Hadila – Membangun tim adalah keniscayaan. Dalam bisnis, di lembaga sosial, bahkan dalam keluarga. Dan kesempurnaan komposisi anggota tim menjadi idealisme yang dicari semua orang.
Kita seperti merasa tertimpa musibah ketika mendapat anggota tim yang tidak sempurna. Semua orang merasa perlu untuk mendapat anggota tim yang smart, berkepribadian baik, kreatif, loyal, atau bahkan jika perlu punya wajah menarik. Atau bahasa ilmiahnya adalah anggota tim yang kompeten, memiliki skill, knowledge, dan attitude sempurna.
Masalahnya adalah jika bisnis kita baru rintisan, lembaga kita belum besar, belum menjadi institusi favorit atau bonafide bagi kalangan pencari kerja, kita merasa sulit mendapat sumber daya yang sempurna. Mereka tentu lebih memilih perusahaan atau lembaga yang memberikan kompensasi dan benefit lebih menjanjikan.
Masalah kedua adalah, bagaimana jika orang-orang ini telanjur bersama kita? Ada di dalam perusahaan kita yang sedang bertumbuh. Mereka sudah membersamai sejak kita merintis usaha ini, sedangkan kapasitas mereka kurang memadai. Apa yang dapat kita lakukan?
Pertama, jadikan pelatihan atau upgrading sebagai program wajib di lembaga kita. Jadikan diri kita, semua tim, dan bisnis kita sebagai organisasi pembelajar. Tidak peduli berapa pun jumlah anggota timnya, yang penting ada programnya.
Program pelatihan meliputi pengenalan usaha dan organisasi (induction training), pelatihan lanjutan, mengirim tim ke seminar/pelatihan di luar, atau sistem pembelajaran internal yang bisa dilakukan mandiri.
Kedua, atasi ketidaksempurnaan dengan mengenali karakter, kepribadian, traits, dan keminatan anggota tim. Dengan mengenal personality-nya, kita bisa melakukan treatment yang tepat kepada mereka.
Berbagai alat tes bisa kita manfaatkan, baik yang gratis maupun berbayar. Alat tes personality seperti DISC dan MBTI sangat mudah dilakukan, dan dengan itu kita bisa mengenali diri dan anggota tim kita, sehingga kita dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif, komunikatif, dan yang lebih penting lagi hubungan interpersonal antar-anggota jadi semakin harmonis.
Berikutnya, lakukan koordinasi dan komunikasi. Kalau istilah saya Bajukoko (banyak jumpa, koordinasi, dan komunikasi) sehingga interaksi tim terus terjaga. Melalui forum briefing, rapat, meeting, diskusi, temu informal atau media lainnya, kita bisa mengenal seluruh anggota tim, mengetahui tipe kepribadiannya dan mampu memberikan treatment terbaik. Selamat mencoba! <Dimuat di Majalah Hadila edisi April>
Penul;is, Jumadi Subur (motivator)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *