SOLO, HADILA – Para ustaz yang sekaligus tutor pendamping jemaah calon haji (calhaj) peserta manasik haji Kelompok Bimbingan Haji (KBH) Mandiri, Solo, Sabtu (26/10/2019), mengikuti kegiatan upgrading tentang ilmu kemanasikan haji.
“Teruslah belajar tiada henti, dengan tekad perbaiki diri dan masyarakat. Tutor adalah fasilitator kebaikan, jadi harus terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan keilmuannya,” kata Ustaz Abdullah Rabbani, salah satu dari tiga orang pemateri dalam acara Upgrading Tutor KBH Mandiri yang diselenggarakan di Graha nino, Manahan itu.
Selain Abdullah Rabbani, pemateri lainnya adalah Ustaz KH Anwar Jugri dari Bawen, Semarang yang member materi “Revisi Proposal Hidup dalam Ibadah Haji” haji dan motivator Ustaz H Andie Kusuma Brata yang member materi “Tutor adalah Motivator dan Komunikator Andal”.
Dalam kata sambutannya Ketua Yayasan Haji Mandiri H Joko Riyanto menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan peningkatan pengetahuan para tutor yang dalam beberapa bulan kedepan akan membersamai dan mendampingi para calhaj yang kini sedang menuntut ilmu kemanasikan di KBH Mandiri. “Kegiatan ini jelas sangat positif dan penting tentu saja tujuannya agar pembelajaran kepada calhaj lebih baik lagi,” kata Joko Riyanto.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan Upgrading, H Bambang Nugroho Putro mengatakan bahwa peningkatan pengetahuan bagi para ustaz pendamping dan pemberi materi dalam manasik haji perlu secara terus menerus ditingkatkan. “Ini memang sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas para tutor agar bisa membimbing jamaah dengan lebih baik,” katanya.
Revisi Proposal Hidup
Pada kesempatan itu, ustaz KH. Anwar Jufri. Lc dalam materi “Revisi Proposal Hidup dalam Ibadah Haji” memaparkan bahwa para tutor harus mampu meyakinkan kepada para calhaj bahwa ibadah haji adalah undangan istimewa dari Allah kepada manusia yang dikehendaki. “Saat undangan istimewa datang, itulah saat paling tepat mengajukan proposal kepada Allah swt,” jelasnya.
Apa itu proposal yang disampaikan? Ustaz Anwar menyebut itu sebagai serangkaian doa dan permintaan kepada Allah serta resolusi atau harapan hidup masa mendatang agar sisa usia yang dimiliki lebih tertatat dan bermanfaat.
“Doa-doa terbaik untuk diri sendiri dan orang lain wajib dimohonkan kepada Allah swt. Berhaji adalah untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik untuk diri sendiri dan orang lain, serta memberikan kemanfaatan dan kebahagiaan untuk banyak orang,” tambahnya.
Uataz Anwar menambahkan bahwa para tokoh dan alim ulama masa lalu telah membuktikan terkabulnya doa berujud proposal-prospoal yang mereka mohonkan kepada Allah SWT. “ Pada tahun 64 Hijriah Khalifah Yazid bin Muawiyah meninggal, Abdullah bin Zubair lalu mendeklarasikan diri sebagai khalifah di Kota Makah hingga tahun 73 Hijriah, dan itu sesuai dengan yang ia mohonkan saat berhaji,” kisahnya.
Tokoh lain, Mushab bin Zubair yang kemudian diangkat sebagai gubernur yang membawahi wilayah Madinah hingga Kufah. Doa Abdul Malik bin Marwan untuk menjadi penguasa pilih tanding juga menjadi kenyataan. Ia diangkat sebagai khalifah saat Dinasti Bani Ummayyah di ambang kehancuran dan mampu menundukkan semua pemberontakan yang terjadi. (***)