Hadila – Asalamualaikum, Ustazah. Anak saya perempuan kelas 2 SD. Dia sangat perhatian sama salah satu anak laki-laki teman sekelasnya. Sering berbagi makanan. Kalau anak laki-laki itu nangis, anak saya menenangkan dan memeluknya. Anak saya juga terang-terangan bilang kalau dia suka sama temannya itu. Bahkan, kalau anak laki-laki itu main dengan anak perempuan lain, anak saya tampak nggak suka. Hal itu membuat orang-orang dewasa di sekitar jadi sering bercanda dan menjodoh-jodohkan. Apakah hal seperti ini nanti bisa menjadi masalah Ustazah? Bagaimana cara menghadapinya? [Utami, Boyolali]
Konsultan: Ustazah Farida Nur’aini (Konsultan Keluarga)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Subhanallah, itulah efek negatif gadget, baik pada anak maupun orang dewasa di sekitarnya. Akhirnya anak akan merasa didukung dan dibenarkan sikapnya. Tentu saja ini akan berakibat tidak baik pada ananda, sehingga harus segera ditangani.
Bunda, waspadalah! Ini bibit-bibit tidak baik dari anak. Cobalah evaluasi gadget ananda selama ini. Sudahkan Bunda memberikan aturan kepada ananda kapan boleh pegang gadget, berapa lama, dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dibuka? Jika ananda diberi kelonggaran, maka ia bisa dewasa dini. Dia terbawa tontonan orang dewasa yang berbau cinta-cintaan.
Memang, kita tidak bisa lepas dari gadget. Namun ibarat pisau, gadget itu tergantung siapa yang menggunakan. Jika dipakai orang dewasa, akan menguntungkan dengan memudahkan pekerjaan. Namun, jika dipegang anak kecil, justru bisa membahayakannya. Bagaimana jika anak terluka? Kita harus segera mengobatinya.
Nah, ibarat seperti itulah ananda sekarang. Dia sudah terluka, tapi tidak menyadari karena dia hanya meniru apa yang dilihat, dan semakin berani karena didukung orang dewasa di sekitarnya. Lantas, apa yang harus kita lakukan jika sudah demikian? Segera luruskan kembali!
Pertama, beri tahu anak bahwa teman itu semua sama. Jangan membeda-bedakan. Semua harus disayang. Tidak boleh ada yang diistimewakan, yang boleh diistimewakan hanya orang tua, kakak-adik, kakek-nenek, dan saudara. Boleh seseorang mengistimewakan jika sudah menikah.
Kedua, kembalikan ananda kepada kodratnya sebagai perempuan. Ini penting. Apa yang dilakukan anak selama ini baik, sebagai teman. Namun, sekarang sudah cukup, karena dia laki-laki, bisa mengatasi masalahnya sendiri. Justru, laki-kaki harus melindungi perempuan. Kalau terbalik, nanti perempuan akan tampak seperti laki-laki. Perempuan harus lembut dan dilindungi laki-laki. Kalau laki-laki itu harus gagah, bertanggung jawab, berani, dan melindungi perempuan.
Ketiga, beri pengetahuan tentang makna sentuhan. Ada sentuhan yang boleh dan yang tidak boleh. Ada empat anggota tubuh yang dilarang disentuh orang lain, yaitu bibir, pantat, kemaluan, dan dada. Orang lain yang boleh menyentuh hanya orang tua dan dokter. Anggota badan lain, karena masih anak-anak, masih boleh menyentuh dengan seizin yang bersangkutan. Sentuhan wajar adalah sentuhan ketika bermain atau belajar. Ketika sedang berdua, maka dilarang menyentuh anggota tubuh orang lain tanpa seizinnya. Seperti menyentuh pundak, atau bahkan memeluknya. Itu akan mengganggu yang bersangkutan. Apalagi ananda perempuan, harus dikenalkan tentang sentuhan ini.
Keempat, beri pengetahuan tentang aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Boleh bergaul dengan siapa saja, tetapi ada aturannya. Apalagi terhadap lawan jenis. Boleh memberikan hadiah, dan itu sangat bagus. Namun, harus adil. Teman lain di kelas juga diberi. Jangan hanya khusus satu orang, karena bisa membuat cemburu atau iri. Bergaul juga dengan siapa saja, tidak membatasi hanya anak tertentu. Kita tidak boleh melarang teman untuk bergaul dengan teman lain.
Kelima, untuk orang dewasa di sekitar, Bunda harus tegas. Tegurlah dengan sopan bahwa ananda jangan dijodoh-jodohkan, karena tidak baik untuk perkembangan psikologisnya. Mungkin teguran ini perlu berkali-kali, karena mereka menganggap ini lelucon yang tidak serius. Jika Bunda berkali-kali meminta, insyaallah mereka akan paham bahwa Bunda serius dengan hal ini. Tentu saja perlu minta bantuan kepada guru ananda agar memahamkan siswa tentang pergaulan yang baik sesuai dengan usianya. <>
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *