Hadila.co.id – Toxic parenting adalah salah satu fenomena yang sering ditemui pada orang tua saat ini. Sebagai orang tua, tentunya dibutuhkan suatu arahan serta bimbingan untuk membuat anaknya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
Namun tidak semua orang tua itu bisa memberikan arahan serta bimbingan yang tepat. Padahal cara pemberian bimbingan ini sangatlah penting karena jika salah bisa berimbas terhadap mental anak. Hal ini biasa terjadi karena toxic parenting.
Pengertian Toxic Parenting
Apa itu toxic parenting? Yakni merupakan orang tua yang memberikan tekanan besar kepada anak agar mau mengikuti apa yang diinginkan oleh orang tua. Hal ini dilakukan atas dasar bahwa keputusan tersebut adalah yang terbaik baginya.
Atau juga bisa diartikan sebagai pola asuh dari orang tua yang tanpa sadar bisa membebani kondisi psikologis serta kesehatan mental pada anak entah sekarang atau kedepannya.
Toxic parenting biasa muncul karena pengalaman pola asuh yang sama didapatkan dari orang tuanya dulu. Pola asuh seperti ini biasanya terjadi karena orang tua mengedepankan keinginan pribadinya kepada anak.
Hal ini membuatnya bisa mengatur anaknya semaunya, tidak bisa menghargai pendapat dan perasaan anak, dan lain sebagainya. Dapat disadari bahwa toxic parenting itu tidak sekedar perilaku kasar dari orang tua saja, berikut ini beberapa contoh umumnya :
- Tidak menghargai privasi anak
- Pengambilan keputusan sepihak tanpa adanya diskusi
- Menggunakan kata-kata dan bahasa kasar
- Selalu mengungkit pemberian darinya untuk anak
- Semua hal yang dilakukan anak selalu di kritisi secara berlebihan.
Usaha Memutus Rantai Toxic Parenting
Sahabat yang hidup di jaman digital seperti saat ini tentunya sudah sadar betapa pentingnya kondisi kesehatan mental pada seseorang. Sebab banyak kasus kematian yang ternyata diakibatkan oleh gangguan mental.
Toxic parenting adalah salah satu pola asuh yang akan memberikan tekanan mental kepada anak bahkan sejak dini. Adapun pola asuh dari orang tua ini biasa terjadi karena turunan atas perolehan pengalaman didikan dari orang tuanya.
Sebagai orang tua yang hidup di jaman digital, Anda harus memiliki metode untuk memutus budaya toxic parenting ini. Caranya ialah dapat dimulai dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi yang diikuti dengan pemberian apresiasi.
Pendampingan dalam proses belajar anak juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk memutus rantai toxic parenting. Sebab biasanya pola asuh tersebut hanya menyuruh anak tanpa ikut terlibat dalam pendampingan.
Jika ingin mendampingi anak belajar dan menggugah ketertarikannya, penggunaan buku yang tepat menjadi hal penting. Sahabat bisa gunakan Majalah Cilukba dan Cilukba Junior apabila ingin memberikan bahan bacaan kepada anak.
Tersedia banyak rubrik yang bisa membantu merangsang motorik anak sehingga bisa menjadi pilihan tepat. Majalah Cilukba dan Cilukba Junior juga bisa dijadikan sebagai media untuk menanamkan nilai Islam pada anak karena adanya pengenalan tentang Islam pada Majalah ini.
Agar tidak menyerang kondisi kesehatan mental anak dalam kaitannya pendampingan dari metode pola asuh, tinggalkan konsep toxic parenting yang sudah menjamur saat ini.
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *