Hadila – Asalamualaikum, Ustazah. Bagaimana cara mengontrol anak yang suka jajan? Anak saya perempuan kelas TK-B, sejak dulu kalau ada penjual jajan lewat depan rumah selalu minta beli. Kalau malam juga selalu mengajak ke warung buat jajan. Kalau nggak dituruti, menangis. Nah, kalau kebetulan dia main sama teman, minta jajannya ini juga untuk temannya. Jadi saya harus jajanin anak orang yang sama dengan anak saya. Kadang tekor juga Us karena terlalu sering. [08587965xxxx]
Konsultan: Ustazah Farida Nuraini (Konselor Keluarga)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Baik Bunda, apa yang ananda alami ini juga banyak dialami anak lain yang seusia. Suka jajan. Tentu hal ini harus kita kendalikan agar tidak menjadi kebiasaan. Salah satu akibatnya sudah Bunda lihat sendiri. Efek negatif lain, mari kita cek.
Pertama, selain anak tidak mau makan, anak juga terbiasa makan makanan yang rasanya sangat kuat. Karena jajanan itu selalu dibuat dengan rasa kuat agar laku dijual. Jika manis, rasa manisnya kuat. Artinya, gulanya tinggi. Jika gurih juga gurihnya kuat. Perasanya tinggi. Selain itu, juga banyak jajanan yang dibuat dengan aneka warna agar menarik. Tentu ini memakai pewarna yang belum tentu aman dikonsumsi. Akibatnya, anak tidak menyukai makanan alami yang langsung Allah ciptakan dari alam. Misalnya bayam, wortel, apel, jeruk, dan sebagainya.
Kedua, jika anak tidak mau makan sayur dan buah, tentu akan kekurangan gizi. Jika kekurangan gizi, efeknya akan menurunkan kinerja otak. Akibatnya, kecerdasannya menurun. Sangat disayangkan, bukan?
Ketiga, akibat jangka panjang jika anak kekurangan gizi juga berpengaruh pada tingkat kesuburan untuk mendapat keturunan. Kualitas sperma dan sel telur juga dipengaruhi kualitas makanan.
Keempat, anak terbiasa konsumtif. Sering ngemil. Akibatnya akan akan kegemukan (obesitas). Jika sudah demikian, segala penyakit mudah hinggap. Belum termasuk rasa minder anak dalam pergaulan, sampai pada persaingan kerja yang memerlukan penampilan baik.
Melihat efek negatif jangka panjangnya demikian, maka kebiasaan anak suka jajan ini harus dikendalikan agar tidak menjadi kebiasaan. Nah, bagaimana caranya?
Pertama, anak itu mudah meniru. Silakan cek, adakah di rumah yang suka jajan? Jika iya, solusinya dimulai dari beliau agar mengendalikan diri. Anak sangat mudah meniru segala yang dilakukan orang di sekitarnya. Maka, mintalah kepada beliau agar mengubah kebiasaan kurang baik ini.
Kedua, jelaskan tentang makanan sehat dan manfaatnya. Sebaliknya, juga jelaskan makanan dan minuman yang tidak sehat dan akibatnya. Untuk memudahkan ananda memahami hal ini, sampaikan lewat dongeng. Dengan dongeng, anak pasti suka mendengarnya. Dia juga akan mendapat pelajaran sesuai yang dialaminya. Anak menyukai fabel, tokoh dongeng dari binatang. Misal, ceritakan tentang anak rusa yang sekolah TK, tapi suka jajan. Akibatnya sakit perut, atau bahkan keracunan karena jajan telah kedaluwarsa, sehingga tidak bisa sekolah.
Ketiga, batasi uang jajan. Misalnya, sehari Rp5 ribu. Maka anak tidak boleh jajan labih dari jumlah tersebut. Ini sekaligus akan memberikan pelajaran tentang pengelolaan uang kepada anak, agar bisa paham bahwa dengan dibatasi dia harus bisa memilih jajan yang ia sukai dan sesuai jumlah uang. Jika uangnya habis, maka ia tidak bisa jajan lagi.
Keempat, jika anak rewel pada awal pelaksanaan, maka bertahanlah. Bersabarlah dengan kerewelan anak. Jangan menyerah dengan tangis anak. Walaupun anak akan menangis sambil berguling-guling, tetap bertahanlah. Peluk anak, elus kepalanya, dan bisikan agar bersabar. Uang jajannya habis, berarti harus sabar menunggu esok hari.
Kelima, dalam masa proses ini sangat mungkin ayah atau neneknya tidak tahan dengan tangis anak. Maka sampaikan kepada semua yang ada di rumah agar menyepakati tentang manajemen uang jajan anak ini, sehingga semua memiliki pemahaman yang sama dan tidak mudah goyah atau iba dengan tangis anak. Insyaallah jika semua taat pada satu aturan, anak akan mudah diatur. <Dimuat di Majalah Hadila>
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *