Hadila.co.id – Anak adalah hadiah terindah bagi kedua orang tua dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebuah hadiah yang membawa kebahagiaan untuk ayah dan bunda. Sebuah kebahagiaan yang tidak bisa ditukar dengan harta atau benda apapun.
Anak adalah berkah dari Allah, oleh karena itu, sudah seharusnya orang tua untuk bersyukur kepada Allah atas berkah-Nya. Allah berfirman:
{لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (50)} [الشورى:49ـ50
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki (49) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (50)” (Surah As Syura 49-50).
Di antara cara untuk bersyukur adalah dengan memperhatikan hak-hak anak yang akan mengarah pada hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, anak-anak yang taat, dan pembentukan sikap yang baik akan berpengaruh bagi masa depan untuk membangun masa depan baik dalam segi agama, keluarga, bangsa dan negera.
Islam adalah agama yang sempurna. Islam telah mengajarkan pengikutnya dalam semua aspek kehidupan mereka. Dan Islam juga mengajarkan hak apa yang dimiliki anak-anak, untuk dipenuhi oleh orang tua mereka.
Berikut beberapa hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua menurut Ustaz Abu Ahmad Said Yai dilansir Hadila.co.id dari Syaria.co.id, Selasa (9/4/2019):
1. Pilih Pasangan yang Benar sebelum Memulai Pernikahan
Sebelum seorang anak dilahirkan ke dunia, sangat penting bagi seorang pria atau wanita untuk melihat secara dekat dengan siapa dia akan menghabiskan hidupnya bersama. Pilihan yang tepat pasti akan membawa kebahagiaan di masa depan.
Nabi Muhammad SAW telah mengajar setiap pria yang ingin menikah untuk memilih wanita yang baik dan salihah.
Hadits dari Yahya bin ja’dah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi” (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, itu tidak berarti bahwa seorang wanita tidak dapat memilih pasangannya, ia diizinkan untuk memilih calon suaminya. Untuk mendapatkan pasangan yang benar, seorang wanita harus mencari seorang muslim yang taat. Namun, hal terpenting bagi seseorang yang mencari pasangannya adalah kepuasan (puas dengan apa pun yang Allah pilih untuknya), dan kesadaran bahwa tidak ada pria atau wanita yang sempurna.
Dengan memegang prinsip di atas, seorang akan merasakan kebahagaiaan, bahagia dengan pasangan yang saleh dan salihah, yang mampu medidik anak-anaknya. Hal itu akan sulit didapat jika seorang pria atau wanita hanya mencari pasangan berdasarkan kekayaan, status sosial atau parasnya.
2. Berdoa sebelum berhubungan dengan pasangan agar terhindar dari kejahatan setan
Rasulallah Muhammad SAW telah mengajarkan kita doa sebelum berhubungan dengan pasangan.
(لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ: (بِاسْمِ اللَّهِ, اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا) فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرُّهُ)
Artinya: “Seandainya seseorang di antara kalian ketika mendatangi istrinya membaca, ‘BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNASY-SYAITHAN WA JANNIBISY-SYAITHAN MA RAZAQTANA’ (Dengan nama Allah. Ya Allah, Jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezkikan kepada kami). Jika Allah menakdirkan (dengan hubungan itu terlahir) seorang anak, maka setan tidak akan bisa memudaratkannya.”
3. Mengasuhnya selama dalam kandungan
Wajib bagi ayah dan bunda untuk memperhatikan dan merawat anak-anak mereka selama kehamilan, baik dari kesejahteraan fisik anak dan juga karakter yang akan diturunkan dari ibu ke anaknya. Seorang ibu harus menyadari apa pun rutinitas hariannya. Jangan sampai dia memiliki kebiasaan buruk yang secara tidak sadar akan mempengaruhi karakter anaknya kelak.
Seorang ayah berkewajiban memberi nafkah bagi ibu anaknya, meskipun ia telah menceraikannya. Alasannya adalah karena ibu hamil dengan anaknya, dan menyediakan kebutuhan seorang anak adalah kewajiban bagi seorang ayah.
{وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ} [الطلاق:6]
Artinya: “Jika mereka (wanita-wanita itu) sedang hamil, maka nafkahilah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya.” (QS Ath-Thalaq : 6)
4. Menyambut kelahirannya dengan sukacita
Ketika seorang anak lahir, pantas bagi ayah dan bunda untuk bersukacita dan mengungkapkan kebahagiaan mereka.
Tidak peduli apa kondisinya, apakah itu laki-laki atau perempuan. Karena kadang-kadang, beberapa orang tua merasa kurang senang ketika anak itu lahir seorang gadis.
Allah berfirman:
{وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59) }[النحل :59-58
Artinya: “Dan apabila seseorang di antara mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, maka hitamlah (merah padamlah) mukanya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah dia akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah! Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS An-Nahl : 58-59)
Tips Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual
5. Menjaganya selama kehamilan dan sesudahnya
Sering kali ditemukan kasus aborsi yang menghilangkan hak anak untuk mendapat kehidupan. Aborsi dilarang, kecuali ada situasi darurat yang memaksanya.
Seorang anak berhak mendapat kehidupan, Allah berfirman:
{وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا } [الأسراء : 31]
Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan! Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS Al-Isra’ : 31)
Belajar atau ‘Belajar Tentang’
6. Diberi nama dengan nama yang baik
Seorang anak juga memiliki hak untuk diberi nama yang layak dan terdengar baik, karena nama itulah yang mewakili dirinya sepanjang hidupnya. Karena itu, orang tua, jangan melakukan kesalahan dalam memilih namanya.
Islam telah mengajarkan para pengikutnya untuk memilih nama-nama sesuai Islam, dan menghindari nama-nama yang mengandung kemiripan dengan agama lain, atau dengan pelaku kejahatan. Seorang muslim harus bangga dengan nama-nama Islami untuk anak mereka.
Orang tua tidak perlu menghabiskan terlalu banyak upaya dalam memilih nama Islam. Ada sebuah nasihat dari Syekh ‘Abdul Muhsin Al’ Abbas (ahli hadits di Madinah) ketika dia ditanya tentang beberapa nama Arab yang sangat jarang, jawabannya adalah, “Pilih nama yang tidak perlu ditanyai lebih lanjut, apakah itu diizinkan untuk menggunakannya atau tidak! “.
Nama-nama yang dimaksud di sini banyak, seperti ‘Abdullah’, ‘Abdurrahman’, ‘Abdurrahim’, dan sejenisnya, nama-nama para nabi, nama-nama para sahabat yang terkenal, dll. Juga, ada banyak nama wanita yang saleh untuk gadis, seperti Fatima, Khadijah, ‘Aisyah, dll.
7. Menyusuinya dan memberikannya makanan dan minuman yang baik
Seorang anak berhak tumbuh secara sehat. Makanan terbaik untuk anak di bawah 2 tahun adalah ASI (Air Susu Ibu).
Ibn Hazm berkata, “Seorang ibu wajib mengasuh anaknya, baik dia perempuan merdeka atau budak, atau di bawah naungan suaminya, tuannya, atau tidak menjadi tanggung jawab seorang pun. Itu karena hak anaknya yang berasal dari air mani suaminya atau selain suaminya, apakah dia senang atau tidak, dan bahkan anak perempuan dari seorang khalifah pun harus melakukannya.
Allah telah berfirman:
{َالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ …}
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi rezki (makanan) dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya. Dan orang yang mendapatkan warisan pun berkewajiban demikian…” (QS Al-Baqarah: 233).
8. Akikah untuk anaknya
Diantara hak anak lainnya yaitu di akikah, yaitu sebanyak satu ekor kambing untukanak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki, akikah dilakukan di hari ketujuh setelah dilahirkan dan disertai dengan mencukur rambut dan memberinya nama yang baik.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
(الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُسَمَّى وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ)
Artinya: “Seorang anak tergadaikan dengan akikahnya, disembelihkan untuknya pada hari ke tujuh, diberi nama dan dicukur kepalanya.”
9. Menjaga kebersihan fisiknya dan menghilangkan kotoran darinya
Tugas orang tua untuk menjaga kebersihan anak-anak mereka. Secara tidak sadar, sikap ini akan sangat memengaruhi pertumbuhan mental anak. Merupakan tugas orang tua untuk mengajar anak-anak mereka untuk tetap bersih. Misalnya, mengajarkannya untuk tidak membuang sampah sembarangan dan hanya membuang sampah di tempat sampahnya, merapikan tempat tidurnya, dan menyikat giginya.
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan. Di antara ajaran Islam yang menjelaskan tentang kebersihan adalah saran untuk melakukan sunat, baik untuk pria maupun wanita.
Bersambung..
(Muh Syaifudin Bachtiar)