Hadila – Asalamu’alaikum Ustazah, mohon penjelasan, haruskah saya melunasi semua utang terlebih dahulu sebelum mulai berinvestasi? ( Galih, Karanganyar)
Jawaban oleh Dr. Laily Dwi Arsyianti (Dosen IPB University)
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Pak Galih di Karanganyar, semoga Allah memudahkan segala urusan. Terkait pilihan bayar utang atau investasi, mana yang lebih utama? Berikut penjelasannya.
Jika posisi antara utang dan investasi adalah trade-off, maka prioritaskan melunasi utang terlebih dahulu. Misalnya income Rp10 juta, zakat Rp250.000, konsumsi Rp4.750.000, utang Rp5 juta, tidak ada proporsi untuk investasi, maka prioritaskan melunasi utang terlebih dahulu. Namun, jika posisi utang dan investasi tidak trade-off, maka bisa dilakukan secara bersamaan. Misal pada kasus tadi, utang hanya Rp2 juta, maka masih ada proporsi investasi Rp3 juta.
Selain itu, perlu dievaluasi status utang ini, apakah utang konsumtif atau utang produktif. Contoh utang konsumtif adalah pembelian mobile phone dengan kredit, atau makan di restoran dengan kredit (cicilan), atau kendaraan bermotor dengan kredit. Sementara contoh utang produktif adalah utang untuk keperluan usaha. Pembelian rumah, meskipun untuk ditinggali, dapat dikategorikan sebagai investasi karena untuk kepentingan generasi mendatang juga.
Evaluasi jenis utang perlu dilakukan untuk mengevaluasi gaya hidup juga. Utang produktif dibolehkan terutama untuk usaha sehingga dapat diparalelkan dengan investasi, sementara utang konsumtif perlu ditekan. Gaya hidup dapat mempengaruhi gaya keuangan kita, jadi hati-hati dengan gaya hidup, jangan sampai terjebak dalam wants instead of needs (mengedepankan keinginan daripada kebutuhan yang sebenarnya).
Utang atau investasi? Tergantung konteks tersebut. Jika ingin utang berkurang, terutama utang konsumtif, maka kendalikan konsumsi dengan mengevaluasi gaya hidup. Apakah gaya hidup yang sekarang dijalankan dapat ditutupi oleh pendapatan, dan apakah sudah sesuai syariah dan diridai secara syariah. Apakah utang benar-benar dibutuhkan karena kebutuhan mendesak? Mengingat utang adalah alternatif terakhir ketika akan bertransaksi. Jika pun untuk konsumsi tidak mendesak, pastikan ada backup cash yang sebenarnya mampu dibayarkan ketika itu, hanya tidak ready to deliver (tersedia untuk diberikan saat itu juga). Dengan demikian, kita tidak dihadapkan pada dilema bayar utang dulu (karena dirasa berat) atau investasi (karena dirasa dibutuhkan). Kecuali utang produktif yang sedianya adalah investasi, karena insya Allah, dengan izin Allah, akan menghasilkan sesuatu di masa mendatang dengan ikhtiar yang optimal.
Allah menyukai keindahan. Namun ingatlah kapasitas kita. Suatu ketika Rasulullah Saw bersabda: “…Tidak masuk surga mereka yang terdapat di dalam hatinya sebiji zarrah kesombongan”, kemudian seseorang berkata kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasul Allah, sesungguhnya seseorang menyenangi jika pakaian dan sandal yang bagus!’, kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Itu bukan bagian dari kesembongan, sesungguhnya Allah Swt Mahaindah dan menyukai keindahan.” (H.R. Ahmad)
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-A’raf:31)
Semoga bermanfaat dan dimudahkan segala urusan. Wallahua’lam bishshowab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. <Pernah dimuat di edisi cetak Majlaah Hadila>
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *