Oleh : dr. Fariz Nurwidya, SpP., PhD, FASPR (Ketua Bidang Litbang Ritek Kesehatan DPP IMANI – PROKAMI)
Hadila.co.id – Assalamu’alaikum dokter, saya tidak pernah punya riwayat batuk parah. Hanya batuk yang muncul ketika bersamaan dengan flu, 3 hari sembuh. Namun saya pernah mengalami batuk lama sekali, sebulan lebih tak sembuh juga. Bahkan tak jarang hingga susah bernapas karena tenggorokan seperti lengket karena batuk dalam durasi lama. Bagaimana solusi dan pencegahannya? Terima kasih. Rahmad. [0856433xxxx]
Wa’alaikumsalam Wr.Wb. Pak Rahmad. Terima kasih atas pertanyaannya.
Dalam bahasa medis, batuk terus-menerus yang berlangsung dalam jangka waktu lama kurang lebih dua bulan atau lebih pada orang dewasa dan satu bulan atau lebih pada usia anak-anak disebut batuk kronis. Batuk kronis bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan atau penyakit yang memiliki syaratnya.
Banyak faktor penyebab yang menimbulkan gejala batuk terus menerus. Kebiasaan merokok dan terlalu sering terpapar asap rokok adalah salah satu penyebab utama batuk kronis. Selain merokok, kurang minum juga bisa menyebabkan batuk terus-menerus dan tak kunjung sembuh, bahkan bisa memperparah batuk dan flu.
Batuk pada hakikatnya adalah mekanisme pertahanan saluran napas untuk terhindar dari masuknya zat-zat berbahaya.
Batuk terjadi karena reseptor batuk yang ada di jaringan paru dan saluran napas mendapat rangsangan. Rangsangan paling sering berupa peradangan. Peradangan dapat disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi.
Penyebab infeksi bisa bakteri (termasuk Mycobacterium tuberculosis/MTB), bakteri non-MTB, dan virus.
Adapun penyebab non-infeksi paling banyak akibat paparan asap rokok dan polusi udara, juga partikel-partikel kecil di udara. Sensasi tenggorokan lengket atau sensasi sulit mengeluarkan dahak bisa karena dahaknya memang kental atau bisa juga karena peradangan saluran napas.
Solusinya tentu saja mencari penyebab batuk lama. Bila batuk lebih dari 2 pekan disertai dahak produktif, keringat malam, dan penurunan berat badan, maka yang harus dipastikan pertama kali adalah ada tidaknya infeksi MTB.
Kami menyarankan Pak Rahmad untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru untuk evaluasi menyeluruh dan komprehensif. Terima kasih. <Majalah Hadila Edisi Februari 2019>
