Hadila.co.id – Jika Allah Swt sudah menitahkan suatu perkara untuk terjadi, maka tak ada yang dapat mencegahnya. Tak ada pula yang dapat memajukan atau menunda. Sesungguhnya takdir yang telah digariskan oleh Allah Swt mengikat setiap makhluk-Nya, sehingga seandainya seluruh tenaga kita kerahkan dan segenap kemampuan yang kita gunakan, tak akan pernah sanggup menggeser takdir itu dari keputusan-Nya. Maka, apakah yang bisa kita lakukan untuk menolak takdir?
Tetapi, Allah dan Rasul-Nya telah memberikan petunjuk kepada kita. Segala sesuatu ada hukum yang telah Allah Swt tetapkan untuk mengaturnya. Maka, hukum itulah yang perlu kita ketahui. Berkenaan dengan takdir, nasehat Rasulullah Saw kepada Ibnu ‘Abbas ra perlu kita simak dengan baik. Ketika itu Ibnu ‘Abbas masih kanak-kanak yang baru mengerti.
Anak Mulai Kenal dengan Pacaran, Berikan Pemahaman Ini pada Anak Anda
Kata Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh At-Tirmidzi: “Wahai Anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan selalu berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah pada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah, bahwa apabila seluruh umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu. Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” [HR. At-Tirmidzi].
Inilah sikap terhadap takdir yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita. Karenanya, kita harus membangun sikap tersebut dalam diri kita dan terutama kepada anak-anak kita. Jika anak telah yakin bahwa lembaran takdir telah kering dan tak ada yang bisa menolong dengan sebaik-baik pertolongan selain Allah Swt, maka apa lagikah yang lebih baik dalam membangun keyakinan diri?
Ingin Jadi Ibu Kuat, Cerdas dan Spiritualis, Lakukan Beberapa Cara di Bawah Ini
Jika anak-anak yakin betul bahwa andaikata seluruh manusia berkumpul untuk mencelakakannya, maka tak ada musuh yang ia takuti dan tak makhluk selemah apa pun yang berhak ia rendahkan. Ia memiliki percaya diri yang kuat bukan karena kelebihan yang ada pada dirinya, tetapi karena keyakinannya yang kuat kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha Perkasa. Kepercayaan diri semacam inilah telah mengubah Abu Hurairah ra dari ahlu suffah menjadi seorang yang diakui kompetensinya. Ia menjadi rujukan yang terpercaya.
Berawal dari sikap yang benar terhadap takdir, kita bisa berharap lahirnya anak-anak yang kuat memegangi prinsip, kokoh pendiriannya, kuat keyakinannya kepada Allah Swt beserta segala yang dituntunkan-Nya serta memiliki integritas pribadi yang kuat. Sungguh, rusaknya masyarakat bukanlah terutama dari tidak adanya para pemimpin yang perkasa maupun ulama yang matang ilmunya, tetapi terutama dari tidak adanya integritas pribadi. Padahal integritas itulah yang membuat seseorang layak dipercaya dan bisa diandalkan.
4 Langkah Melatih Anak Gemar Membaca
Sikap yang tepat terhadap takdir mengantarkan anak untuk jujur dan mandiri. Sebab, dusta tak bisa membuatnya memperoleh manfaat. Sementara ketergantungan pada pertolongan orang lain tak membawanya pada kemudahan. Ia belajar menempa diri untuk tidak berharap selain kepada Allah Swt. Jika ia menjadi manusia yang memperoleh jaminan penjagaan dari Allah, maka Allah Swt pasti akan kirimkan hamba-hamba-Nya dari para malaikat dan manusia untuk menjadi penolong ketika ia sedang memerlukan pertolongan. Para manusia menjadi penolong karena Allah Swt gerakkan mereka.
Memahami Perumpamaan Muslim Itu Layaknya Pohon Kurma
Melalui pembentukan sikap yang benar terhadap takdir sesuai tuntunan Rasulullah Saw, kita bisa berharap akan lahir para pemberani yang perkasa untuk memimpin dunia. Mereka perkasa justru karena kepasrahannya terhadap setiap ketentuan-Nya. Inilah yang sekarang perlu kita pikirkan. Sudah saatnya kita mengubah cara kita membangun kepribadian anak. Percaya diri yang kokoh sudah seharusnya lahir dari iman yang kuat. Salah satunya iman kepada takdir.
Sesungguhnya sebaik-baik sumber percaya diri adalah iman. Bukan drum band. Secara pribadi, saya tidak begitu menyukai istilah percaya diri. Saya tulis ini hanyalah untuk menunjukkan bahwa bahkan percaya diri sekalipun, semestinya kita tumbuhkan dengan landasan yang kuat.<>