Pernikahan selalu memberikan gambaran tentang keindahan dan kebahagiaan. Gambaran ini tidak salah, hanya saja tidak utuh. Karena setelah menikah, pasutri akan segera menghadapi realitas kehidupan panjang dengan segala dinamika dan suka dukanya.
Pada dasarnya semua orang hidup berumah tangga akan melewati sejumlah tahap. Hanya saja, ada yang melewati semua tahap dengan komplit, ada yang terputus. Setiap keluarga berbeda-beda dalam waktu yang mereka jalani untuk melewati atau menyelesaikan suatu tahap. Berbeda pula dalam menyikapi setiap tahap yang tengah terjadi. Bahkan ada yang tidak mengerti di tahap mana mereka tengah berada.
Dawn J. Lipthrott, LCSW., seorang psikoterapis dan marriage and relationship educator and coach, menyatakan ada 5 tahap perkembangan dalam kehidupan pernikahan.
Tahap Pertama; Romantic Love, yaitu tahap kehidupan pernikahan yang diwarnai oleh keindahan tak terlukiskan. Tahap pertama ini adalah suasana jatuh cinta yang dimabuk asmara. Pasutri sama-sama merasakan gelora cinta yang menggebu, merasakan ikatan yang sangat kuat, ingin selalu bersama, dan tidak mau terpisahkan. Coraknya sangat fisik; Tindakan dan kata-kata mesra nan romantis. Istilah “mawaddah” tepat untuk menggambarkannya.
Tahap Kedua; Dissapointment or Distress, yaitu tahap di mana pasutri merasa mulai melihat realitas-realitas hidup yang sesungguhnya dan mulai melihat adanya cela pada pasangan. Jika pada tahap romantic love, berbagai kesalahan kecil tampak sebagai kelucuan yang menggemaskan dan ditertawakan bersama, maka pada tahap kedua, pasangan suami istri mulai mengalami kekagetan tertentu (perselisihan) yang tidak mereka duga sebelum pernikahan, baik berkaitan dengan kepribadian, karakter, sifat, sikap, perilaku atau kondisi-kondisi lainnya. Dalam kondisi yang ekstrem, tidak jarang suami istri saling tidak bisa menerima kekurangan dan kelemahan pasangan.
Tahap Ketiga; Knowledge and Awareness, yaitu tahap dimaka aktivitas pasutri ini bercorak pengetahuan dan pengenalan. Ada perenungan dan kesadaran untuk memiliki kualitas hidup berumah tangga yang lebih baik setelah melewati masa interaksi yang cukup. Mereka lebih saling mengenal, mengerti, dan memahami (karakter dan kepribadian) satu sama lain. Mereka sibuk mencari informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi dan hal-hal apa yang semestinya dilakukan untuk membahagiakan pasangan.
Tahap Keempat; Transformation. Tahap ini bercorak kematangan hubungan. Jika pencarian informasi tentang kebahagiaan pernikahan itu berhasil mereka dapatkan, maka akan membuat mereka semakin menghayati makna kehidupan berumah tangga. Mulai tumbuh penghormatan dan pemuliaan yang tulus kepada pasangan. Bermula dari pengenalan, pemahaman, pengertian, akhirnya bertransformasi menjadi kedewasaan dalam interaksi. Pasutri berusaha melakukan perbuatan yang mampu membahagiakan hati pasangannya, berusaha membuktikan bahwa dirinya adalah sahabat yang tepat bagi pasangannya.
Tahap Kelima; Real Love. Tahap kelima ini bercorak kesejiwaan antara suami dan istri. Chemistry kesejiwaan sudah benar-benar terwujud secara nyata. Istilah “rahmah” tepat untuk menggambarkan situasi hubungan pasutri pada tahap real love ini. Suami dan istri seakan sudah menyatu dalam kedalaman cinta yang sejati. Pasutri akan dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan. Bahkan terasa seperti pengantin baru lagi. Kembali merasakan jatuh cinta lagi. Waktu yang tersisa akan mereka habiskan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain, semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. Inilah cinta yang dewasa, cinta yang penuh makna dan kesungguhan jiwa. Pada akhirnya, kehidupan berumah tangga hendaknya berusaha untuk mencapai tahap real love ini dengan saling membantu dan saling menguatkan satu sama lain. Bersabar atas apa yang tidak sesuai harapan dirinya, dan selalu membuka ruang komunikasi yang sehat, ruang permaafan yang luas, ruang toleransi yang lapang, sehingga semua tahap bisa dilalui dengan selamat.
Dari lima tahap dalam kehidupan pernikahan, ada beberapa kata kunci penting untuk mendapatkan kebahagiaan yang optimal dalam hidup berumah tangga. Pertama, nikmati tahap romantic love selama dan seoptimal mungkin. Kedua, lalui tahap kedua secepat mungkin. Pada pasangan yang gagal move on dari tahap ini, mereka akan melalui waktu yang panjang untuk pertengkaran. Ketiga, berusahalah untuk bersungguh-sungguh memahami dan menerima pasangan. Hal ini akan membuat tahap ketiga dan keempat berjalan dengan mulus dan tidak terputus. Keempat, masa terpanjang dalam kehidupan pernikahan hendaknya dilewati dalam tahap kelima, yaitu real love. Suasana rahmah, cinta yang mendalam dan dewasa. Suasana yang akan membuat keluarga selalu berada dalam situasi nyaman, tenteram, dan bahagia.<>
[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi Februari 2017]