Oleh: Miftahul Jinan, Direktur Griya Parenting Surabaya
Awal Desember 2017 saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke kota Tegal, kota yang identik dengan Teh Pocinya. Saya diundang oleh sebuah yayasan pendidikan yang memiliki unit sekolah mulai taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama.
Dalam acara jamuan makan malam saya dipertemukan dengan ketua yayasan yang sangat kharismatik dan rendah hati. Beliau mempunyai yayasan yang sangat profesional pengelolaannya dan dianugerahi putra-putri yang baik-baik.
Disela-sela bincang-bincang kami tentang perkembangan unit boarding di yayasan, beliau sempat menyampaikan keinginan untuk menulis beberapa buku tentang pendidikan seperti yang telah saya lakukan. Dengan rasa hormat saya berbicara bahwa sebenarnya beliau telah mempunyai buku-buku yang telah dia tulis dengan kualitas yang jauh lebih baik. Buku-buku tersebut adalah “buku kehidupan” yang terdapat pada yayasan pendidikan yang terkelola dengan sangat profesional dan putra-putri yang tumbuh menjadi anak-anak saleh dan salehah.
Buku-buku kehidupan tersebut ditulis dengan tingkat kerumitan yang sangat tinggi, dengan pengorbanan jiwa dan raga. Proses penulisannya bukan dihitung dalam rentang harian atau bulanan, tetapi tahunan dengan mengambil waktu sepanjang hari dan sepanjang waktu.
Sebagai orang tua sebenarnya kita telah dan sedang menulis “buku-buku kehidupan” yaitu pendidikan yang telah kita bangun dan kita tanam pada anak-anak kita. Ini adalah sebuah perjalanan panjang dan kita akan terus menulis buku-buku tersebut pada masa kini dan masa mendatang. Pastikan buku-buku kehidupan yang akan kita tulis selalu buku-buku positif pada anak-anak kita, sambil kita melakukan koreksi terhadap beberapa kesalahan yang telah kita tulis pada masa lampau. Hasil akhir dari tulisan buku kehidupan pada anak kita adalah sebuah generasi yang memiliki keteguhan iman, kebaikan perilaku dan keluasan ilmu pengetauan. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Februari 2018>