Hadila.co.id — Di tahun politik seperti ini, kita harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama umat. Demikian pesan Ustaz Wijayanto, M.A., yang disampaikan saat mengisi Pengajian Akbar dalam rangka Milad Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Bolon ke-67 di kompleks MIM Bolon, Colomadu, Karanganyar, Jumat Malam (15/2).
“Di tahun politik ini, mari jaga silaturahmi, jangan sampai mau berbuat baik pada orang saja, harus lihat partai dan pilihan politiknya apa dulu. Kita tidak boleh sampai putus silaturahmi, hanya karena berbeda pilihan politik,” ucapnya.
Selanjutnya, dalam pengajian bertajuk ‘Merajut Kebersamaan Umat’ tersebut, Ustaz Wijayanto juga menceritakan bahwa Rasulullah Saw kalau makan buah apel selalu dibagi dengan istrinya.
“Jadi Rasulullah itu menggigit apelnya sedikit sekali, kemudian beliau memberikan kepada istrinya. Setelah istrinya menggigit, dikembalikan kepada Rasulullah kembali. Begitu seterusnya sampai apel habis,” kisahnya.
Semua itu, lanjut ustaz asal Yogyakarta tersebut, demi merajut kebersamaan.
Namun demikian, suatu hari Rasulullah pernah minum sampai dihabiskan, dan tidak dibagi sedikit pun dengan Sang Umul Mukminin.
Umul mukminin, Aisyah, kemudian bertanya, “Mengapa engkau menghabiskan minumannya ya Rasulullah?”
Saat itu, jelas Ustaz Wijayanto, Rasulullah menjawab bahwa dirinya tengah dalam kondisi sangat haus karena baru saja kembali dari perjalanan untuk berdakwah.
“Saat itu Aisyah pun paham, tidak marah. Ia kemudian segera kembali ke dapur untuk mengambil air lagi untuk Rasulullah,” kata Ustaz Wijayanto.
“Sesampainya di dapur, apa yang terjadi? Aisyah langsung menangis,” lanjutnya.
Sebelumnya, Aisyah membuat air minum untuk Rasulullah ketika hari masih gelap. Sehingga, saat ia kembali ke dapur, ia melihat bahwa garam di dapur habis, sedangkan gulanya masih utuh.
“Berarti, minuman yang diberikan untuk Rasulullah itu berisi garam. Sehingga Aisyah berpikir bahwa Rasulullah enggan membagi minuman dengannya karena hal itu. Hingga akhirnya ia menangis,” lanjut Ustaz Wijayanto.
Inilah hebatnya Rasulullah, beliau enggan menyakiti istrinya. Sehingga air yang asin tersebut diminum sendiri. Sementara itu, Aisyah yang sadar telah membuat air minum yang salah, merasa sedih karena telah melakukan hal yang tidak menyenangkan suami.
“Maka, menyenangkan hati pasangan sendiri itu amat penting,” kata Ustaz Wijayanto. “Namun, sekarang malah banyak suami yang lebih suka menyenangkan istri orang lain, dan istri menyenangkan suami orang lain. Padahal saling menyayangi pasangan sendiri itu pahalanya besar sekali.”
Oleh sebab itu, alangkah indah jika kebersamaan dimulai dari keluarga. Menurut Ustaz Wijayanto, keluarga adalah dasar dari berbagai hal. Ketika urusan keluarga beres, maka urusan masyarakat insya Allah beres, dan urusan negara pun pasti juga beres.
Kemudian, Ustaz Wijayanto juga menyebutkan fakta bahwa tingkat perceraian di Indonesia amat tinggi. Hal ini menunjukkan masih banyak keluarga di Indonesia yang belum beres.
“Agar tidak sampai terjadi perceraian, saya akan membagi tips. Lakukan salat malam bersama secara rutin. Berdoa setelahnya sampai keluar ‘dua tetes air mata’, insya Allah kita akan dihindarkan dari permasalahan rumah tangga hingga sampai pada perceraian,” jelas Ustaz Wijayanto.
Sebelumnya, Ketua Panitia Kegiatan, Warsito, dalam sambutannya, menyatakan rasa syukurnya atas terselenggarannya acara pengajian akbar ini dengan lancar. Meskipun diguyur hujan lebat, jumlah peserta yang hadir melebihi angka yang ditargetkan.
“Alhamdulillah warga Bolon dan sekitarnya memiliki minat mencari ilmu yang tinggi. Buktinya, dari 2000 kursi yang kami siapkan, ternyata masih kurang banyak. Padahal saat ini sedang hujan deras,” ungkapnya. “Mari berdoa mudah-mudahan hujan ini memberikan berkah dan membawa rezeki bagi kita semua,” pungkasnya. <Ibnu Majah>