Hadila.co.id — “Tante maaf, kenapa belum menikah?” tanya kakak pada May yang membuatku tidak enak. Namun dengan senyum manisnya May menjawab, “Jodohnya masih misteri, kakak bantu doain, ya.” Secepat kilat, “Kakak maaf bantuin bunda dong, ini dibawa ke sana,” kataku biar kakak tidak banyak bertanya lagi.
“Say, maaf ya,” kataku padanya. Tetap dengan tersenyum, “Kau itu aneh. Justru dia hebat, menunjukkan kepekaannya, apalagi dia mau kuliah, sudah saatnya memahami tentang kehidupan dan cinta,” gurau May.
Melihat aku masih terdiam, “Say, hidup di dunia adalah lahan untuk mencari bekal menuju rumah-Nya, dan aku pun begitu, termasuk terus memantaskan diri menjadi bidadari surga dan percaya takdir-Nya yang paling benar dan indah,” ujarnya dengan tenang.
Tetap seperti dulu, sahabatku ini bukan saja cerdas tetapi matang dan dewasa menyikapi hidup, hingga “Tante May hebat, boleh sharing tante?” kata kakak yang ternyata diam-diam mendengarkan perbincangan kami.
Di tengah hiruk pikuk acara reuni kampus, May asyik ngobrol dengan sulung kami. Selalu ada hikmah dalam setiap pertemuan.
Ayah bunda, perjalanan ikhtiar kehidupan manusia mengikuti ketetapan-Nya, termasuk dalam urusan jodoh. Menjelang periode dewasa alangkah bijaknya apabila ananda mulai kita ajak berdialog terkait kehidupannya kelak. Beberapa hal yang bisa kita sampaikan di antaranya :
Pertama, takdir atas kehidupan manusia. Pertama sekali yang perlu ananda pahami ada empat hal yang telah Allah tetapkan atas manusia sedari belum melihat dunia, termasuk jodoh. Ananda bisa kita ajak sharing bahwa jodoh pilihan Allah yang paling tepat, dan semua adalah misteri hingga saatnya tiba.
Ketika sudah mampu dan siap, maka periodenya adalah khitbah bukan pacaran. Apabila belum saatnya maka begitu rasa cinta menyapa, kita biasakan agar ananda berdialog dengan Allah. Memohon diberi ketenangan supaya dapat mengendalikan hasrat cintanya.
Kedua, senantiasa memantaskan diri menjadi pribadi terpilih. Apa yang bisa dilakukan untuk menjemput jodoh yang telah Allah pilihkan tersebut. Maka yang bisa dipahamkan kepada ananda adalah memantaskan diri menjadi pribadi yang selalu lebih baik. Sehingga yang dilakukan adalah mempersiapkan diri belajar memahami kehidupan rumah tangga dengan segala pernak-perniknya.
Ketiga, husnuzan dengan rencana Allah. Apabila seperti pada potongan cerita di atas, maka yang bisa kita pahamkan adalah selama orang itu tidak menolak untuk menikah maka hal itu adalah ujian bagi kesabarannya. Husnuzan dengan rencana indah Allah adalah langkah paling baik yang bisa dilakukan. Wallahu a’lam bishshawwab.<Lisda Farkhani. Kolom Bunda Majalah Hadila, Edisi Proposal Jodohku (Februari 2015)>