilah kerja cerdas. Work smart,” jelas Sandi. Menurutnya, kerja cerdas adalah hal yang sangat efektif untuk diterapkan oleh para generasi milenial.
Selanjutnya, kerja tuntas. Maksudnya, setiap pekerjaan harus dilakukan hingga tuntas dari akar sampai pucuknya. Diperlukan observasi yang mendalam dan menyeluruh untuk mendapatkan hasil terbaik.
Sementara kerja ikhlas berarti kesuksesan hanya bisa terjadi ketika kita ikhlas melakukan suatu hal. “Kita hanya bisa mengontrol ikhtiar, sementara hasil ada di ranah Allah. Kita harus yakin kalau rezeki tidak akan tertukar,” tegas Sandi.
Lebih lanjut, dalam kiat ketiga, Sandi menyebut generasi milenial harus mempererat tali silaturahmi. “Punya teman seribu, kurang, punya musuh satu, banyak.” Demikian kata Sandi. Kita harus selalu merasa kurang teman, supaya sering mencari teman baik, menyambung silaturahmi. Kita harus merasa punya banyak musuh supaya kita tidak mudah memutus silaturahmi.
Allah juga telah menjanjikan untuk orang-orang yang selalu menjaga silaturahmi. Pertama, dipanjangkan umurnya. Kedua, dilancarkan rezekinya. “Jadi kalau ingin sukses, rezekinya lancar, perbanyak silaturahmi,” tambah Sandi.
Sandi hadir sebagai narasumber bersama Dr. (HC) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., pengusaha sekaligus Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia. Acara yang dimulai sejak pukul 13.00 hingga 14.00 WIB itu terpantau berlangsung lancar, meskipun jumlah peserta yang hadir jauh melampaui kapasitas tempat.
Awalnya, pihak penyelenggara hanya mengundang sekitar 2.500 mahasiswa baru UMS, tetapi kenyataannya jumlah peserta yang hadir mencapai lebih dari 4000 peserta. Mereka tak hanya berasal dari kalangan mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum.
Antusiasme yang tinggi dari para peserta ini tidak lain karena hadirnya dua narasumber yang cukup populer tersebut.
Terkait hal ini, sebelum memulai pemaparan, Sandi sempat mengajak beberapa peserta yang tidak mendapat tempat duduk untuk duduk di sekitar area panggung. <Hadila/Ibnu Majah>