Kerja Berbuah Surga, Bagaimana Caranya?

Kerja Berbuah Surga, Bagaimana Caranya?
Sumber foto: pixabay

Hadila – Sebagian besar kita bekerja 8–10 jam sehari. Berarti hampir 1/3 waktu kita habis di waktu kerja. Alangkah ruginya kita, jika demikian besar waktu kita pakai bekerja itu tidak menghasilkan tabungan amal menuju surga.

Bandingkan dengan waktu yang kita pakai untuk salat dalam sehari atau ibadah mahdhoh lainnya. Jika kita salat plus zikir rata-rata 15–20 menit setiap waktu salat, berarti hanya 100 menit kita luangkan waktu untuk salat. Apakah Anda yakin bahwa kita ibadah itu cukup untuk bekal menuju surga?

Lantas, bagaimana agar kerja kita bernilai ibadah? Semua berawal dari niat. Niat adalah fondasi paling mendasar dari semua aktivitas kita. Akan jadi ibadah atau tidaknya kerja kita, semua tergantung dari niat kita.

Niat, tujuan, atau visi hidup adalah dasar paling penting dalam memilih profesi. Profesi apa yang paling tepat, yang akan mendukung tujuan utama hidup kita. Tentu tujuan hidup orang beragama tidak hanya tujuan di dunia, tetapi juga tujuan hakiki kita, akhirat.

Selanjutnya, yang menjadikan pekerjaan kita sebagai wasilah atau sarana mengumpulkan amal menuju surga adalah jika kita mencintai profesi tersebut, sehingga menghasilkan motivasi dan terus bersemangat.

Semangat yang terus terjaga akan menjadikan kita enjoy dalam menekuni profesi sekaligus memungkinkan kita menjadi ahli (expert) dalam bidang tersebut. Seorang ahli selalu memiliki nilai terpuji, bahkan kadang tidak terukur dengan materi. Expert selalu dicari, jadi rujukan, dan dimintai pendapat jika ada permasalahan. Orang expert selalu sarat prestasi, jadi referensi, mendapat penghargaan tinggi.

Faktor berikutnya adalah tekad untuk memberikan hasil terbaik melalui profesi kita. Selalu bertekad menciptakan prestasi, karya hebat. Sebagaimana sabda Rasulullah agar semua muslim bekerja dengan itqan, profesional.

Bekerja dengan profesional ditunjukkan dengan performance kita dalam bekerja. Di sini dibutuhkan integrity dan ability. Integritas adalah karakter unggul yang membalut profesionalisme. Kejujuran, ketaatan pada aturan, kemauan untuk mengembangkan diri dan mencipta prestasi. Ability adalah kemauan dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan, meliputi skill, knowledge dan attitude terbaik sebagai bekal untuk bekerja.

Orang yang ingin menjadikan pekerjaannya sebagai bagian dari ibadah, sarana menuju surga, harus menunjukkan prestasi terbaik dalam bekerja. <Dimuat di Majalah Hadila edisi Juni 2023>

 

Penulis: Ustad Jumadi Subur (motivator)

Berita Lainnya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos