“Ya Allah, perbanyaklah hartanya (Anas), perbanyaklah anaknya, dan berikan berkah untuknya dalam setiap yang Engkau karuniakan kepadanya.”
Matan hadis ini berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Sahihnya, Kitab ad-Da’awaat, Bab Qaulihi Ta’ala Washalli ‘Alaihim: 6334; Bab Da’wat an-Nabiyy Likhadimihi … 6344; Bab ad-Du’a Bikasrat al-Mal Ma’a al-Barakah: 6378; dan Bab ad-Du’a Bikasrat al-Walad Ma’a al-Barakah: 6380. Muslim juga meriwayatkan dengan redaksi yang sama dalam Sahihnya, Kitab Fadha’il as-Shahabah, Bab Min Fadha’il Anas ibn Malik: 2480.
Matan ini merupakan doa Rasulullah Saw untuk pelayan beliau, Anas bin Malik Ra. Asal muasalnya ialah harapan ibunda Anas Ra, Ummu Sulaim Ra agar Rasulullah Saw berkenan berdoa untuk anaknya. “Anas, pelayanmu ya Rasulullah, doakanlah untuk kebaikannya,” pintanya. Doa ini dimaksudkan agar Anas Ra dikaruniai banyak harta, anak dan agar semua yang dikaruniakan kepadanya menjadi berkah.
Manusia tidak cukup hanya sekadar berusaha, dia juga harus berdoa. Manusia makhluk lemah. Dia hanya bisa berusaha dan berupaya. Masalah hasilnya, Allah Swt yang akan menentukan. Karena itu, seyogyanya manusia mengiringi setiap usaha dengan meminta dan berdoa kepada Allah Swt agar mendapatkan hasil yang maksimal. Rasulullah Saw telah menyerukan agar umatnya banyak berdoa karena doa memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap hasil. Beliau bersabda, “Sesungguhnya doa itu bermanfaat untuk sesuatu yang telah dan akan terjadi, karena itu berdoalah kalian wahai hamba-hamba Allah.”[H. R. Tirmidzi]
Begitulah nilai doa. Luar biasa. Karena itu, doa menjadi keniscayaan yang tak bisa ditinggalkan dalam segala urusan. Termasuk dalam hal mengharapkan keturunan. Alquran mengisahkan permintaan Nabi Ibrahim As kepada Allah Swt agar dianugerahi keturunan, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan dari kalangan orang-orang saleh.” [Q. S. As-Shaffaat (37): 100] Akhirnya, dia dikaruniai dua putra: Ismail dan Ishak.
Alquran juga menceritakan permintaan Nabi Zakariya As kepada Allah Swt agar diberi keturunan, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” [Q. S. Ali Imron (3): 38], “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’kub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai”. [Q. S. Maryam (19): 4-6]. “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” [Q. S. Al-Anbiya 21: 89] Dan akhirnya dia dianugerahi putra bernama Yahya.
Begitulah para nabi, ketika berharap keturunan, mereka meminta kepada Allah Swt. Ini pula yang dilakukan oleh Rasulullah Saw saat berharap agar Anas Ra dikaruniai banyak harta, banyak anak, dan keberkahan dalam hidup.
Sayangnya, banyak manusia yang melupakan doa. Ada yang karena pasrah terhadap nasibnya begitu saja. Ada yang karena terlalu percaya diri sehingga enggan berdoa dan hanya berusaha, seolah dia akan berhasil dengan usahanya.
Dalam hal berdoa, selain bisa berdoa sendiri kepada Allah Swt, seseorang diperbolehkan untuk meminta bantuan orang lain untuk mendoakan dirinya kepada Allah Swt. Tentu saja dengan catatan, orang tersebut masih hidup sehingga dia bisa berdoa untuknya. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh ibunda Anas, Ummu Sulaim Ra ketika meminta Rasulullah Saw berdoa untuk anaknya. Saat itu Rasulullah Saw pun berkenan mendoakannya. Ini merupakan bentuk tawassul (mengambil sarana) yang diperbolehkan agama.
Sayangnya, dalam hal tawassul dengan doa orang lain ini tidak sedikit orang yang salah paham. Mereka datang ke kuburan orang-orang yang diyakini kesalehannya dan bertawassul dengan mereka, padahal mereka sudah mati. Ini bentuk tawassul yang tidak dibenarkan. Bagaimana mungkin meminta doa dari orang yang sudah meninggal yang tak bisa berdoa, apalagi mengabulkan doa? Ini perbuatan syirik. Dengan cara ini, alih-alih mendapatkan jalan keluar, malah akan menimbulkan masalah dan mengundang murka Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang tidak meminta kepada Allah, pastilah Allah akan murka kepadanya.” [H. R. Tirmidzi]
Akhirnya, bila Anda berharap dikaruniai keturunan, berdoalah kepada Allah Swt. Bisa juga Anda meminta orang lain untuk mendoakan Anda agar dikarunia keturunan oleh Allah Swt. Wallaahu a’lam bishshawwab.
[Penulis: Tamim Aziz, Lc., M.P.I., pengajar di Ma’had Abu Bakar dan FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dimuat di Majalah Hadila Edisi Agustus 2015]