Oleh: Sholihin Abu Izzudin (Motivator, Penulis)
Kita bukan siapa-siapa. Kita yang lemah sandarkan pada Allah Yang Mahakuat. Kita yang banyak kekurangan sandarkan pada Allah Yang Mahasempurna.
Dulu tahun 2003-2004, saat verifikasi lembaga dakwah ada pengalaman heroik dan mendebarkan. Yakni ikut berjuang dalam sebuah penugasan untuk mengokohkan eksistensi dakwah pada tahun 2004.
Sebagai sekretaris umum, saya bertanggung jawab untuk mengirimkan data fisik fotokopi KTP dari Kabupaten Sragen ke Jakarta. Hari itu harus dikirimkan maksimal pukul 16.00 lewat jasa Paket Titipan Kilat di Solo yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi.
Dengan semangat membara mengejar deadline jasa titipan paket Solo-Jakarta, tak terasa kunci seperti motor Astrea Grand jatuh di jalanan. Yang lebih bikin deg-degan adalah SIM dan STNK tertinggal di rumah juga. Bayangkan, bawa motor sendirian tapi tanpa SIM, STNK, dan tanpa kunci lagi. Kalau ada yang asal tuduh, pasti bisa-bisa dianggap pencuri. Seperti yang sering kali terjadi. Astagfirullah, astagfirullah, na’udzubillah. Dan hal ini baru saya ketahui ketika sampai di tujuan dan hendak pulang ke Sragen.
Gimana caranya pulang tanpa kunci? Ya mampir ke toko besi dan bahan bangunan untuk membandrek motor sendiri agar bisa pulang.
Alhamdulillah motor bisa dikendarai. Sembari berdoa agar bensin jangan sampai habis sebelum sampai ke rumah sekaligus kantor sementara, sebelum pindah ke kantor berikutnya.
Mengapa berdoa? Karena kalau bensin habis, nggak bisa buka jok untuk isi bensin, lalu nuntun motor dan bila tidak bisa menunjukkan SIM dan STNK bukankah bisa berakibat fatal? Alhamdulillah Allah menjaga perjalanan ini. Allah mudahkan urusan.
Alhamdulillah Qodarullah bensin habis ketika sampai rumah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Yadullah ma’al jama’ah. Pertolongan Allah semata.
Paginya saya bawa motor ke bengkel sebelah rumah dan baru tahu kalau bensin habis ya di situ untuk mengganti kunci jok agar bisa isi bensin.
Saudaraku, semangat boleh dan harus tetapi ketelitian itu lebih harus diutamakan. Belajarlah dari pengalaman untuk mempersiapkan sesuatu dengan baik. Jangan tergesa-gesa.
Bersandarlah hanya kepada Allah. Senantiasalah bersama Allah dalam setiap keadaan karena kalau kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita dan mengokohkan pijakan dakwah kita di jalan-Nya.<>