Oleh Jumadi Subur, Motivator
Untuk bisa naik ke level yang lebih tinggi, manusia selalu mengalami peristiwa yang mengakibatkannya melakukan kesalahan. Untuk menuju kualitas lebih tinggi, manusia melakukan kesalahan demi kesalahan, seorang pelajar melakukan kesalahan dalam mengerjakan tes kenaikan kelas. Ahli fisika melakukan kesalahan untuk sebuah penemuan. Mahasiswa melakukan kesalahan sebelum berhasil menyelesaikan skripsinya. Seorang programmer melakukan kesalahan untuk menemukan program baru.
Ada kesalahan yang tidak membuat kita mati, biasanya kesalahan itu justru menguatkan. Kesalahan yang tidak mematikan selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk terus memperbaiki diri. Dengan kesalahan, bisa jadi membuat diri kita lebih kuat, lebih cerdas, lebih lincah, lebih tekun bahkan memungkinkan kita lebih cepat beraksi menghadapi tantangan dan kesulitan. Pengalaman pernah salah membuat kita lebih sigap dan tangguh menghadapi kesulitan dengan kekuatan dan ketepatan yang lebih baik.
Seorang pemberani selalu siap menghadapi kesalahan demi kesalahan. Itulah risiko sebuah perjuangan. Karena itu kita harus menyiapkan diri untuk kemungkinan adanya kesulitan, masalah, dan kesalahan. Orang yang bekerja keras berarti orang yang siap bertemu kesalahan. Dia berbuat, maka peluang kesalahan pasti ada. Jika tidak melakukan apa-apa, baru mungkin tidak akan melakukan kesalahan apa pun.
Meski semua orang pernah melakukan kesalahan, tetapi tidak semuanya bisa menyikap kesalahan dengan baik. Ada yang menyikapi kesalahan dengan negatif, ada yang menyikapinya dengan positif. Orang yang menyikapi dengan negatif dia menjadi trauma dan tidak berani mengulang lagi. Sebaliknya yang menyikapi positif, dia akan menjadi pribadi luar biasa (extraordinary people). Beberapa cara positif dalam menyikapi kesalahan:
Pertama, meyakini bahwa kesalahan kita butuhkan untuk mencapai level lebih tinggi, meraih hasil lebih baik. Kesalahan dijadikan batu loncatan untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik dalam mencapai tujuan.
Kedua, membuat kesalahan adalah lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. “Kapal di pelabuhan akan aman, tetapi bukan itu maksud dibuatnya kapal.” Hidup bukan hanya untuk diam atau berhenti di tempat. Hidup untuk berbuat.
Ketiga, belajar dari kesalahan karena kesalahan akan memberikan pelajaran untuk mendapat cara-cara yang lebih baik. Lebih baik salah karena berbuat daripada tidak salah karena tidak pernah berbuat. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Mei 2018>