Kesulitan makan pada balita, cukup lazim. Salah satu problemnya adalah kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater). Nah anak picky eater ini memang memerlukan perhatian khusus.
Kita sering temui saat ini banyak orang tua yang memiliki anak picky eater. Tapi jangan khawatir dalam menghadapai anak picky eater. Berikut 10 tips mengatasi anak picky eater.
1.Hargai nafsu makan anak
Jika anak tidak merasa lapar, jangan dipaksa untuk makan. Momen makan dapat menjadi hal yang mencemaskan atau membuat mereka frustasi.
2.Makan tepat waktu
Hidangkan makanan (termasuk camilan, jus atau susu) pada saat yang sama setiap hari. Tawarkan air putih di antara jadwal makan.
3.Biasakan makan bersama
Anak picky eater biasanya akan tertarik jika melihat kita beramai-ramai makan bersama. Dia akan mendekat dan mencoba dengan minta sesuap.
4.Perkenalkan makanan baru dengan sabar
Balita sering kali menyentuh, membaui, memasukkan potongan kecil makanan baru pada mulut lalu memuntahkannya. Anak perlu berulang kali ditunjukkan, dirangsang minatnya pada suatu jenis makanan.
5.Bumbu dan bumbu
Anak mungkin bosan menyantap makanan itu-itu saja, atau bercita rasa hambar. Lidah anak tergolong sensitif dan mudah mengenali makanan enak. Coba berkreasi masakan, dan tambahkan bumbu untuk menambah citarasa.
6.Hidangkan dengan “fun” dan kreatif
Sajikan makanan dengan bentuk yang menarik, penuh warna dan menggugah selera. Trik sayuran ‘ngumpet’ bisa digunakan untuk yang tidak suka sayur.
7.Libatkan mereka
Libatkan anak dalam memilih bahan makanan, memasak, dan menyiapkan makanan.
8.Contoh yang baik
Jika Anda biasa menyantap beragam jenis makanan sehat, maka anak pun akan cenderung mengikuti.
9.Minimalisir distraksi/pengalihan
Matikan televisi atau gadget agar anak lebih fokus saat menyantap makanan. Saat ini banyak anak-anak yang lebih tertarik nonton dan bermain gadget dibandingkan makan. Anak picky eater harus diberitahu secara baik dan lembut jika saat makan bisa fokus.
10.Jangan “memasak dadakan”
Menyediakan menu lain yang terpisah setelah anak menolak hidangan pertama justru memicu kebiasaan pilih-pilihnya. Dorong anak tetap bertahan di meja makan bersama hidangan yang telah dipersiapkan.
