Hadila – Pernikahan adalah ibadah seumur hidup. Oleh sebab itu, harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Bagaimana caranya? Dalam acara Pembinaan Akbar bertajuk “Langkahku Menemukanmu” yang digelar SOLOPEDULI & Mitra Jejaring, Ustazah Vida Robi’ah Al-Adawiyah, S.H., Konselor Rumah Keluarga Indonesia dan Founder Sekolah Pranikah Benih, membahas hal tersebut. Simak uraiannya berikut ini!
Bagaimana cara terbaik untuk menemukan jodoh?
Kita perlu memahami bahwa para orang tua yang memiliki anak perempuan, tidak semudah itu untuk memberikan anaknya kepada laki-laki yang kelak akan jadi suaminya. Oleh sebab itu, bagi laki-laki, jika ingin mendapatkan jodoh, lakukan dengan cara yang baik dan beradab.
Perempuan itu bisa diibaratkan bunga mawar. Bunga mawar itu indah, tapi ada durinya. Duri ini adalah pelindungnya—bisa kakak-kakaknya, ayah-ibunya, dan lainnya. Kalau Anda merampasnya secara paksa, Anda bisa terluka, bunga mawarnya pun bisa rusak. Artinya, Anda akan menciptakan konflik. Maka, untuk menghindari konflik, jika ingin mengambil itu, Anda harus menggunakan cara yang tepat dan beradab.
Apakah pengin menikah dan siap menikah itu berbeda?
Perbedaan antara pengin dan siap menikah itu terletak pada seberapa banyak kriterianya. Semakin banyak kriteria Anda dalam mencari pasangan, itu berarti Anda masih pengin menikah. Namun, semakin Anda bisa menyederhanakan kriterianya, insyaallah itu artinya Anda sudah siap menikah.
Jadi, semakin kita memiliki prioritas terhadap calon kita, kita punya kemungkinan yang lebih banyak untuk segera mendapatkan pasangan. Sementara jika kriteria kita semakin banyak, maka akan semakin sedikit orang yang bisa memenuhinya.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sudah siap dan bisa qana’ah dengan kriteria kita?
Caranya dengan mencari ilmu dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Laki-laki yang sudah penasaran dengan seseorang, maka ia tidak bisa mencintai orang lain. Jadi, buat para laki-laki, kalau Anda sudah penasaran dengan seorang perempuan, tuntaskan secara islami. Caranya ada dua, lamar dia atau tinggalkan dia. Pastikan statusnya. Jika memang lamaran Anda tidak diterima, tidak masalah, saatnya move on.
Jangan sampai Anda terus-terusan dilanda dengan rasa penasaran, sebab jika begitu Anda tidak akan bisa mencintai. Disodori dengan proposal perempuan untuk taaruf pun tidak akan tertarik. Maka, saya bilang, menjodohkan laki-laki itu lebih sulit, walaupun kriteria mereka sederhana.
Berbeda dengan perempuan. Perempuan itu bisa mencintai seseorang, meskipun seseorang tersebut tak cinta. Hal itu karena dalam diri perempuan ada rasa/keinginan untuk belajar mencintai.
Namun, basic-nya, cinta itu tidak boleh dipaksakan. Jadi, misalnya Anda mau dijodohkan dengan seseorang, jika memang tidak mau, ya katakan. Kalau mau, ya katakan mau. Sesimpel itu sebenarnya.
Apa yang harus disiapkan jika kita ingin menikah?
Pernikahan itu bukan Cinderella dan Peter Pan syndrome. Bagi perempuan, jangan merasa meninggalkan rumah orang tua sebagai Cinderella, karena Anda belum tentu jadi Cinderella. Demikian juga dengan laki-laki, jangan meminang seseorang untuk menjadi Peter Pan.
Peter Pan adalah kartun yang menceritakan orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak kecil, sehingga ia kekanak-kanakan, selalu ingin dilayani, diperhatikan, manja, dan sebagainya. Sementara Cinderella adalah tuan putri yang merasa jadi upik abu, ia ingin bertemu dengan ‘pangeran’ yang bisa menyelamatkan dirinya dan bahagia.
Jadi jangan jadikan pernikahan sebagai pelarian. Sekarang kan banyak yang begini, “Ngerjain skripsi kok sulit, nggak kelar-kelar, mending nikah aja.”
Maka, ketika dalam suatu fase di mana Anda tidak bisa menyelesaikan masalah, dan menjadikan pernikahan sebagai pelarian, artinya Anda justru sedang menambah masalah. Menikah itu bukan berarti solusi dari segala permasalahan. Saat menikah pun, Anda harus siap menghadapi berbagai masalah.
Bagaimana tips terbaik untuk bertaaruf?
Di situ kan kita berhak bertanya. Maka, saran saya, jangan sekadar menanyakan makanan favorit dan sejenisnya. Karena di sini kita ingin menikah, bukan pacaran. Tanyakan hal-hal yang lebih urgen, seperti bagaimana cara pengasuhan yang dilakukan orang tua, dan semacamnya. Dari sini Anda akan mendapat informasi terkait pemikiran dan sikap-sikapnya. Cinderella dan Peter Pan syndrome itu pun bisa dideteksi dari cara pengasuhan yang diberikan orang tua. <Ibnu Majah/Dimuat di Majalah Hadila edisi Agustus>
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *