Oleh : Cahyadi Takariawan (Konsultan Keluarga Nasional)
Interaksi antara suami dan istri dalam sebuah rumah tangga sungguhlah unik. Tidak sama dengan interaksi antara atasan dan bawahan, tidak seperti interaksi antara komandan dengan prajurit, tidak seperti interaksi antara majikan dengan buruh, tidak juga seperti teman biasa. Mereka disatukan dalam suatu hubungan yang sangat kuat dan sakral, sehingga telah menjadi satu kesatuan hati, pikiran, perasaan, kejiwaan, selera, cita-cita, harapan, dan keinginan.
Namun justru karena suami dan istri berada dalam suatu situasi interaksi yang sangat unik itulah, sering “kurang peduli” terhadap pasangannya. Karena menganggap pasangannya sudah seperti dirinya sendiri, sudah menjadi satu bagian dari dirinya, maka suami atau istri kadang lebih mampu dan lebih mudah bersikap baik kepada orang lain daripada kepada pasangannya. Dalam memberikan penilaian, juga terjadi situasi yang mirip demikian. Lebih mudah melihat kebaikan yang dilakukan orang lain daripada yang dilakukan pasangan.
Adil dalam Menilai Pasangan
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada orang yang tidak memiliki kelebihan, sebagaimana tidak ada orang yang tidak memiliki kelemahan. Pada kehidupan berumah tangga, suami dan istri masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, memiliki sisi-sisi positif dan negatif, memiliki kontribusi kebaikan dan keburukan. Kadarnya memang berbeda-beda, akan tetapi tidak bisa memandang dengan penuh kemutlakan, bahwa hanya ada satu sisi saja dalam diri pasangan kita, atau dalam diri kita sendiri.
Jika suami melihat kekurangan istri, hendaknya juga melihat bahwa telah banyak kelebihan yang dimiliki istri selama ini. Ada cinta, pengorbanan, kesetiaan, pelayanan, yang diberikan istri selama ini yang tidak bisa dinilai dengan harta atau materi. Keseluruhannya tidak bisa dihilangkan hanya karena istri melakukan sebuah kesalahan atau menampakkan kelemahan yang membuat suami tidak berkenan.
Demikian pula apabila istri melihat ada kekurangan pada suami, hendaknya bisa melihat sisi-sisi kebaikan suami yang telah ditampakkan selama ini. Ada tanggung jawab, perlindungan, kasih sayang, perhatian dan pemberian yang tak bisa terhapuskan begitu saja oleh karena suami melakukan suatu kesalahan atau memiliki kelemahan. Sangat diperlukan timbangan keadilan dalam memberikan penilaian kepada pasangan, justru karena tidak ada seorang manusia pun yang sempurna.
Membuat Daftar Kebaikan Pasangan
Mari saya ajak Anda memahami bagaimana cara membuat daftar kebaikan pasangan. Pertama kali, ingatlah segala sesuatu yang menurut Anda adalah sifat positif, kebaikan, keutamaan, dan kelebihan pasangan. Selama ini Anda telah berinteraksi dengan pasangan, pasti Anda mengenal dengan baik kebaikan pasangan Anda. Setelah itu, catatlah baik-baik segala kebaikan pasangan Anda.
Contoh kebaikan suami: memberikan nafkah lahir dan batin, memberi hadiah, senang membantu pekerjaan istri, romantis, sangat sayang, dan memanjakan istri, mengerti perasaan istri, suka bercanda, tidak suka berkata kasar, rela berkorban untuk keluarga, suka memuji, suka bekerja keras, menepati janji, ramah terhadap tetangga, taat beribadah, hemat dalam membelanjakan harta, suka olah raga, sederhana dalam hidup, suka mengajak tamasya keluarga, senang menjaga kebersihan, rapi, sabar, tidak suka marah, cepat memaafkan, disiplin dalam segala urusan, murah senyum, pandai merayu istri, suka bersilaturahmi, tidak suka mengeluh, tidak pendendam, aktif dalam kegiatan masyarakat, pandai menjaga rahasia keluarga, teman diskusi yang baik, berbakti kepada orang tua, tampan, atletis, pandai memotivasi, jujur, berwibawa, sehat, memiliki banyak teman baik, tidak suka bermaksiat.
Coba hitung, ada berapa poin kekuatan dan kebaikan suami Anda dari kolom di atas. Banyak bukan? Sekarang, bagi para suami cobalah lakukan hal yang sama untuk istri Anda.
Kebaikan istri: bersedia melahirkan anak, bersedia menyusui anak-anak, tekun mendidik anak, sayang kepada anak-anak, taat kepada suami, rajin bekerja, rapi dalam penampilan, menjaga kebersihan, murah senyum, romantis, hemat dalam membelanjakan harta, pandai memasak, lembut dalam perkataan, cekatan dalam pekerjaan, aktif dalam kegiatan masyarakat, pandai menyenangkan suami, taat beribadah, tidak pemarah, mudah memaafkan, cantik, bertubuh seksi, teman diskusi yang baik, sehat, tidak mudah mengeluh, komunikatif, terbuka, setia, tidak emosional, anggun, berbakti kepada orang tua.
Tentu saja Anda bisa menambah deretan daftar di atas, sampai seribu atau bahkan sepuluh ribu kebaikan yang Anda rinci dari pasangan.
Fokuslah Melihat Sisi Kebaikan Pasangan
Apa fungsi dari daftar kebaikan pasangan yang telah Anda buat? Pada saat Anda tengah mengalami konflik dengan pasangan, atau Anda melihat pasangan melakukan kesalahan, atau Anda menemukan kelemahan pasangan, ingatlah Anda memiliki begitu panjang daftar kebaikan yang merupakan kekuatan pasangan. Jika Anda berhasil mengumpulkan 15 kebaikan pasangan, apakah layak dihilangkan hanya oleh karena satu kesalahan atau kelemahan?
Cara seperti ini akan membuat Anda bisa berlaku adil dalam memberikan penilaian kepada pasangan. Ungkapan “karena nila setitik rusak susu sebelanga” adalah contoh ketidakadilan dalam memberikan penilaian. Satu kesalahan yang dilakukan pasangan hendaknya dibandingkan dengan sekian banyak kekuatan yang dimiliki, agar tidak menyebabkan hilangnya kebaikan yang telah dilakukan pasangan selama ini. <>