SOLO, HADILA – Ketua Pembina Yayasan Solopeduli Ummat, Danie H Soe’oed menegaskan, tradisi halal bi halal akan terus diadakan untuk ajang silaturahmi, sebagai salah satu upaya mendekatkan karyawan agar organisasi berjalan baik dan langgeng.
“Alhamdulillah SOLOPEDULI ini telah berjalan selama 22 tahun, dan saya harapkan terus membaik. Sebab, sudah banyak contoh lembaga atau organisasi yang sudah sukses tidak bertahan lama, hancur di tengah jalan,” kata Danie H Soe’oed saat memberi sambutan pada acara Halal Bi Halal keluarga besar Yayasan Solopeduli di Rumah Makan Taman Sari, Jl Adisucipto, Colomadu, Karangnyar, Senin (7/6/2021).
Selain Danie H Soe’oed, hadir pula anggota Pembina Yayasan Solopeduli, Mulyanto Utomo, dan Supomo, Dewan Pengawas Prof Dr Adi Sulistiyono, dan Zaenal A Zaein, Dewan Pengawas Syariah Ust. Rial Fuadi, S.Ag, M.Ag dan Dr. H. Moh Abdul Kholiq Hasan, Lc, MA, M.Ed. serta sekitar 200-an karyawan SOLOPEDULI Grup.
Lebih lanjut Danie mengingatkan, pentingnya saling bertegur sapa, saling mengingatkan untuk kebaikan pada saat bekerja adalah salah satu keberhasilan dalam berorganisasi. “Banyak faktor yang menyebabkan organisasi bubar di antaranya berebut harta, asset, antarkaryawan saling tidak mempercayai danbanyak lagi,” kata Danie.
Oleh karena itu, lanjut Danie, ajang halal bi halal seperti ini penting sebagai upaya untuk mendekatkan para karyawan. “Anda yang masih muda-muda ini mempunyai tanggung jawab untuk terus menjalankan roda oraganisasi SOLOPEDULI yang sangat sangat mulia dan baik ini. Kami-kami ini sudah tua, sudah berkepala enam pasti tidak akan bisa terus mendampingi Anda semua,” kata Danie.
Pekerjaan yang ada di SOLOPEDULI, lanjut Danie, untuk terus membantu mengurangi kemiskinan masih sangat banyak. “Kemsikinan itu mendekatkan kepada kekufuran dan kekafiran. Tugas Anda semua untuk membantu mereka. Tugas Anda untuk memberdayakan dan memandirikan mereka.”
Sementara itu Dr. Hanifullah Syukri, M.Hum. yang mengisi tausiah dalam kegiatan itu mengatakan bahwa sejatinya istilah halal bi halal tidak ada di dalam Alquran. Akan tetapi, lanjut dia, makna kebaikan yang ada dalam tradisi ini sangat bertebaran di dalam Alquran.
Salah satunya, kata Ustadz Hanif, adalah di dalam Surat Ali Imron Ayat 112 yang berbunyi: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
“Ada dua hal yang bisa dimaknai dari surat itu, yaitu, orang yang berpegang kepada agama Allah dan berpegang kepada hubungan baik dengan sasama manusialah yang tidak akan dihinakan, direndahkan,” kata Ustadz Hanif.
Karena itu, lanjut salah satu dosen di Universitas Sebelas Maret Solo ini, halal bi halal hanya bisa terjadi jika seseorang itu memiliki hubungan baik dengan Allah swt yaitu dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangan, serta orang itu memiliki hubungan yang baik pula dengan sesame manusia dengan tidak membenci, tidak iri, tidak ngrasani dan sebagainya. (mul)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *