Hadila.co.id – Umat Islam di penjuru dunia berduka melihat saudara di Palestina di bombardir oleh Israel. Melihat kebiadaban Israel seperti itu, lembaga yang punya otoritas bertindak hanya bungkam tanpa suara dan usaha. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diharapkan mampu menghentikan kebiadaban itu ternyata tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan komentar sekjen PBB, Ban ki Mun, terkesan memberikan restu terhadap aksi teror Israel. Amerika Serikat dan sekutunya sekali lagi memperlihatkan standar gandanya ketika melihat aksi tentara Israel yang jelas-jelas melanggar HAM.
Mandulnya PBB serta diamnya Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak membuat ciut nyali para pejuang HAMAS Palestina. Hingga sekarang para mujahidin itu terus melakukan perlawanan dan cukup menyiutkan nyali tentara Israel yang akhirnya menawarkan genjatan senjata. Genjatan senjata pun selalu tak bertahan lama dan kontak senjata pun kembali meletus.
Ingatlah Dampak dari Tindakan Buruk
Ditengah kabar Palestina, muncullah isu; ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang berhasil menyedot atensi masyarakat di seluruh dunia dengan berbagai tindakan kontroversialnya. Saat kemunculannya berbagai reaksi dan komentar dari para tokoh pun bermunculan, berikut berbagai antisipasi untuk menghambat pergerakannya. ISIS berhasil muncul di saat yang ‘tepat’, menyedot perhatian masyarakat hingga melupakan peristiwa-peristiwa yang jauh lebih penting untuk disikapi.
Banyak pihak yang mencurigai bahwa kemunculan ISIS ini ‘by desain’ dengan beberapa tujuan. Pertama, ISIS dimunculkan saat terjadi pembantai Israel terhadap warga Palestina. ISIS menjadi isu tandingan, sengaja dibesarkan dengan media barat untuk mengalihkan perhatian masyarakat sehingga masyarakat dan melupakan teror Israel di Palestina. Masyarakat juga sibuk mengomentari ISIS di Indonesia dan lupa mewaspadai gerakan komunis yang sedang mengorganisir kekuatannya untuk menguasai Negara ini.
Penguasa Khusyu’, Allah pun Merahmati
Kedua, ISIS diciptakan untuk membuat stereotype Islam menjadi muram. Islam ingin dikesankan sebagai sebuah agama teror, anti toleransi dan perbedaan serta kejam melebihi kekejaman Israel terhadap Palestina. Masyarakat disuguhkan tontonan bahwa ketika ada gerakan Islam selalu identik dengan pertumpahan darah. Sehingga masyarakat dunia harus menolak jika ada gerakan Islam yang sedang memperjuangkan eksistensinya diberbagai Negara. Diciptakanlah rasa takut (phobia) kepada masyarakat tentang Islam. Dan inilah memang strategi musuh Islam untuk melumpuhkan gerakan Islam yang mulai berkembang diberbagai belahan dunia.<>