Hadila– “Assalamu’alaikum. Ustazah, anak saya usia 6 tahun, dan sudah kelas 1 SD, tetapi belum lancar membaca dan menulis. Apakah hal tersebut wajar? Pada usia berapa seorang anak itu seharusnya sudah lancar membaca dan menulis? Bagaimana solusinya agar anak saya cepat lancar membaca dan menulis?” (08121757xxxx)”
Jawaban: Ustazah Budhy Lestari Psikolog
Kondisi keterlambatan ini meliputi keterlambatan dalam hal membaca menulis (disgrafia), terlambat membaca (disleksia) dan terlambat berhitung (diskalkulia). Istilah keterlambatan semacam ini yang sering kita dengar adalah disleksia.
Disleksia terkait dengan kelainan genetik yang melibatkan unsur neurologis (itu penjelasan menurut Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, dr Kristiantini Dewi, Sp.A). Jadi gangguan jenis ini tidaklah terkait dengan tinggi rendahnya IQ. Umumnya muncul di usia awal masuk SD. Pada dasarnya anak memiliki IQ rata-rata atau bahkan di atas rata-rata tetapi mengalami kendala dalam berkomunikasi, menulis, mengeja, membaca ataupun berhitung.
Beberapa ciri anak yang mengalami disleksia yaitu kesulitan membedakan sisi kiri dan kanan, dapat mulai nampak sejak usia 3 tahun, kemampuan komunikasi terbatas dan terlambat bicara, respons sakit cenderung rendah dibanding teman sebayanya, kesulitan mengenali huruf dan kesulitan pula dalam mengejanya, kesulitan dalam merangkai kata dan kalimat secara runtut, mengeja huruf selalu tertukar misal b dengan d, p dengan q, n dengan u, m dengan w (mirror writing terjadi berulang), ingatan jangka pendeknya kurang begitu baik, kesulitan memahami kalimat yang dibaca atau didengarkan anak, rentang perhatiannya relatif pendek, tulisan tangan jauh dari kata rapi untuk kategori anak seusianya, sering tertukar kata-kata misal sama dengan masa, gula dengan lagu, mama dengan mana dan sejenisnya.
Ketika ibu mengamati putra ibu memiliki sebagian besar ciri di atas, maka yang pertama ibu lakukan adalah tidak perlu panik, karena disleksia dapat ditangani dengan cara proses pengulangan materi pelajaran hingga anak menjadi benar-benar paham dan pemberian perlakuan khusus bagi anak disleksia, misal dari sisi waktu untuk menyelesaikan suatu tugas, misal anak normal diberi waktu 30 menit untuk menyelesaikan suatu tugas materi pelajaran, untuk anak disleksia diberi waktu tambahan sedikit lebih lama dibanding anak normal.
Dengan keteraturan dan ketelatenan orang tua dan guru dalam mendampingi anak, Insya Allah secara bertahap ciri-ciri tadi semakin berkurang dan anak akan mampu mengikuti kegiatan membaca menulis berhitung dengan baik. Apabila memang belum ada kemajuan, alangkah lebih tepatnya ketika kita meminta bantuan tenaga ahli untuk mengatasinya.<Dimuat di Majalah Hadila Edisi Desember 2017>