Saat Gaji Istri Lebih Besar daripada Gaji Suami

Saat Gaji Istri Lebih Besar daripada Gaji Suami

Hadila.co.id — Jika dalam keluarga, didapati gaji istri lebih besar ketimbang gaji suami, bagaimana cara untuk menyikapinya? Apakah hal seperti ini wajar terjadi? Atau justru sebuah permasalahan?

“Bunda pendapatan gaji itu apa sih?” tanya adik sambil membolak-balik formulir pendaftaran sekolahnya. Aku hanya tersenyum hingga tiba-tiba mendengar komentar kakak, “Gaji ayah masak setengahnya Bunda?”

“Memang kenapa, Kak?” tanya adik heran. “Berarti uang bunda lebih banyak daripada ayah,” jelas kakaknya.

“Ayah kalah sama bunda dong,” sahut adik. Tiba-tiba aku dengan ayah spontan saling berpandangan. “Pada lihat apa sih?” tanyaku pada mereka.

Malam itu akhirnya perbincanga seputar pendapatan keluarga mengalir. Bukan siapa yang lebih banyak pendapatannya, bukan karena gaji istri lebih besar, tetapi bagaimana kita saling memahami dan berkolaborasi dalam keluarga. Dan kami tersenyum sambil geleng-geleng saat adik berkomentar, “Berarti ayah enak ya.”

Ayah-Bunda, terkadang tanpa disadari seolah ada sebuah tuntutan sosial bahwa laki-laki atau suami harus berpenghasilan lebih tinggi dari perempuan atau istrinya. Hal ini tidaklah tepat, sehingga ada beberapa hal yang perlu kita sampaikan kepada ananda, di antaranya:

Allah yang memberi rezeki

Hal mendasar yang kita tanamkan kepada ananda adalah rezeki setiap manusia telah digariskan oleh Allah. Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah optimis menjemput rezeki dengan bersandar kepada-Nya dan yakin bahwa Allah Maha Memberi.

Penyesuaian pengeluaran dengan penghasilan

Ananda perlu memahami besarnya kebutuhan hidup setiap keluarga berbeda satu dengan yang lain. Hal mendasar yang harus ditekankan adalah pengeluaran harus menyesuaikan dengan jumlah penghasilan bukan sebaliknya.

Caranya adalah mengetahui berapa penghasilan yang dimiliki, kemudian bagaimana membelanjakannya sesuai dengan urutan prioritas kebutuhan. Karena berapa pun banyaknya penghasilan akan habis, bahkan menjadi kurang, ketika dibelanjakan tanpa terkendali.

Perlunya kontribusi anggota keluarga

Konsep lain yang perlu kita pahamkan kepada ananda adalah keluarga membutuhkan sikap saling melengkapi. Kebahagiaan akan tercipta ketika setiap anggota mengambil peran, sehingga semua mempunyai kontribusi untuk menciptakan kebahagiaan dalam keluarga.

Hal yang kita tekankan adalah bukan besar dan banyaknya, tetapi seberapa kuat keinginan setiap anggota keluarga untuk berkontribusi menciptakan kebahagiaan, termasuk di dalamnya terkait dengan manajemen keuangan.

Saling memahami dan menghargai

Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah perlunya saling memahami dan menghargai. Setiap orang sejatinya ingin berperan dan mampu memberi kontribusi yang besar dalam kehidupannya. Hanya saja, kemampuan dan kapasitasnya sering kali berbeda.

Oleh karena itu, titik tekannya adalah melihat kepada kemauan dan keinginan untuk terus mengambil peran, bukan seberapa besar kontribusi yang telah dilakukan.

Ayah-Bunda, bukankah Allah begitu indah mengajarkan dari keluarga lelaki agung panutan setiap muslim? Kisah tentang gaji istri lebih besar, Khadijah jauh lebih kaya dari Muhammad, tetapi kolaborasi dalam kehidupan berkeluarga begitu menginspirasi bagi semua. Wallahu a’lam bishowab. <>

Oleh: Lisda Farkhani, S.Psi., Pemerhati Anak.

*Dimuat Hadila Edisi November 2014

Ibnu
EDITOR
PROFILE

Berita Lainnya

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos