Ada banyak kisah kasih yang sangat menginspirasi masyarakat kita selama ini. Misalnya kisah Romeo dan Juliet atau Rama dan Shinta. Digambarkan Juliet yang cantik memilih Romeo yang tampan. Shinta yang cantik memilih Rama yang ganteng. Kisah legenda seperti ini membuat persepsi umum bahwa perempuan cantik harus memilih lelaki ganteng, begitu juga sebaliknya.
Persepsi itu tentu saja tidak sepenuhnya salah. Namun menjadi sepenuhnya salah apabila landasan pemilihan jodoh semata-mata hanya karena pertimbangan wajah. Padahal yang lebih utama dari itu adalah pertimbangan kecantikan atau ketampanan spiritual, intelektual, mental dan moral, bukan hanya soal wajah dan fisik semata.
Soal Kecocokan Hati
“Face Off” bukan hanya cerita film, namun ternyata kisah serupa terjadi dalam kehidupan nyata. Situs vemale.com mengutip kisah pernikahan Dallas Weins dan Jamie Nash yang memiliki kesamaan masalah fisik dan psikis. Mereka berdua adalah lelaki dan perempuan normal sebagaimana orang pada umumnya, sebelum mereka menjadi korban kecelakaan yang merusak wajah ganteng dan cantik mereka.
Dallas mengalami luka bakar yang parah pada wajahnya di tahun 2008. Akibatnya Dallas kehilangan wajah gantengnya. Ia menjadi orang pertama di Amerika yang melakukan transplantasi wajah dan harus mengonstruksi ulang wajahnya yang rusak.
Sementara Jamie adalah korban luka bakar akibat sebuah kecelakaan mobil. Hampir 70% bagian tubuhnya mengalami luka bakar. Serangkaian operasi dijalani, namun tetap saja, kreasi manusia tidak sempurna. Terbukti hanya ciptaan Allah yang bisa sempurna.
Dallas dan Jamie bertemu tidak sengaja karena keduanya dirawat di rumah sakit yang sama. Keduanya saling berbagi dan mendukung karena mengetahui bahwa tidak mudah bagi mereka berdua untuk menjalani hidup pasca trauma psikis dan luka fisik yang berbekas seumur hidup.
Pertemuan itu membuat Jamie dan Dallas merasakan cinta yang kuat dan keinginan saling mendukung di antara keduanya. Kedua insan ini akhirnya menikah pada bulan Maret 2014, disaksikan 150 orang yang terharu atas kisah sepasang pengantin yang saling mencintai meski tubuhnya tidak lagi sempurna.
Dallas mengatakan pada Jamie di depan para tamu undangan yang hadir, “Aku merasa bersyukur karena kau memilihku. Dan aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku.” Jamie pun membalas, “Kau telah memberikanku harapan, dan kau memberiku cinta yang tulus yang selamanya akan kujaga.”
Kisah serupa juga terjadi di Filipina yang dinukil oleh situs vemale.com. Kisah pasangan Elo dan Mara yang menikah dengan kondisi fisik yang sangat berbeda.
Elo adalah seorang lelaki bertubuh pendek dan kecil, jauh dari penampilan macho dan tampan yang diimpikan banyak perempuan. Sementara Mara adalah perempuan cantik dengan tubuh semampai. Saat prosesi pernikahan mereka, Elo mengungkapkan isi hatinya kepada Mara.
“Kau tahu? Aku pernah punya banyak sekali pertanyaan untuk Tuhan. Kenapa? Kenapa aku? Aku tak pernah mendapatkan jawaban apapun,” ungkapnya dengan suara bergetar.
“Tapi kini kau berdiri di hadapanku. Aku menyadari bahwa kau adalah jawaban atas segala pertanyaanku. Atas segala doa-doaku, dan semuanya,” ujar Elo.
Mara membalas pernyataan Elo dengan kalimat yang sangat teguh. “Aku akan menjadi segala yang kau butuhkan hari ini dan setiap hari. Aku berjanji akan menjadi apapun yang kau butuhkan,” kata wanita itu sambil terisak penuh haru.
Jangan Tertipu Casing
Maka ketika memutuskan menikah, jangan hanya melihat penampilan luarnya saja. Jangan terpedaya oleh casing. Lihatlah ke dalam hatinya. Lihat ke dalam lubuk jiwanya. Jika cinta memancar dari dalamnya, maka anda akan bahagia bersamanya. Namun jika tidak ada kecantikan atau ketampanan dalam lubuk jiwanya, anda hanya tertipu oleh keindahan casing.
Kaum lelaki sangat mudah tertipu oleh casing, karena corak laki-laki yang sangat visual dalam menentukan pilihan. Melihat tubuh seksi dan mulus, melihat wajah cantik menawan, lelaki mudah tergoda. Maka perhatikan dengan saksama kondisi jiwa perempuan yang akan anda pilih sebagai calon istri anda.
Kaum perempuan mudah tertipu oleh sesuatu yang masuk ke dalam hatinya. Kata-kata rayuan manis, janji-janji, perhatian yang kontinyu, penampilan yang meyakinkan dan mampu masuk ke dalam perasaannya, mudah membuat perempuan terpedaya. Maka perhatikan dengan saksama kondisi dasar jiwanya. Jika bersemayam iman yang kokoh di dalamnya, insya Allah dia lelaki yang bisa dipercaya. Jika dia hanya pandai bersandiwara, maka akan sangat mudah menipu anda.
[Penulis: Cahyadi Takariawan, Trainer dan Konselor di Jogja Family Center. Dimuat di Majalah Hadila Edisi Februari 2015]