Oleh: Mukhamad Shokheh (Dosen Sejarah Unnes)
Dalam tinjauan historis, tumbuhnya pendidikan Islam di Indonesia, sangat erat hubungannya dengan kedatangan Islam di wilayah ini. Dalam konteks ini, Mahmud Yunus mengatakan, bahwa sejarah pendidikan Islam Indonesia sama tuanya dengan masuknya Islam ke Nusantara. Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat muslim di Nusantara.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan islamisasi telah mendorong umat Islam melaksanakan pengajaran Islam kendatipun dalam sistem yang masih sangat sederhana. Berawal dari pengajaran diberikan dengan sistem halaqah di tempat-tempat ibadah seperti masjid, musala, bahkan juga di rumah-rumah ulama. Meski dalam pengertian sederhana, tetapi proses pembelajaran telah terjadi pada waktu itu, sehingga dapat dikatakan bahwa dari sinilah embrio lahirnya pendidikan Islam bermula.
Lahirnya Pendidikan Islam
Tumbuhnya pendidikan Islam di Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari tahap yang sangat sederhana sampai dengan tahap modern. Kebutuhan terhadap pendidikan telah mendorong masyarakat Islam di Indonesia mengadopsi dan mentransfer lembaga keagamaan dan sosial yang sudah ada ke dalam lembaga pendidikan Islam.
Dalam konteks awal pertumbuhannya, lembaga pendidikan Islam telah mampu mengadaptasikan diri dengan tuntutan masyarakat dan zamannya. Keberadaan pesantren di jawa, surau di Minangkabau dan mueunasah di Aceh adalah contohnya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa yang tetap eksis sampai saat ini. Keberadaan surau di masyarakat Minangkabau dengan beragam fungsi, termasuk sebagai lembaga pendidikan Islam telah melahirkan banyak ulama-ulama besar. Mueunasah merupakan lembaga pendidikan tingkat rendah yang ada di Aceh yang telah berperan memberi materi pelajaran basic pengetahuan Islam dan praktik ibadah dalam masyarakat.
Secara historis, eksistensi dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia berasal dari proses interaksi misi Islam dengan beberapa kondisi. Pertama, interaksi Islam dengan budaya lokal pra-Islam telah melahirkan pesantren. Kedua, interaksi misi pendidikan Islam dengan tradisi Timur Tengah modern telah menghasilkan lembaga madrasah. Ketiga, interaksi Islam dengan politik pendidikan Hindia Belanda masa kolonial telah membuahkan lembaga sekolah Islam. Keempat, interaksi pendidikan Islam dengan negara bangsa melahirkan integrasi Islam dalam sistem pendidikan nasional. Keenam, interaksi pendidikan Islam dengan tatanan dunia global melahirkan pendidikan Islam yang mondial. Dalam konteks di atas, respons pendidikan Islam terhadap kondisi yang mengitarinya dapat dibaca dalam dua kecenderungan, yaitu adanya adaptasi dan pembaharuan.
Pembaruan Pendidikan Islam
Pembaruan pendidikan Islam adalah suatu usaha melakukan perubahan, baik dari segi kurikulum, cara, metodologi, situasi, dan kondisi pendidikan Islam yang semula tradisional menuju cara yang lebih modern sesuai perkembangan zaman. Di Indonesia pembaharuan pendidikan Islam telah dimulai pada pertengahan abad ke-20, seperti yang dilakukan oleh kaum muda di Minangkabau, Jami’at Khair, Muhammadiyyah, al Irsyad, Persyarikatan Ulama, Persis dan lainya. Usaha ini terus dilanjutkan sampai sekarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan tumbuhnya sekolah Islam modern sebagai alternatif bahkan telah menjadi tren baru di masyarakat pada awal abad ke-21 ini. Sebagai contoh adalah pesantren modern, Sekolah Islam Terpadu, sekolah unggulan Muhammadiyah, Sekolah Al Azhar, Hidayatullah, dan lain-lain.
Di tengah ketertinggalan dan keterbelakangan umat Islam dewasa ini, pendidikan Islam terus berbenah menuju masa depan dengan tetap memperkokoh fondasi sebagai basis penopang untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Pendidikan Islam secara asasnya terus berupaya untuk menemukan keseimbangan dalam kehidupan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah keseimbangan antara dunia dan akhirat, pengetahuan wahyu dan pengetahuan usaha manusia, Imtak dan Iptek, serta masa lalu dan masa depan.
Dalam konteks masa kini, pendidikan Islam di Tanah Air perlu berbenah. Upaya ini dapat diawali dengan memperbarui kesadaran konseptual tentang islamisasi ilmu yang asasnya menjadikan Islam sebagai paradigma pengetahuan. Selanjutnya, dalam tataran praksis operasional agenda pengislaman pendidikan, penyederhanaan silabus dan memodifikasi cabang ilmu pengetahuan lama dengan cabang ilmu pengetahuan modern adalah di antara agenda mendesak yang perlu dikerjakan. Akhirnya, mari bersama berbenah untuk kemajuan pendidikan Islam di masa kini sekaligus menyiapkan generasi di masa depan. Wallahu a’lam bishawab. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Juli 2018>