Jodoh; siapa, kapan, dan bagaimana kita bertemu dengannya adalah rahasia Allah Swt. Misteri jodoh bak misteri jagad raya. Hanya Allah yang mengetahuinya. Kita benar-benar tidak tahu siapa jodoh kita. Dia bisa begitu rahasia dan mungkin tak terduga. Mungkin jalurnya harus lurus, atau justru berliku hingga sampai ke hadapan kita.
Seseorang yang mungkin sangat dekat bisa jadi tak berjodoh dengan kita, atau seseorang yang sangat jauh dari jangkauan kita tetiba Allah hadirkan sebagai belahan jiwa kita. Hal itu seperti diceritakan dua orang muslimah asal Soloraya, berikut ini:
Sedih dan pilu. Demikian perasaanku sekitar satu tahun lalu, ketika tiba-tiba orang yang telah melamarku, membatalkan rencana pernikahan yang sudah dirancang sebelumnya, dengan alasan lebih mementingkan karirnya. Dia memintaku untuk memundurkan hari H pernikahan hingga batas waktu yang tidak jelas. Aku tak menyangka, penantianku yang demikian lama untuk menunggu hari H pernikahan, harus berakhir pilu. Tak ayal, perasaan sedih itu begitu menguasai diriku. Sepanjang hari, aku berusaha terlihat tegar di hadapan teman-teman dan keluargaku. Namun sejatinya hatiku hancur berkeping-keping. Berat badanku pun turun hingga beberapa kilogram.
Karena tak ada kejelasan kapan akhirnya kami akan menikah, aku meminta bapak untuk mengembalikan pinangan. Aku tak mau terus menerus dalam posisi “digantung” tanpa status yang pasti. Akhirnya dengan berat hati, bapak pun datang ke rumah orangtuanya dan mengembalikan pinangan.
Setelah kejadian itu, aku sekuat tenaga berusaha melupakan sosoknya dalam hidupku. Aku semakin mendekat kepada-Nya karena aku yakin sepenuhnya Dia-la pemilik skenario hidupku. Aku yakin pasti ada hikmah di balik semua peristiwa yang kualami. Meski demikian, tak bisa dipungkiri jika kadang muncul pertanyaan dalam hati, “Mengapa jalan jodohku demikian rumit? Mengapa aku harus mengalami peristiwa memilukan ketika sedang menjemput jodoh?”
Bulan demi bulan pun berganti. Semakin lama aku semakin bisa melupakan sosok dia dalam hidupku. Aku pun lebih bisa menerima kenyataan hidup yang awalnya terasa pahit itu. Hingga suatu hari, aku dan teman-temanku berjalan-jalan ke Bandung. Tak disangka perjalanan ke Bandung itu menjadi awal jalan jodohku.
Ketika di Bandung, aku dan teman-temanku menginap di rumah pasangan suami istri kenalan temanku. Ketika di rumah itulah, obrolan mengalir hingga aku menceritakan keinginanku untuk menikah, pada sosok ibu rumah tangga tersebut. Beberapa hari kemudian, ibu itu menceritakan kondisi saya kepada suaminya, Pak Willy. Bulan pun berganti. Ketika suami ibu itu pulang kampung, ia bertemu dengan salah satu temannya. Obrolan mengalir hingga temannya menceritakan jika dia memiliki teman yang ingin menikah dengan seorang perempuan berjilbab. Mendengar keinginan itu, Pak Willy mengungkapkan bahwa istrinya memiliki kenalan seorang perempuan berjilbab asal Solo. Akhirnya saya pun diperkenalkan dengan sosok pria misterius itu. Kami pun berkenalan dengan saling bertukar biodata.
Setelah beberapa hari Salat Istikharoh, entah mengapa aku merasa mantap ketika membaca biodata pria itu. Tak disangka kemantapan itu juga dirasakan olehnya. Kami pun kemudian sepakat untuk taaruf dan bertemu secara langsung. Setelah pertemuan itu pun, kami semakin mentap untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Alhamdulilah prosesnya lancar dan dua bulan berikutnya kami menikah.
Demikian kisah jalan jodoh yang diceritakan seorang muslimah asal Solo, Ari, 27, kepada Hadila, beberapa waktu lalu. Kisahnya cukup berliku hingga dia menikah dengan orang yang ditakdirkan menjadi jodohnya di dunia.
Kisah lainnya diceritakan seorang muslimah asal Sragen, Ati, 33. Dia mengungkapkan setelah menunggu beberapa tahun untuk menikah, suatu hari dia diminta guru mengajinya untuk datang ke rumah. Tak disangka, ia mendapatkan proposal seorang pria lengkap dengan VCD perjalanan hidup pria itu sejak kecil hingga dewasa.
Ati mengatakan, awalnya ia kaget ketika mengetahui siapa pria yang dijodohkan guru mengajinya dengannya. Selama ini, dia hanya pernah melihat pria itu di beberapa acara namun tak pernah bertegur sapa. Namun entah mengapa, Ati merasa sangat mantap untuk menerima pinangan pria itu. Dia merasa bahwa biodata pria itu adalah jawaban dari semua kegelisahannya selama ini. Ketika beberapa hari kemudian Ati dan pria itu melakukan taaruf, mereka sudah sama-sama mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Empat hari kemudian pria itu datang ke rumah Ati untuk berkenalan dengan orangtua Ati. Gayung pun bersambut karena orangtua Ati langsung setuju dengan rencana pernikahan itu. “Sebulan berikutnya kami menikah. Prosesnya sangat cepat. Alhamdulilah diberi kelancaran,”ujarnya.
Ketika sudah menikah, kata Ati, suaminya menceritakan bahwa sebelumnya dia sudah menerima biodata seorang wanita. Meski awalnya suami Ati merasa sreg, dia akhirnya tak melanjutkan ke jenjang taaruf karena tak disetujui orangtua. “Alasannya calonnya itu berasal dari Kebumen sehingga orangtuanya tidak setuju karena dinilai terlalu jauh. Padahal saya juga berasal dari Kebumen dan orangtuanya setuju. Alhamdulillah,” jelasnya.
Dua kisah tersebut adalah contoh nyata bagaimana jalan seseorang untuk menemukan jodohnya di dunia. Ada yang berliku, ada pula yang dimudahkan. Jodoh.
Jodoh yang Dirindukan
Setiap manusia yang memasuki usia pernikahan, hampir semuanya merindukan datangnya pendamping hidup. Seorang perempuan mengharapkan datangnya seorang laki-laki yang akan meminangnya dan kelak menjadi imamnya. Seorang laki-laki berharap bisa mempersunting seorang perempuan yang akan membuat hidupnya lebih tenang dan menjadi ibu dari anak-anaknya. Allah Swt sendiri telah menakdirkan hidup ini secara berpasang-pasangan. Allah Swt berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”[Q.S.Al-Hujurat (49):13]
Membicarakan masalah jodoh sebagai sesuatu yang misterius, selalu menarik dan tak ada habisnya. Terlebih ketika menyimak berbagai kisah bertemunya dua manusia dalam ikatan pernikahan, hingga kita menyebutnya berjodoh. Dari berbagai kisah yang mungkin pernah kita dengar, sebenarnya ada banyak hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Khususnya bagi yang belum menikah. Di balik semua rahasia Allah tersebut, terdapat kebaikan yang “memaksa” setiap orang untuk terus meningkatkan ikhtiar dan tawakal.
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” [Q.S. Adz Dzariyaat (51):49]
“Rahasia” Jodoh
Rabi’ah al-adawiyah S.H, KPPA (Ketua Komunitas Peduli Perempuan dan Anak) Benih dalam acara Sekolah Pra Nikah ke-6 mengatakan bahwa seseorang harus memiliki semangat ibadah 200% sebelum menikah. Sebab pasca menikah, seseorang akan kehilangan semangat ibadahnya hingga 50%. Inilah makna seorang lajang harus memperbaiki diri sebaik mungkin.
Seperti cermin, jodoh akan mengikuti ‘apa adanya’ yang ditampilkan. Istilah ‘laki-laki yang baik untuk wanita yang baik’ juga telah menjadi prinsip seseorang saat melakukan perbaikan diri. Kebaikan yang dimaksud terukur dari ketakwaan seseorang.
Ketika seorang ahli ibadah menikah dengan orang yang biasa-biasa saja, bukan berarti ia tidak mendapatkan cerminan kebaikannya. Hanya saja ‘kebaikan takwa’ yang dimaksud hanya Allah yang paling memahami standarnya.
Tak Sekadar Jodoh
Setiap orang memiliki kriteria masing-masing dalam memilih jodoh. Seseorang cenderung memilih kriteria berdasarkan daya tarik yang diinginkannya. Dr. Budi Andayani, M.A, Psikolog Keluarga menyebutkan bahwa daya tarik dapat berupa daya tarik fisik, watak seperti ketegasan; kelembutan; kepedulian; dan sebagainya.
Bagi seorang muslim, perlu adanya 4 hal yang harus dipertimbangkan sebagai kriteria. Rasulullah Saw menunjukkan 4 kriteria yang dimaksud dalam sabdanya, “Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Rasulullah Saw juga berpesan kepada para muslimah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa jika datang padanya seorang lelaki yang baik agama lagi akhlaknya, maka dianjurkan untuk menerima pinangannya.<>