Konsultasi – Assalamualaikum, Ustazah. Anak saya kelas IV SD. Dia memiliki sifat kurang baik, yaitu suka mem-bully temannya. Kadang dia memanggil temannya dengan sebutan yang tidak baik. Saya sudah sering mengingatkan, tetapi nasihat saya hanya didengar sebentar. Setelah itu, dia masih terus melakukan tindakan tersebut. Bagaimana solusi untuk menanganinya? (08583867xxxx)
Konsultan: Budhy Lestari Psikolog dari Biro Konsultasi Obsesi
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Ibu yang berbahagia, ketika anak memasuki rentang masa pra-puber, terkadang muncul beragam perilaku yang di luar kendali kita dan sifatnya tidak terduga. Karakter anak terbentuk karena 2 hal, yaitu faktor internal dalam diri anak yang dipengaruhi genetis orangtua dan faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan, ini biasanya sangat besar pengaruhnya.
Terkait perilaku bullying, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ‘lemah’. Biasanya pelaku bullying memersepsikan diri sebagai sosok yang memiliki power (kekuatan) tertentu, dan korban sebagai pihak yang lemah.
Di sekolah, umumnya kita jumpai perilaku bullying memiliki beberapa karakteristik (Rigby dalam Astuti, 2008), yaitu perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korban, dilakukan berulang dan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tertekan.
Untuk menghindari perilaku bullying, perlu ada kerja sama antara guru dan orangtua. Pertama, melalui peer group (kawan sepermainan anak) membuat pola untuk melindungi dan menjaga murid yang lebih kecil. Kedua, mendampingi anak untuk memunculkan kepekaan sosial, berupa empati dengan yang lemah, mengerti teman yang sakit dan kesulitan. Ketiga, mendengarkan keluh kesah anak, membantu menyelesaikan masalahnya. Keempat, mengajarkan anak bertanggung jawab atas perbuatannya. Kelima, menggali data penyebab anak melakukan bullying dan mengomunikasikan pada orangtua jika memang terkait pola asuh di rumah.
Mengenai putra Ibu yang sudah beberapa kali melakukan bullying terhadap teman melalui ucapan, saya kira dapat dibenahi secara bertahap. Selalu ajak anak berdialog mengenai hukum sebab-akibat, apabila anak mengejek temannya maka temannya tidak suka, lalu dia akan dijauhi. Itu justru merugikan anak.
Selanjutnya kita ajak anak berdialog mengapa dia melakukan hal itu, karena bisa jadi itu sekadar usil tanpa maksud mengejek. Jika demikian, maka persepsi anak perlu diluruskan.
Langkah berikutnya adalah mengalihkan perilaku bullying anak pada hal lain. Misal saat anak memanggil temannya dengan sebutan jelek, segera kita alihkan dengan mengingatkan agar menyebut dengan nama kesukaannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang, insyaallah anak akan terpola untuk lebih santun dan terbebas dari perilaku bullying. <Dimuat di Majalah Hadila Edisi Juli 2017>