Hadila.co.id – Di tengah keterbatasan beberapa calon jemaah haji 2017 berkesempatan berangkat ke Tanah Suci. Musim haji telah tiba. Umat muslim di seluruh belahan dunia, yang memiliki kesempatan, kini tengah bersiap bertolak ke Tanah Suci, memenuhi panggilan Allah Swt.
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim (yang memiliki kemampuan).
Allah Swt berfirman, “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [QS. Ali ‘Imran (3): 96-97]
Salah satu syarat wajib ibadah haji adalah mampu—di samping beragama Islam, balig, merdeka, dan berakal. Mampu di sini bukan hanya dari segi materi, tetapi juga dari sisi lainnya, seperti sehat, terjamin keamanannya, tidak terhalang apapun, dan sebagainya. Berikut ini, Hadila tampilkan beberapa sosok yang insya Allah berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun 2017 ini di tengah keterbatasan.
Mochammad Khamim Setiawan, Berhaji dengan Jalan Kaki
Nama Mochammad Khamim Setiawan atau yang akrab disapa Khamim ini memang tengah menjadi buah bibir. Pasalnya, warga Desa Rowokembu, Wonopringgo, Pekalongan, Jawa Tengah ini memutuskan untuk berangkat haji ke Tanah Suci dengan berjalan kaki. Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media, pemuda 28 tahun tersebut berangkat menuju Tanah Suci sejak 28 Agustus 2016, dan tepat 19 Mei 2017 lalu dia tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Kisah perjalanan alumni Universitas Negeri Semarang tersebut didokumentasikan dalam video yang dibagikan via media sosial; facebook dan youtube. Dalam video-video tersebut Khamim menceritakan kisah perjalanannya, sekaligus menyatakan tengah berada di mana dan akan ke mana. Salah satu video yang banyak dibagikan adalah video saat Khamim telah sampai di KBRI Riyadh, Arab Saudi.
Dalam video tersebut tampak Khamim berdiri mengenakan kaus merah dan celana warna doreng. Dia mengenakan peci warna coklat yang sering tampak dia pakai dalam perjalanan di negara-negara yang dilintasinya. Dia menceritakan bahwa perjalanannya menuju Tanah Suci aman dan lancar.
Bahkan untuk urusan visa saat hendak masuk ke suatu negara atau urusan konsumsi sehari-hari selama perjalanan, Khamim mengaku selalu mendapat kemudahan. “Allah menjamin rezeki semua makhluk-Nya. Bagaimana mungkin orang yang akan menunaikan ibadah akan mengalami kelaparan. Pasti semua dijamin oleh Allah,” ungkapnya saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya dalam salah satu video.
Mang Dedi, Tukang Tahu Keliling yang Berhaji Setelah Menabung Selama 10 Tahun
Sosok Dedi Soemantri atau yang akrab disapa Mang Dedi (63), tukang tahu keliling di Sukabumi, ramai diperbincangkan netizen. Dia menabung selama 10 tahun demi mewujudkan niatnya menunaikan ibadah haji. Saat ini Mang Dedi telah tercatat dalam kloter 37 calon jemaah haji.
Mang Dedi menjalani profesinya sebagai penjual tahu keliling sejak 1990. Setiap hari dia berjalan kaki belasan kilometer untuk menjajakan dagangannya. Sejak saat itu, dia mengaku telah memiliki keinginan berhaji, tetapi baru mulai 2007 Mang Dedi menyisihkan penghasilannya khusus untuk keperluan ibadah haji. “Saya ngumpulin uang ditambah sisa-sisa tabungan. Alhamdulillah masa tunggu saya lima tahun, akhirnya tahun ini baru benar-benar bisa berangkat haji,” ujar Mang Dedi sebagaimana dikutip salah satu situs berita online.
Mang Dedi berjualan 300 butir tahu dan 100 buah lontong tiap harinya. Hasil jualan itu keuntungannya Rp 50 ribu, uang itu dia sisihkan Rp 30 ribu untuk berangkat haji dan Rp 20 ribu untuk keperluannya sehari-hari.
Yani Zimah, Tukang Pijat yang Berhaji Setelah Bertahun-tahun Menabung
Yani Zimah (65), warga Kampung Karanganyar, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsang, Kota Yogyakarta yang sehari-harinya menjadi tukang pijat bayi berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. Dia berhasil terdaftar sebagai calon jemaah haji setelah bertahun-tahun mengumpulkan uang. “Saya daftar haji sejak 5 Januari 2011,” ujarnya, Selasa (25/7).
Menurut ibu 5 anak dan 12 cucu ini, awalnya tidak mudah untuk mengumpulkan uang untuk berangkat ke Mekkah. Sedikit demi sedikit uang hasil jerih payahnya dikumpulkan. Tanpa disangka, ada saja uluran tangan baik dari pelanggan pijat maupun dari sanak saudara untuk membantunya. “Kadang pelanggan tahu saya mau naik haji ngasih uang tambahan. Anak saya juga ada yang bantu, Rp 1 juta atau Rp 2 juta,” katanya.
Sebagai tukang pijat, dia tidak pernah pasang tarif kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Dia bahkan sering berbagi dengan sesama yang diyakini akan memperlancar rezeki. “Saya selalu menyempatkan bawa uang Rp 10 ribu – Rp 20 ribu di saku, nanti saya kasihkan ke orang yang tua-tua di pasar. Saya juga mudah terharu, pada anak yang jualan tempe di pasar, karena kasihan saya beli, meski terkadang saya pas nggak butuh tempe,” tuturnya.
Ngadiman Yitno Semotro dan Nono Siswanto, Dua Tukang Becak yang Berhaji Berkat Kegigihannya Menabung
Ngadiman Yitno Semotro adalah warga Klaten, Jawa Tengah yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak di depan Pasar Cawas, Klaten. Pria 63 tahun tersebut telah menjalani profesi tersebut selama bertahun-tahun, dan tahun ini, setelah dirinya gigih bekerja dan tekun menabung sejak 7 tahun yang lalu, berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama sang istri Laminem yang berprofesi sebagai buruh.
“Harta di dunia tidak dibawa mati, saat saya mendengarkan pengajian saya takut saya dapat panggilan Allah, kebetulan, Alhamdulillah saya dapat panggilan Allah”, ungkapnya. Dia tercatat dalam kloter 33 calon jemaah haji dari embarkasi Boyolali, Jawa Tengah.
Tak jauh berbeda dengan Ngadiman, panggilan menunaikan ibadah haji juga dialami tukang becak di Tasikmalaya, Jawa Barat, Nono Siswanto (63). Penghasilan Rp 50 ribu per hari hasil mengayuh becak, telah dia kumpulkan selama 6 tahun hingga mencapai Rp 14 juta. Uang inilah yang dia pakai mendaftar haji bersama istrinya. Setelah mengantre enam tahun, kini Nono mendapat kepastian naik haji, melalui kloter 92 pada 24 Agustus 2017 mendatang.
Nono berpesan bagi siapa saja yang ingin berangkat haji tidak hanya cukup dengan niat saja. Melainkan harus disertai dengan usaha serta ikhtiar yang kuat dengan disertai doa kepada yang maha kuasa.
Demikian beberapa sosok yang bisa kita teladani. Di tengah keterbatasan yang dimiliki, mereka tetap mampu menyisihkan sebagian rezeki yang didapat untuk memenuhi panggilan Allah. Semoga menginspirasi. <Dari berbagai sumber>