Hadila.co.id – “Awalnya Kakek Gepetto merasa senang melihat boneka kayu buatannya berubah menjadi manusia. Tapi beberapa hari kemudian, ia memohon kepada Tuhan, agar Pinokio berubah menjadi boneka kayu kembali. Mungkin karena Kakek terlalu memanjakannya, Pinokio yang tadinya manis, suka membantu, lama-kelamaan menjadi anak nakal, manja, suka berbohong dan tidak mau membantu Kakek lagi,” lanjut Mama, membuat Dedi semakin tertarik mendengarkan cerita Pinokio malam itu.
Dedi tiba-tiba teringat, akhir-akhir ini ia sering berbohong pada orangtuanya. Bahkan, beberapa jam yang lalu, ketika Mama menyuruhnya belajar, ia bilang sudah belajar, padahal belum.
“Eh, kok bengong. Dilanjutkan nggak nih ceritanya?”
Pertanyaan Mama membuyarkan lamunan Dedi.
“Eh, dilanjut dong, Ma. Seru nih,” jawab Dedi.
Dongeng: Tiko, Si Tikus Cerdik
“Setelah Kakek berulangkali menasehati, Pinokio tetap tak mau berubah. Maka Kakek berdoa. Keajaiban pun terjadi. Tiap kali Pinokio berbohong, hidungnya seketika memanjang,” lanjut Mama
“Haa, hidungnya memanjang, Ma?” sela Dedi kaget, sampai memegangi hidungnya.
Mama tersenyum geli melihat ekspresi putra bungsunya. Mama pun mengakhiri cerita sembari menyelimuti Dedi untuk bersiap tidur, “Pinokio pun menyadari kesalahannya, lalu meminta maaf pada Kakek dan berjanji tak akan nakal dan berbohong lagi.”
Malam itu, entah kenapa Dedi jadi susah tidur. Kisah tentang Pinokio, membayangi benaknya. Meski kata Mama, Pinokio hanya cerita rekaan Carlo Collodi, dari Italia, tapi Dedi merasa hatinya tak tenang, teringat kebohongannya selama ini pada Mama dan Papa.
***
Kisah Sahabat Rasul: Pengabdian Salman Al Farisi pada Orangtua
Dedi berlari sambil menangis saat teman-teman di sekolah menertawakannya. Menurut teman-teman, hidung Dedi memanjang dan besar seperti badut. Padahal, saat Dedi meraba hidungnya, ia tak menemukan hidungnya berubah panjang dan besar. Karena terus menjadi tertawaan, Dedi berlari pulang: “Maa, Dedi nggak mau jadi Pinokioo!”.
“Dedi, bangun Nak, kamu bermimpi, ya?”
Dedi terlonjak dari tidur, mengucek kedua matanya sambil memegangi hidung. Dedi tersadar bahwa ia baru saja bermimpi. Akhirnya, Dedi menceritakan semuanya, termasuk kebohongan-kebohongan yang selama ini ia lakukan pada Mama dan Papa.
“Maafin Dedi ya, Ma,” kata Dedi lirih. Mama tersenyum dan memeluk putranya.
“Mama sudah maafin kamu, Sayang,” kata Mama.
Mama bersyukur melihat kejujuran Dedi. Sebenarnya, akhir-akhir ini Mama sudah tahu kalau Dedi mulai gemar berbohong. Dan Mama sungguh tak menyangka, jika cerita Pinokio itu mampu menyadarkan Dedi.
<Oleh: Sam Edy Yuswanto, Kebumen>