Hadila.co.id – Banyak bukti yang tertulis baik di dalam Alquran maupun hadist, yang membuktikan kenabian dan mukjizat Rasul Muhammmad Saw. Selain itu banyak cerita yang mahsyur dan terjaga hingga sekarang mengenai mukjizat dan kenabian Nabi Muhammad.
Diantara sekian banyak kisah dan mukjizat Rasul, ada satu kisah yang bisa menginspirasi kita dan membuat kita semakin yakin bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt. Kisah itu adalah mukjizat Rasul di perang Ahzab atau perang Khandaq.
Berinvestasi untuk Masa Depan Seperti Menangkap Kupu-kupu
Pekan menjelang Perang Ahzab di Madinah, jatah makan untuk setiap penggali khandaq (parit) pertahanan kian menipis. Hanya sebutir kurma, seteguk air, dan sedikit sekali roti. Ini karena diperkirakan pengepungan pasukan Quraisy dan sekutunya akan berlangsung lama.
Rasulullah pun turut bekerja mengangkat beliung untuk menghantam batu di jalur penggalian parit sambil mengobarkan semangat para sahabat dengan takbir. Dia bersama dalam suka dan duka. Turut bekerja, tak ingin diistimewakan. Di benak para sahabat ada rasa sedih. Dua batu terselip di sela sabuk celana Rasulullah sebagai pengganjal perut, penahan lapar. Di saat inilah Allah menunjukkan kuasanya dan memberikan mukjizat pada Rasul.
Kisah Ibrahim bin Adham, Penebak Harga Surga
Jabir ibn ‘Abdillah pulang dengan air mata dan dada sesak. “Wahai istriku”, panggilnya, “Apakah yang masih engkau miliki? Demi Allah, aku tak tega melihat rasa lapar yang menyiksa Rasulullah. Andai selain beliau, pasti sudah tak sanggup menahannya!”
“Hanya ada seekor anak kambing dan segenggam tepung kasar”, jawab sang istri.
“Keluarkanlah semua. Aku akan menyembelih anak kambing itu. Kau adonilah tepungnya menjadi roti.”
Kisah Sahabat Rasul: Suhail bin Amr dan Lisannya yang Dicintai Kaum Muslimin
Ketika masakan siap, Jabir mendatangi Rasulullah dengan mengendap-endap. “Ya Rasulullah”, bisiknya kemudian, “Ada sekadar roti dan sedikit daging di rumah kami. Berkenanlah untuk sejenak datang dan menyantapnya.” Beliau tersenyum dan mengangguk. Lalu memerintahkan seseorang untuk mengumumkan kepada semua penggali parit untuk makan bersama di rumah Jabir.
“Aduh, aku meminta beliau saja untuk bersantap tapi beliau mengajak seluruh Muhajirin dan Anshar,” batin Jabir gugup karena makanannya tak akan cukup. Tapi Rasulullah tersenyum, menepuk bahu lalu menggandengnya.
Sesampainya di rumah Jabir, Rasulullah berdoa dan memohon berkah atas hidangan yang disiapkan Jabir. “Jangan kalian buka penutup wadahnya. Masuklah berombongan dan jangan berdesakan,” perintah Rasulullah.
Kisah Sahabat Rasul: Pengabdian Salman Al Farisi pada Orangtua
Kelompok demi kelompok masuk untuk makan. Rasulullah mengambilkan roti dan menuangkan masakan daging ke atasnya. Melayani semua sahabat, satu demi satu, hingga yang terakhir. Padahal penggali parit dalam Perang Ahzab, kira-kira 3000 jumlahnya.
Semuanya makan, semua merasa kenyang, dan puas. Tiba giliran Jabir dan istrinya, dan Rasulullah masih melayani mereka. Baru sesudahnya beliau makan dengan penuh kesyukuran. Beliau mengucap terimakasih pada keduanya dan mendoakan kebaikan, lalu beranjak. Jabir pun kagum pada mukjizat Rasul
“Demi Allah”, ujar Jabir, “Ketika kuperiksa wadah makanan kami, roti maupun dagingnya masih utuh seperti semula. Sungguh mu’jizat ini mengagumkan.<dbs>