Hadila.co.id — Zaman telah berubah. Saat ini imam masjid sudah menjadi semacam profesi, khususnya di masjid-masjid besar. Tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di berbagai penjuru dunia. Banyak orang Indonesia yang dikirimkan ke luar negeri guna menjadi imam di masjid-masjid yang ada di sana. Para imam masjid tersebut digaji layaknya pekerja kantoran.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin mengatakan, imam-imam masjid yang telah dikirimkan ke luar negeri tidak hanya bisa menghafal Alquran, tetapi juga mampu memberikan ceramah. Dalam ceramahnya tersebut, para Imam Indonesia diharapkan bisa menularkan ajaran Islam Indonesia yang rahmatal lil alamin.
Menurutnya, harapan tersebut juga telah disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Keinginan Pak Menteri supaya imam-imam masjid yang dikirim ke sana (luar negeri) juga bisa ceramah, mengisi pengajian-pengajian, menjelaskan tentang Islam di Indonesia—paling tidak bagaimana Islam rahmatal lil alamin, dakwah dengan bijak dengan damai,” ujarnya seperti dikutip republika.co.id, Senin (16/10).
Seperti diketahui, saat ini ada 14 hafiz Indonesia yang telah dikirimkan Kementerian Agama untuk menjadi imam di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, sebelumnya beberapa hafiz juga telah dikirimkan ke beberapa negara lain untuk menjadi imam masjid. Muhammadiyah Amin mengungkapkan gaji imam masjid Indonesia yang ditempatkan di luar negeri tersebut mencapai Rp 25 juta-30 juta per bulan. Tidak hanya itudi sana para imam Indonesia juga mendapatkan fasilitas tambahan dengan kontrak selama dua tahun.
“Paling tidak kontraknya dua tahun dengan honor Rp 25 juta -30 juta per bulan. Jadi sudah ditanggung makannya, tempat tinggal mereka, dan menerima honor itu,” ujar Amin.
Dia menuturkan, 14 imam dari Indonesia tersebut dikirim ke Abu Dhabi atas permintaan kedutaan besar Indonesia yang ada di sana. Menurut dia, Imam Indonesia dipilih pemerintah Abu Dhabi lantaran hafiz Indonesia kerap memenangi lomba Mudabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Internasional. “Ya syukurlah artinya kita selama ini diperhatikan oleh negara-negara yang melaksanakan MTQ Internasional,” kata Amin.
Amin menambahkan, sebagaimana yang telah disampaikan Duta Besar Indonesia yang berada di Abu Dhabi, bahwa ke depan imam-imam Indonesia akan diminta lebih banyak lagi. “Ketika kita mengirim imam-imam itu ke Abu Dhabi, langsung Pak Duta Besar memberikan apresiasi bahkan diterima oleh menteri di sana,” ucap Amin. [Dari berbagai sumber]