Hadila.co.id — Kata “bujang” yang sebenarnya netral dan biasa, dalam kondisi tertentu terasa menarik namun dalam kondisi lain terasa sensitif untuk diperbincangkan.
Bujang, tentu merindukan pasangan. Sebagaimana kerinduan Nabi Adam saat sepi sendiri di surga dengan berbagai fasilitas yang memanjakan.
Seorang bujang, mungkin sedang berada dalam sebuah kondisi tertentu. Kondisi ingin segera menikah, namun tak kunjung ada yang melamar, biasanya terjadi pada wanita.
Kondisi ingin segera menikah, namun kemampuan finansial membuat nyali meredup, biasanya terjadi pada laki-laki. Dan kondisi-kondisi lain yang menjadikan status bujang masih melekat, entah hingga kapan.
Doa Bujang
Bagi yang ingin mengakhiri status bujang, tentu berusaha dengan berbagai cara. Namun kadang ada yang terlupa, bahwa seorang Muslim memiliki senjata pamungkas, yaitu doa. Allah Swt berfirman, “Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian.” [Q. S. Ghafir (40): 60]
Doa adalah senjata pamungkas yang menyelamatkan Nuh as dari banjir terbesar sepanjang masa, menyelamatkan Musa as ketika melawan Firaun, menyelamatkan Sholeh as dari kezaliman kaum Tsamud, menyelamatkan Huud as dari kaum Aad, dan menyelamatkan Nabi Yunus dari kemustahilan hidup di perut hiu.
Doa yang Belum Terkabul
Jika doa bagian dari ikhtiar, kita mesti memahami bahwa ikhtiar bisa jadi langsung berhasil, ditunda, atau diganti dengan yang lain.
Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdo’a dengan sesuatu yang bukan untuk suatu dosa atau memutuskan silaturahmi melainkan pasti Allah akan memberikan salah satu dari tiga hal; disegerakan baginya pengabulannya, disimpan baginya di akhirat, atau dihindarkan darinya keburukan yang semisal dengannya.” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 547, dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri )
Ada sebuah hadis dari Imam Bukhari, bahwa ada orang bertanya kepada Allah mengapa doanya tidak dikabulkan? Dijawab, bahwa Allah memerintahkan kepada Malaikat Rahmat tentang doa orang tersebut berada dalam 2 kemungkinan, yaitu: (1) “Berilah dengan cepat orang itu, karena Aku tidak senang kepada orang itu!”
Allah bagaikan sedang memberi kepada pengemis dengan rasa jengkel, tidak ingin diganggu maka lekas di beri uang, biar tidak merengek lagi. (2) Ada yang di beri lama, karena Allah senang kepada orang tersebut bila berdoa. “Aku senang melihat dia bermunajat, khusyu, senang melihat air matanya meleleh, ingin melihat dia menitikan air mata.”
Jika doa belum juga terkabul, belum tentu sebuah petaka. Teruslah berdoa sambil terus memperbaiki diri. Sungguh Allah Maha Mengetahui. Wallahu a’lam.