Hadila.co.id — Assalamualaikum. Saya seorang istri dengan 2 anak yang sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Antara saya dan suami cukup mapan dalam urusan pekerjaan, ekonomi, dan rumah tangga. Dalam 14 tahun pernikahan kami tidak ada masalah yang berarti, kami kompak satu sama lain. Namun, menginjak usia 15 tahun, saya sebagai istri mulai menyukai pria lain? Saya tahu ini salah, tetapi kenapa rasa ini tidak bisa saya hilangkan? Ada apa dengan diri saya? Apa yang harus saya lakukan? (08562890xxx)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Bunda yang baik, apa yang Bunda rasakan sebenarnya juga banyak dialami oleh orang lain, baik istri maupun suami. Ada saat istri mulai menyukai pria lain. Ada suami mulai menyukai wanita lain. (Baca Juga: Cara Tobat dari Selingkuh)
Namun, ada yang bisa menahan diri sehingga tidak berkelanjutan, ada juga yang tergoda sehingga terjadi perselingkuhan.
Setiap orang mempunyai sosok yang diidolakan, secara fisik ataupun kepribadian. Dan belum tentu kita menikah dengan orang yang sama persis seperti yang kita inginkan.
Nah, sosok lain itu mampu mengisi kekurangan suami atau menampilkan sosok idola Bunda. Sebab lain, bisa karena pengaruh situasi/ kondisi. Seringnya bertemu dan berkomunikasi menyebabkan rasa yang semula biasa, menjadi percikan hati yang indah. Bila diteruskan saat istri mulai menyukai pria lain, sangat bisa menjadi cinta.
Rasa ketertarikan dengan laki-laki/ perempuan lain, tidak hanya berawal dari rumah tangga yang bermasalah. Bisa jadi tanpa sebab. Pokoknya suka saja, tanpa alasan. Itulah lihainya setan. Jeratnya sangat halus, bertahap, terasa indah hingga tanpa sadar kita telah terperangkap.
Setan yang godaannya sanggup memisahkan suami istri (bercerai), akan mendapatkan penghargaan tertinggi dari tuan besarnya yaitu iblis. Dalam hadis yang mengisahkan percakapan setan dan iblis. “Setan berkata, ‘… Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Iblis mendekatinya lalu berkata, ‘sebaik-baik setan adalah kamu’.” [HR. Muslim]
Solusinya, saat istri mulai menyukai pria lain segera tahan diri. Jangan berkomunikasi dan bertemu bila tak perlu. Pertemuan demi pertemuan ibarat bensin yang bisa membuat nyala api kecil berubah menjadi sangat besar bahkan liar.
Bila perlu, ganti nomor handphone, akun facebook, twitter atau media lain. Mintalah maaf dan sampaikan bahwa Bunda sengaja melakukan hal itu demi kebaikan bersama. Pencegahan ini akan efektif bila dari pihak dia juga bersikap sama, menahan diri.
Percayalah, rasa suka dan ketertarikan pada laki-laki lain setelah pernikahan itu hanyalah emosi sesaat dan jebakan setan. Berbahaya, jika dituruti bisa makin kuat dan sulit dihilangkan. Namun, jika kita mampu menahan diri dari hawa nafsu, surga pahalanya. [Q.S. An Naazi’at: 40-41]
Libatkan diri lebih jauh dengan keluarga. Limpahi suami yang baik dan setia itu, juga anak-anak dengan kehangatan, perhatian, dan penghargaan. Jadikan suami jatuh cinta lagi kepada Bunda, juga sebaliknya. Hingga kekuatan cinta halal mewujudkan keluarga sakinah ma waddah wa rahmah. Semoga keluarga kita selalu dilindungi Allah dari segala godaan. Amin. [Oleh: Farida Nuraini, S.Sos., Konsutan Keluarga | Dimuat Hadila Edisi Agustus 2014]