Hadila.co.id — “Saya kesulitan mencari jodoh. Berbagai upaya telah saya lakukan, baik sendiri maupun dibantu teman. Setiap kenal atau dikenalkan dengan seorang gadis, tidak pernah lanjut. Ibu bapak saya pun sudah berusaha mencarikan. Saya sudah sangat ingin membina keluarga. Apa saya harus membuat proposal jodoh?” papar Arif (29), bukan nama sebenarnya, pada seorang ustaz di depannya.
Ustaz itu menyimak, sembari mengamati si pemuda lebih saksama. Wajahnya lumayan, perawakan juga cukup gagah. Cara dan fasihnya bercerita, menunjukkan bahwa dia cukup berpendidikan, ramah, bukan pribadi tertutup.
Sudah bekerja dan telah berkeinginan kuat untuk menikah. Lalu apa yang membuatnya tak segera bertemu jodohnya? Masihkah pula kita tega menyimpulkan bahwa orang-orang seperti Arif, tidak berusaha keras untuk menemukan jodohnya?
Jodoh Juga Rezeki
Kekhawatiran tidak segera menemukan jodoh, dalam porsi tertentu bersifat wajar. Namun bisa menjadi penyakit tersendiri, jika kemudian memunculkan kecenderungan negatif.
Dari beberapa survei ditemukan adanya indikasi kekhawatiran tersebut pada membludaknya anggota situs biro jodoh atau website komunitas bujang. Kekhawatiran tersebut juga tergambar dari kata kunci pencarian di website. Dalam sebulan, google mencatat kata kunci dengan kata kombinasi ‘jodoh’ sebanyak 536.707. Terbanyak adalah pencarian dengan kata ‘jodoh’, 368.000/ bulan. Kedua kata kunci ‘kontak jodoh’, 60.500/ bulan. Ketiga kata kunci ‘biro jodoh’, 49.500/ bulan. Terlepas dari keterkaitannya secara langsung, setidaknya data tersebut menunjukkan keresahan sebagian bujang akan jodohnya.
Jodoh adalah misteri Ilahi. Siapa, kapan datangnya, dengan cara apa, yang seperti apa, tidak pernah akan bisa kita ‘raba’. Berpacaran sekian tahun, tak menjamin seseorang akan menjadi pasangan suami istri. Satu hal yang pasti yaitu menumpuk dosa. Biar pun ada yang mengatakan bahwa mencari jodoh itu seperti aktivitas muamalah biasa (yang gigih mencari akan dapat, yang diam saja tak akan dapat), namun setiap perniknya dalam kuasa Allah. Lebih tepat jika disebut bahwa jodoh itu juga rezeki. Harus diusahakan, namun benar-benar Allah penentunya.
Jika demikian, paradigma kita tentang jodoh harus benar. Jika jodoh adalah rezeki dan di bawah kuasa Allah, berarti ikhtiar pertama yang harus dilakukan adalah ‘mendapatkannya’ langsung dari Allah Pemilik Kuasa. Logika ini sama dengan logika mencari nafkah (penghidupan). Banyak yang sibuk dan fokus pada proses bekerja hingga mengabaikan memohonkannya pada Allah. Padahal harusnya memohon itu menjadi ikhtiar pertama di malam dan pagi buta, sebelum siang hari bertebaran di muka bumi dengan ikhtiar berikutnya.
Jadi, soal jodoh ini, mari merangkai permohonan dalam sebuah ‘proposal jodoh’ untuk meminang pasangan saleh/ salihah dari tanganNya.
Inilah Proposal Jodohku
Sebelum merangkai ‘proposal jodoh’, awali dengan azzam yang kuat; sebuah niatan suci untuk menyempurnakan din dan menyelaraskan diri dengan ketentuan Allah atas jodoh.
Tanamkan dalam hati dan husnuzon bahwa belum hadirnya jodoh adalah kondisi terbaik yang dipilihkan Allah untuk hambaNya karena suatu hikmah yang mungkin belum kita ketahui. Di sisi lain, karena kehati-hatian dan kesadaran diri akan banyaknya khilaf, tanamkan pula bahwa belum adanya jodoh bisa disebabkan oleh hubungan kita dengan Allah, yang kurang baik. Sehingga kita belum pantas untuk mendapat amanah pasangan hidup.
Baik pula sebagai pengondisian bagi psikis kita, untuk bersuci (wudu), menghadapNya dalam salat sunah 2 rakaat. Setelah itu, duduk sejenak untuk menilai diri. Periksa, pernahkah kita berbuat syirik; percaya ramalan dan kekuatan selain Allah? Karena jika iya, maka berarti telah putuslah ikatan kita dengan Allah. Bagaimana bisa mengharap rahmat dan kemudahan jika kita mengkhianati Sang Pemilik Kuasa?
Kemudian, sudahkah salat kita berkualitas? Karena salat adalah salah satu cara untuk dekat kepada Allah, sehingga dimudahkanNya berbagai urusan. Periksa pula, pernahkah kita melakukan hubungan yang melampaui batas? Karena hal itu bisa menjadi penghalang kemudahan hidup (salah satunya jodoh).
Temukan jawabannya dalam muhasabah, lalu mulai ‘tulis’ pembukaan proposal jodoh kita dengan istighfar. Sebanyak-banyak istighfar. Karena istighfar selain wujud dari permohonan ampun, juga jalan membuka keridaan Allah hingga berkenan memberikan kenikmatan dunia untuk menyenangkan hambanya.
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” [H. R. Abu Dawud)
Menjemputnya Dari Sisi-Mu
Setelah itu, sebagai isi ‘proposal jodoh’ kita, lakukan hal atau amalan yang memang kita fokuskan pada memperbaiki hubungan dengan Allah dan pada niatan menjemput jodoh. Sebagian diantaranya:
Pertama, memperbaiki ibadah. Perbaiki wudu, biasakan salat awal waktu dan berjamaah, berdoa dan berzikir selepas salat, pelihara ibadah sunah, juga menutup aurat.
Kedua, berdoa. Allah senang jika dimintai dan menjamin pengabulan setiap doa. Sabarlah menunggu pengabulan doa, karena tidak sabar menunggu bisa berakibat ditolaknya doa. Allah Swt berfirman; “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” [Q. S. Gafir (40): 60].
Diantara doa dalam Alquran untuk memohon pasangan adalah: “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami; istri-istri kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (kami), dan Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [Q. S. Al-Furqan (25): 74]
Ketiga, memuliakan orang tua. Ippho Santosa dalam bukunya Rahasia Rezeki menyebut orangtua (khususnya ibu) sebagai bidadari pertama yang dapat menjadi pintu kemudahan rezeki dan rahmat Allah (termasuk jodoh). Sebaliknya, menyakiti orangtua termasuk dosa besar yang menjauhkan dari rahmat Allah.
Keempat, memperbanyak puasa sunah dan tilawah Alquran. Ini sifatnya katalis. Karena doanya orang yang berpuasa itu makbul. Kemudian terkait tilawah, Allah telah menyebutkan bahwa Alquran adalah syifa (obat). Maka selain kita akan terhindar dari keresahan hati, banyak surat dalam Alquran yang memiliki keistimewaan berkaitan dengan dimudahkannya jodoh.
Kelima, memperbanyak dan memperbaiki silaturahmi. Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya temasuk jodoh, hendaklah menyambung tali silaturahmi. Putusnya silaturahmi dapat mengakibatkan putusnya rahmat Allah
Langkah Istimewaku
Dibuka dengan istighfar, diisi dengan doa dan berdekat-dekat kepada Allah, selanjutnya sempurnakan penutup ‘proposal jodoh’ kita dengan langkah-langkah istimewa. Langkah-langkah istimewa sangatlah banyak. Intinya pada meminta ‘perhatian’ Allah. Dua diantaranya adalah sedekah dan menolong orang yang sedang dalam kesusahan.
Terkait sedekah, jelas bahwa Allah Swt akan membalas, mengganti dan melipatgandakan rezeki bagi orang yang bersedekah. Sedekah adalah penukar terbaik, sehingga sering diistilahkan bahwa hajat (jodoh) bisa dibeli dengan sedekah. Allah Swt berfirman: “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” [Q. S. Saba (34): 39]
Sedangkan terkait menolong orang yang sedang kesusahan, Rasulullah bersabda bahwa Allah selalu berkenan membantu hamba-Nya yang membantu saudaranya. Saat kita ingin kemudahan dalam hal penyempurnaan din, maka permudah pula jalan orang-orang yang akan menyempurnakan din.
Bantulah saudara atau teman yang mau menikah tapi kekurangan. Buatkan undangannya, tanggung/ pinjamkan transportasinya, berikan hadiah, bantu resepsinya, dll. Hadirilah setiap undangan walimah dengan rasa senang, ikhlas, dan niatan tulus mendoakan. Karena doa akan kembali pada empunya.
Bungkus rapi ‘proposal jodoh’ kita dengan ‘map’ tawakal, sembari berbisik… Ya Allah… inilah Proposal Jodohku.<e>