Pintu-pintu darurat itu selalu ada dalam semua pesawat. Apakah kegunaan dari pintu-pintu darurat tersebut? Bukankah sudah ada pintu utama di bagian depan dan belakang yang biasa digunakan untuk naik dan turunnya penumpang?
Jalan Keluar Darurat
Sebagaimana namanya, pintu-pintu darurat itu digunakan untuk penyelamatan apabila pesawat mengalami kondisi darurat. Dalam kondisi darurat, pintu-pintu utama tersebut tidak bisa diandalkan lagi untuk digunakan.
Jalur Evakuasi
Saat musibah gempa Yogyakarta dan sekitarnya di tahun 2006. Sesaat setelah gempa terjadi, terdengar isu tsunami dari pantai selatan. Akhirnya masyarakat Bantul berlarian menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi.
Uniknya, pada saat yang sama masyarakat di sekitar lereng Merapi juga tengah menyelamatkan diri dari erupsi yang juga sedang terjadi. Mereka berlarian ke arah selatan, menjauh dari gunung Merapi.
Warga Bantul berlarian ke utara menuju arah Merapi. Warga Merapi berlarian turun ke selatan menuju arah Bantul. Bertemulah di tengah, dan saling bertanya “Lalu kita akan kemana? Ke utara ketemu lahar Merapi, ke selatan ketemu isu tsunami”.
Suasana kepanikan itu salah satunya dipicu oleh tidak adanya jalur evakuasi. Selain itu, masyarakat Indonesia belum terbiasa mendapatkan simulasi untuk menghadapi situasi darurat bencana alam. Jika waktu itu sudah disiapkan jalur-jalur evakuasi, dan masyarakat sudah terbiasa mendapatkan simulasi rutin untuk menghadapi bencana alam sepertinya bisa mengurangi jumlah korban pada setiap kejadian bencana.
Pintu Darurat Keluarga (PDK) dan Jalur Evakuasi Masalah
Bagi pasangan suami istri, sejak awal pernikahan semestinya sudah sadar bahwa suatu ketika nanti mereka bisa menghadapi situasi darurat. Menikah dan hidup berumah tangga itu tentu tidak hanya menjumpai sisi-sisi kesenangan saja, namun pasti akan ketemu juga dengan sisi kepahitan yang harus ditelan.
Suami dan istri terjebak dalam situasi darurat masalah, dimana pintu-pintu utama komunikasi mereka sudah terkunci dan tidak bisa digunakan lagi. Andai saja mereka memiliki emergency exit, tentu mereka tidak perlu terjebak berlama-lama dalam situasi darurat masalah tersebut.
Sedia Payung Sebelum Hujan
Dalam kehidupan rumah tangga, kita harus sadar sejak awal bahwa akan dijumpai ‘hujan permasalahan’ di sepanjang perjalanannya. Maka sebagai orang yang sadar, kita telah menyiapkan payung tanpa harus menunggu datangnya hujan. Suatu saat hujan benar-benar datang, maka kita sudah menyiapkan payungnya. Jika hujan tidak datang dengan deras, hanya rintik-rintik, payung itupun tetap bermanfaat. Bahkan seandainya tidak hujan sama sekali, tidak ada ruginya pergi membawa payung.
Pintu darurat keluarga (PDK) dan jalur evakuasi masalah yang saya sebutkan di atas, hanya bisa dibuat di saat tidak sedang menghadapi masalah. Di saat suami dan istri berada dalam situasi nyaman, harmonis, kompak, romantis, goodmood, di saat itulah mereka harus berbincang merumuskan pintu-pintu darurat atau jalur evakuasi masalah keluarga. Rumuskan dan sepakati bersama, dimanakah letak pintu darurat itu, berapa jumlahnya, bagaimana cara menggunakannya.
Ketika suami dan istri tengah dilanda konflik yang hebat, di saat itu mereka sudah tidak bisa lagi duduk nyaman merumuskan letak pintu darurat atau posisi jalur evakuasi.
Rumuskan Berdua PDK Anda
Sederhana saja, tidak rumit. Suami istri duduk berdua, menyediakan kelapangan jiwa, menyediakan kebersihan hati, menyediakan kebeningan pikiran. Lepaskan beban, tinggalkan dulu persoalan harian di rumah tangga. Jangan tegang, santai saja, jangan ada yang emosi.
Rumuskan bersama beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dalam suasana santai:
- Apa yang akan kita lakukan, jika kita berdua mengalami konflik atau ketegangan hubungan?
- Apa yang akan kita lakukan, jika kita tidak bisa lagi berkomunikasi dengan nyaman?
- Apa yang akan kita lakukan, jika salah seorang di antara kita –atau kita berdua– mengalami emosi dan kemarahan?
- Apa yang akan kita lakukan, jika emosi atau kemarahan itu tidak lagi bisa dikendalikan?
- Apa yang akan kita lakukan, jika salah seorang di antara kita mengetahui adanya perbuatan yang tidak benar atau tidak patut dilakukan pasangan?
Jawaban atas beberapa pertanyaan tersebut adalah stimulus untuk menciptakan kesepakatan tentang PDK ataupun jalur evakuasi. Sepakati berdua rumusannya, jadikan sebagai panduan dalam menyelesaikan setiap konflik yang terjadi dengan pasangan.<>
*Pernah dimuat di Majalah Hadila edisi November 2014, rubrik diasuh oleh Cahyadi Takariawan.