SOLO, HADILA – Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta (MTSS) saat ini telah mencapai 25%. Progres pembangunan ini melampau 7,9% dari yang ditargetkan. Karena jadwal yang ditetapkan pada bulan Januari 2019 ini sebenarnya hanya 17,67%.
“Kemajuan yang luar biasa ini tentu kami apresiasi, istimewanya kepada pelaksana pembangunan PT Wika yang bekerja begitu bersemangat,” kata Koordinator Panitia Pelaksana Pembangunan Ir Endah Sitaresmi Suryandari dalam rapat rutin pembangunan MTSS di kompleks Taman Sriwedari, Kamis (24/1/2019)
Sitaresmi yang juga merupakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemkot Surakarta itu mengungkapkan bahwa secara umum dalam pelaksanaan pembangunan secara fisik MTSS tidak ditemui kendala berarti.
“Dalam rapat dua pekan lalu, Pimpinan Proyek dari PT Wika Pak Agung Budiarso melaporkan pencapaian pembangunan sudah mencapai 24,8%, sehingga per hari ini pembangunan kami perkirakan sudah mencapai 25%,” tambah Sitaresmi.
Terkait dengan kemajuan pembangunan masjid tersebut, dalam rapat yang diikuti pihak pelaksana proyek dan sejumlah panitia Kamis kemarin, mulai membahas tentang proses sistem drainase dan pengadaan air yang diharapkan tidak akan terlalu lama bisa segera direalisasikan.
“Kami berharap, semangat panitia pelaksana dan pelaksana pembangunan masjid ini juga akan menular kepada masyarakat Surakarta untuk ikut serta nyengkuyung pembangunan masjid ini agar bisa segera terealisasi,” tambah Sitaresmi.
Sejumlah pihak bahkan telah ikut serta mendonasikan dana untuk ikut serta mewujudkan Masjid Taman Sriwedari ini. Bagi masyarakat luas yang juga ingin ikut serta menyalurkan dananya untuk pembangunan mesjid ini, dipersilakan mentransfer melalui rekening Bank Mandiri 138 00 5000066 5 atas nama Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta.
Seperti pernah diberitakan, pembangunan MTSS ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo Februari tahun lalu. Peletakan batu pertama juga diikuti oleh perwakilan organisasi Islam di Solo, seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). (***)