Hadila.co.id — Salah satu kewajiban orang tua muslim kepada anak adalah memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah, agar kelak mereka menjadikan Allah sebagai sumber kebahagiaan.
Maka dari itu, mengenalkan anak pada keberadaan Allah sejak sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting. Sehingga, orang tua perlu melakukan langkah-langkah yang tepat.
Seperti cara mendidik anak dalam hal lainnya, modal utamanya adalah keteladanan. Jadi, bila kita ingin anak-anak kita mengenal Allah dengan baik, maka kita pun harus mengenal Allah dengan baik pula.
Setelah kita mengenal Allah (dan selalu berproses untuk semakin mengenal-Nya), kini saatnya mengenalkan keberadaan Allah kepada anak-anak kita. Berikut adalah tahapan untuk mendidik agar anak mengenal Allah.
Memperdengarkan “Laa Illaaha Illallah” Agar Anak Mengenal Allah
Pertama, memperdengarkan kalimat “Laa Illaaha Illallah” pada saat ia lahir. Kalimat tauhid inilah yang pertama kali harus kita perdengarkan di awal kehidupan anak-anak. Sehingga kalimat itu membekas dan menjadi cahaya bagi hati mereka.
Rasullullah Saw bersabda, ”Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Laa Illaaha Illallah.”
Sesuai dengan ajaran Nabi tersebut, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq Ra. dalam kitab Al-Amali menulis, “Ketika anak berusia 3 tahun maka ajarkan kepadanya ‘Laa Illaaha Illallah’ sebanyak 7 kali. Kemudian biarkan ia sampai usia 3 tahun 3 bulan, lalu ajarkan padanya, ‘Muhammad Rasulullah’ sebanyak 7 kali.”
Akan lebih baik bila ibu yang senantiasa mengajarkan kalimat-kalimat tersebut. Karena suara ibu berbeda dari suara-suara lain. Bahkan menurut penelitian, cara ibu berbicara atau berucap, akan lebih menguatkan pesan pada diri anak.
Mengajak Anak Salat Sejak Kecil Agar Anak Semakin Mengenal Allah
Kedua, mengajak anak salat sejak kecil. Salat adalah sarana kita untuk berhubungan (berkomunikasi) dengan Allah. Karena itu, wajib bagi orang tua muslim untuk mengajarkannya sejak dini kepada anak agar mereka kian mengenal Allah.
Seorang ibu yang hamil dan senantiasa menjaga waktu-waktu salat, sejatinya telah mengajarkan salat kepada calon anaknya kelak.
Setelah anak lahir, kita dapat mendudukan atau mengajaknya salat bersama. Bagi balita—terlebih batita, terkadang hal ini sulit dilakukan karena biasanya mereka akan bosan berdiam diri dalam waktu yang cukup lama. Hal seperti ini tidak perlu dipermasalahkan, tetaplah telaten mengajaknya.
Yang penting, mereka melihat kita salat tepat waktu lima kali dalam sehari. Kelak ketika mereka berusia 2 tahun, kita dapat mengenalkan salat melalui dongeng, kemudian bertahap pada cara wudu, salat jamaah, dan seterusnya.
Memperkenalkan Sifat-Sifat Allah kepada Anak
Ketiga, memperkenalkan sifat-sifat Allah. Mengajak anak mengenal Allah bukan pekerjaan mudah; terlebih pada balita, di mana konsep pemikiran mereka masih segala sesuatu yang bersifat konkret.
Untuk membuat mereka mengerti sekaligus memahami bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu, memerlukan teknik yang tidak sembarangan. Maka, penjelasan yang diberikan juga harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya konkret, menuju abstrak.
Misalnya ketika anak sakit, maka kita dapat mengatakan, “Adik minum obat dulu, ya. Setelah itu berdoa kepada Allah, semoga Allah yang Maha Berkehendak segera menyembuhkan.”
Ajak Anak Mensyukuri Nikmat Allah Agar Ia Semakin Mengenal Allah
Keempat, ajak anak untuk mengenal diri dan lingkungan serta mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Dalam suasana santai, kita dapat mengajak anak untuk mengenal Allah.
Seperti ketika mengajarkan anak untuk mengenal bagian-bagian tubuhnya, maka kita dapat mengatakan, “Subhanallah, Allah memang Mahasempurna, ya. Lihat tangan dan kaki adik, Allah buat dengan begitu baik.”
Hal-hal sekecil apa pun dapat kita kaitkan dengan sifat-sifat Allah. Dongeng, momen-momen menggembirakan anak, juga dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan anak kepada Allah.
Ajarkan Anak untuk Senantiasa Memprioritaskan Urusan kepada Allah
Kelima, Allah dulu, Allah lagi, dan Allah lagi. Bila kita menginginkan sesuatu, maka alangkah baiknya jika di awal kita ceritakan keinginan itu pada Allah. Tujuannya agar Allah meridai dan memudahkan jalan. Kemudian iringi setiap usaha dengan kepasrahan akan hasil terbaik menurut Allah.
Jika kita senantiasa melakukan hal di atas, secara tidak langsung anak pun akan belajar untuk selalu menyertakan Allah di setiap keinginannya. Kita juga dapat membiasakan berucap “Insya Allah” saat anak meminta kita untuk berjanji, atau mengajak anak berdoa ketika ia menginginkan sesuatu. <Dari Berbagai Sumber>