Oleh Mukhamad Shokheh (Dosen Ilmu Sejarah Unnes)
Kemajuan peradaban suatu bangsa banyak tergantung pada kaum mudanya. “Pemuda masa kini adalah harapan masa depan bangsa.” Kemajuan peradaban bangsa di masa depan adalah kelanjutan dari optimisme generasi muda hari ini. Sejarah telah mengabarkan bahwa pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban senantiasa melibatkan kepeloporan pemuda di dalamnya.
Dalam Al-Qur’an pemuda sering disebut dengan fata dan fityah, yang merujuk kepada tokoh-tokoh baik. Bahkan kata fata digunakan hanya tertuju kepada nama-nama Nabi, seperti Nabi Ibrahim, Musa, Yusuf, dan satu kali kepada murid Nabi Musa. Sementara kata fityah ditujukan kepada para pemuda yang kokoh imannya kepada Allah Swt yang dikenal sebagai ashab al-kahfi (penghuni goa).
Sejarah telah membentuk citra pemuda sebagai seorang yang cerdas, berani, dan dedikatif. Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam mengawal perjuangan. Tercatat ada nama Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr ibnul Ash, Muadz bin Jabal, dan Zaid bin Tsabit. Dalam bidang militer dan pemerintahan, sejarah Islam mengenal Muhammad al-Fatih, sosok yang masih sangat muda saat ia berhasil menaklukkan Konstantinopel.
Pemuda dalam Sejarah Indonesia
Pemuda punya tempat istimewa dalam narasi sejarah dan politik Indonesia. Keterlibatan pemuda dalam rentetan perjalanan sejarah perjuangan bangsa, nampak sejak masa Kebangkitan Nasional (1900-1945). Hal itu ditandai dengan munculnya beberapa organisasi Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia dan organisasi pemuda lainnya.
Era kebangkitan nasional tahun 1920-an terlihat menguatnya “frasa pemuda” dalam perjuangannya. Hal ini tidak terlepas dari dominasi kaum terpelajar dalam mengisi dunia pergerakan pada masa itu. Gerakan pemuda pada tahun 1928 yang dimotori oleh pelajar Indonesia selanjutnya menggelar Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928. Konggres ini mencetuskan Sumpah Pemuda, sebuah momentum ini penting untuk meneguhkan Indonesia dalam konsepsinya sebagai sebuah bangsa.
Masa perjuangan pergerakan kebangsaan telah melahirkan tokoh-tokoh pemuda seperti HOS. Cokroaminoto, A. Wahab Hasbullah, Mas Mansur, Muhammad Natsir, A. Wahid Hasyim, A. Kahar Mudzakir, Sudirman, Bung Tomo, Soekarno, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, dan Syahrir, Mereka hadir sebagai kekuatan yang berjasa dalam mengantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, kiprah pemuda tidak berhenti dan berlanjut dalam pergerakan tahun 1966 yang meruntuhkan Orde Lama, serta pergerakan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menumbangkan Orde Baru serta melahirkan reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Inspirasi Masa Kini
Indonesia membutuhkan pemuda yang selalu berpikir positif, kreatif, inovatif, produktif dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pemuda-pemuda hebat itu tidak menjadi seseorang yang memiliki kapabilitas luar biasa dengan sendirinya. Mereka menjalani proses dan menghadapi tantangan dengan kesungguhan jiwa. Dengan sikap kritis dan idealismenya, para pemuda menjadi entitas penting pendorong masyarakat ke arah transformasi sosial.
Saat ini pemuda sudah tidak lagi berada di zaman kolonial. Mereka sudah memasuki era milenial. Perbedaan yang menjadi ciri khas pemuda milenial dengan pemuda era kolonial adalah perkembangan teknologi informasi dan dunia digital. Inilah salah satu letak perubahan tantangan generasi muda “zaman now” yang dapat dijadikan patokan merubah keadaan bangsa dalam berbagai sektor.
Saat ini bangsa Indonesia dihadapkan beberapa problem serius, seperti narkoba, kesenjangan sosial, korupsi, pengangguran, serta rendahnya kualitas pendidikan. Pemuda sudah saatnya berbenah, mengingat zaman dan tantangan sudah berubah. Akan tetapi, perubahan yang dilakukan tetap dalam kerangka menjaga nilai-nilai kebangsaan yang sudah terbangun sejak lama.
Sudah saatnya para pemuda Indonesia zaman now bangkit dengan semangat kemajuan dan kesadaran akan tanggung jawab yang dipikulnya. Pemuda perlu hadir untuk terus mengawal nilai-nilai luhur bangsa, melakukan kontrol sosial, menjadi agen perubahan sosial, serta menyiapkan diri menjadi pemimpin di masa kini dan masa depan. Keempat hal tersebut adalah tugas kesejarahan yang melekat pada sosok pemuda sebagai pewaris sekaligus penerus peradaban. Wallhu ‘alam bishawab. <>