Hadila.co.id — ‘Bekerjalah seolah-olah kau hidup selamanya. Beribadahlah seolah-olah kau mati esok.’
Prolog tersebut tentunya tidak asing lagi bagi seorang muslim. Terutama bagi pekerja keras yang menginginkan urusan duniawi dan akhiratnya tetap balance. Allah Swt memberikan rezeki kepada manusia sesuai dengan takarannya masing-masing. Dia tak akan ‘menduakan’, apalagi mengutus Malaikat Mikail untuk menukar rezeki kepada hamba-Nya.
Dalam sebuah perumpamaan, saat Allah menakdirkan butiran nasi dimakan oleh seorang pengemis, maka tidak akan mungkin butrian nasi itu sampai di perut konglomerat.
Meskipun untuk menjadi sebutir nasi harus melalui lika-liku proses yang panjang dari petani yang menanam, memanen hingga proses menjual yang akhirnya sampai di tangan konsumen.
Allah berfirman dalam Alquran Surah Hud ayat 6, “…dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya.”
Firman tersebut mengingatkan kita bahwasanya rezeki Allah sudah terjamin pada diri setiap makhluk. Kita hanya perlu berikhtiar untuk mendapatkan rezeki Allah. Tidak perlu menggunakan cara-cara ‘kotor’ yang nantinya justru menjauhkan kita dari keberkahan rezeki itu sendiri.
Allah Lebih Tahu Atas Apa yang Kita Butuhkan
Sejatinya manusia memang tidak pernah memiliki sifat puas. Banyak yang merasa sedih ketika Allah tidak memberikan persis seperti yang diinginkan. Bahkan menghujat Sang Kuasa karena harapannya tak kunjung dikabulkan.
Seolah-olah ia merasa telah dizalimi. Padahal, sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepada kita adalah sesuatu yang memang sudah sesuai dengan kebutuhan kita. Allah adalah Dzat yang paling tahu atas apa pun yang kita butuhkan.
Biasanya, apa yang sejatinya kita butuhkan, selalu berbeda dengan apa yang kita inginkan. Keinginan manusia akan selalu lebih dan lebih, sebab kita memang makhluk yang tak pernah puas.
Di sisi lain, belum hadirnya rezeki yang kita minta, bukan berarti Allah tidak mengabulkan. Barangkali Allah ingin bermesraan melalui doa hamba-Nya. Dengan zikir, tilawah, dan rasa penuh harap membuat Allah semakin menyayangi kita.
Atau jika Allah langsung memberikan rezeki secara instan, kita akan terlena dan enggan untuk berusaha. Karena itulah manusia harus tetap tawakal, bersabar diri, dan berhusnuzan terhadap takdir yang Dia berikan.
Seperti firman Allah dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 155, “Sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasakan) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Begitulah episode Allah membagikan rezeki untuk makhluk-Nya. Induk ayam yang hanya bermodal cakar pun tetap berusaha setiap paginya memberikan makan kepada anaknya. Karena mereka telah yakin bahwa rezeki tak akan ‘mendua’. <>