Hadila.co.id – Banyak bujang yang belum menikah, mendamba segera bertemu jodoh, agar lengkap kebahagiaan hidup. Namun, ada data menarik dari Irna Minauli, Direktur Konsultasi Psikologi, Biro Pesona Medan yang layak dijadikan renungan, bahwa hanya 5% pasangan yang hidupnya sangat bahagia.
Menurut mantan Dekan Psikologi Universitas Medan Area tersebut, 80% pasangan yang menikah menyimpan masalah dalam keluarga, mereka bagai api dalam sekam, sisanya 10% bercerai. Sebuah potret yang membutuhkan perhatian serius, sebelum hal-hal buruk terjadi dalam keluarga Indonesia. Bagaimana bersikap bijak atas data tersebut?
Lima Gejala Pasangan Gagal Membentuk Chemistry dan Cara Membangunnya
Menarik apa yang diungkapkan Dr. Rosita Rivai, pernikahan yang dapat bertahan lama bukan berarti pernikahan yang bahagia. Banyak pasangan mempertahankan rumah tangga karena beberapa alasan, seperti karena mementingkan anak, karena ajaran agama atau faktor lainnya. Namun, dalam beberapa pasangan yang lain, mereka ingin pernikahan menjadi sebuah wahana untuk terus-menerus memperbarui diri. Terus berkembang bersama pasangan menuju titik-titik kesamaan dalam keunggulan pribadi masing-masing.
Menurut psikolog Hubungan Interpersonal Story Brook New York, Artur Aron, pernikahan yang terus berkembang tergantung pada kemampuan berkomunikasi, kesehatan mental individu, dukungan sosial lingkungan, dan tekanan-tekanan dalam rumah tangga. Semua akan mengakumulasi, menjadi nilai-nilai baru dalam rumah tangga, tanpa menghilangkan jati dirinya.
Lakukan Hal Ini jika Orangtua Sering Bertengkar karena Kondisi Ekonomi
Kita semua tentu tahu, bahwa pernikahan adalah mempertemukan dua orang yang berbeda, masing-masing orang punya kelemahan dan kelebihan. Suami dan istri mestinya saling membentuk satu sama lain, saling mengisi dan membantu untuk mencapai hidup yang lebih baik bersama-sama bertumpu pada nilai-nilai baik yang dimiliki.
Prof. Gary W. Lewandowski Jr dari Universitas Mon Mouth di New Jersey melakukan penelitan yang menunjukkan bahwa perkembangan diri yang dialami seseorang karena pengaruh baik pasangannya, menjadikan dia akan lebih berkomitmen dan lebih puas terhadap hubungan tersebut.
Bagi keluarga baru, pemahaman di atas sangat penting agar pernikahan tidak mudah kandas di tengah jalan hanya karena perbedaan kecil. Pernikahan semestinya menjadi wahana pembelajaran kedua belah pihak untuk saling mempengaruhi dengan nilai-nilai kebaikan masing-masing.
Coba Lakukan Ini jika Suami Pernah Selingkuh dan Sering Berbohong
Sepantasnya juga kita renungkan pesan para leluhur dalam kidung Jawa,
“Gegaraning wong akrami
Dudu bandha dudu rupa
Amung ati pawitane
Luput pisan kena pisan
Lamun gampang luwih gampang
Lamun angel, angel kalangkung
Tan kena tinumbas arta”
<Sumber: Majalah Hadila Edisi Agustus 2014>