Hadila.co.id — Sekecil apa pun sikap anak dalam kebaikan, sangat layak untuk dihargai oleh orang tua, walaupun dengan sesuatu yang mungkin sepele bagi orang dewasa.
Memotivasi, mendorong anak untuk tampil ke depan melakukan berbagai kebaikan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kebaikan, kemuliaan hati, dan menambah rasa percaya diri sang anak.
Harapannya, bila mereka termotivasi melakukan berbagai kebaikan maka kelak akan lahir dan muncul di antara mereka para pemimpin yang dapat dijadikan sebagai teladan dan arahannya dapat diikuti.
Boleh jadi motivasi dan dorongan ini berupa memberikan pujian, mengucapkan kata sanjungan atau hadiah (reward) kepada mereka. Terkait dengan hal ini, terdapat banyak contoh ucapan yang baik dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum. Di antaranya adalah pujian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Motivasi Anak dengan Memberi Apresiasi
Ibnu Sa’ad telah menukil kisahnya di dalam Kitab Thabaqat–nya dengan sanad yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Ibnu Mas’ud mengatakan,
“Saat aku di usia anak-anak yang hampir balig, aku sedang menggembalakan kambing milik ‘Uqbah bin Abu Muhith. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar lewat ketika sedang dalam pelarian dari kejaran orang-orang musyrik. Keduanya berkata, “Wahai Ananda, apakah engkau punya susu yang dapat kami minum?”
Lalu aku menjawab, “Sesungguhnya aku hanya orang yang diberikan amanah (untuk menggembala) sehingga aku tidak dapat memberikan susu yang dapat kalian jadikan sebagai minuman.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah di antara kambing gembalaanmu ada anak kambing betina yang belum dikawini pejantannya?”
Aku menjawab, “Iya, ada.” Aku pun membawakannya kepada mereka berdua. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menahan dan mengusap ambing (kelenjar berbentuk kantong yang berputing) susunya.
Lalu mengalir deraslah susu dari ambing susu anak kambing betina tersebut. Kemudian Abu Bakar membawa wadah cembung dari batu. Ambing susu itu pun diperah. Aku dan Abu Bakar pun meminum susunya.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ambing susu itu, “Menyusutlah.” Maka seketika itu ambing susu pun menyusut. Setelah itu, aku (Ibnu Mas’ud) pun datang menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Ajarkanlah kepadaku perkataan yang engkau bawa (Alquran).”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Engkau adalah anak yang terpelajar.” Maka Ibnu Mas’ud pun mempelajari 70 surah langsung dari beliau dan tidak seorang pun yang mengalahkannya.
Hadis ini menunjukkan kepada kita bahwa sekadar keinginan anak untuk belajar tanpa diminta atau dipaksa merupakan prestasi tersendiri bagi anak yang layak mendapatkan apresiasi berupa pujian, sanjungan, doa kebaikan ataupun hadiah (reward).
Oleh karena itu, sekecil apa pun sikap anak dalam kebaikan, sangat layak untuk dihargai oleh orang tua, walaupun dengan sesuatu yang mungkin sepele bagi orang dewasa. Harapannya, dengan adanya apresiasi atas apa yang dilakukannya, sang anak tersebut akan termotivasi untuk terus melakukan kebaikan di masa mendatang.
Hadis ini juga menjadi bukti nyata pujian atau doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Mas’ud—yang ketika itu belum masuk Islam—dapat memberikan dampak positif yang nyata.
Terbukti setelah itu Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengajukan keislamannya dan meminta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkannya Islam dan Alquran. <>