Hadila.co.id – Di hutan, hidup Lalan, seekor landak yang kesepian. Ia tidak mempunyai teman, karena duri tajam di badannya. “Durimu sangat tajam, kami takut tertusuk,” kata Cici si Kelinci dan teman-temannya. Tinggalah Lalan sendiri. “Mengapa mereka tidak mau berteman denganku, padahal tak ada yang pernah tertusuk duriku. Andai saja semua duriku ini hilang,”gumamnya sedih.
“Sedang melamunkan apa?” sapa Kuku si Kura-kura mengejutkan Lalan.“Jika punya masalah, aku siap mendengarkan,” kata Kuku duduk di sebelah Lalan. Lalan pun bercerita.
“Kau tak usah khawatir. Aku mau menjadi sahabatmu,” kata Kuku. Girang hati Lalan, kini ia mempunyai teman. “Tempurungmu tampak berat. Apa kau tidak merasa tersiksa?” tanya Lalan.
“Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna, bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Aku juga tak perlu repot mencari tempat tinggal.
Tempurung ini rumahku, bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku,” kata Kuku bangga. Lalan merasa terhibur.
Suatu hari, Doki si Kodok berulang tahun. Semua diundang. ”Lalan, datang yuk,” ajak Kuku.
“Aku tidak mau. Nanti teman-teman yang lain pasti akan menjauhiku,” kata Lalan sedih. “Jangan khawatir, kau kan tidak sendiri. Ada aku. Di sana banyak kue lezat lho!” Lalan tergoda, mau juga berangkat bersama Kuku.
Pesta Doki sangat meriah. Setelah Doki berpidato, semua mendoakan dan memberinya ucapan selamat. Lalan hendak menyalami Doki saat semua yang diundang menghindar dari Lalan. Mereka takut tertusuk durinya. Kembali Lalan merasa sedih, dan mundur di pojok ruangan ditemani Kuku.
Tiba-tiba, pesta terhenti karena teriakan Cici. Ia datang sambil berlari ketakutan. “Awas! Serigala jahat datang! Tolong…!” teriaknya dengan napas tersengal. Semua ketakutan, berlari menyelamatkan diri. Kuku bersembunyi di tempurungnya. Sedangkan Lalan segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar teman-teman Lalan tidak melihat tubuh Lalan.
Tiba-tiba “Brukk, aduh!,” teriak serigala. Ia tertusuk duri tajam Lalan. Serigala pun lari kesakitan. Maka selamatlah Lalan dan teman-temannya.
“Hore..! Hidup Lalan!” semua mengelu-elukan Lalan. Lalan menjadi tersipu malu karenanya. “Maafkan aku Lalan, selama ini aku menjauhimu. Ternyata duri tajammu telah menyelamatkan kita semua,” sesal Cici. Akhirnya semua meminta maaf dan berterima kasih pada Lalan. Lalan tak lagi merasa kesepian. Teman-temannya tidak takut lagi akan durinya. Bahkan mereka merasa aman jika di dekat Lalan.
(Sumber: Majalah Hadila Edisi Mei 2014)