Hadila.co.id — Salat akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku orang yang menjalankannya. Sehingga tiap apa yang dikerjakan seorang muslim maka orientasinya adalah untuk mendapatkan keridaan dari Allah Swt. Akan menjadi sebuah ironi ketika seorang muslim salat, namun belum bisa membentuk karakter dan kepribadiannya.
Hadila berkesempatan berbincang banyak mengenai hal tersebut, saat bersilaturahmi dengan Ustad Syarif Ja’far Baraja. Ustad yang aktif sebagai pembina Mualaf Center Indonesia (MCI) ini cukup konsen berbagi ilmu tentang nilai-nilai salat melalui ceramah, tulisan-tulisan beliau di fb, twitter, maupun yang lain.
Para mualaf yang dibimbingnya pun, pertama kali diperkenalkan dan ditekankan mengenai salat. Karena salat itu membentuk iman, menjaga tauhid. Selanjutnya, menurut Ustad Syarif, orang yang beriman itu ketika dalam kondisi lemah bisa dikuatkan dengan jalan salat. Di dalam salat dan setelahnya terdapat zikir dan banyak mengingat Allah. Dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
“Kalau kita membaca Alquran, maka harusnya Alquran itu bisa menjadikan kita bertambah keimanan. Alquran itu penting untuk dibaca, dihafal, dan goalnya adalah ditadaburi. Sedangkan proses mentadaburi Alquran itu akan maksimal ketika dalam salat, kondisi paling dekat dengan Allah. Sehingga hal tersebut pun akan menambah keimanan kita, ketika diluar salat (dalam perilaku kesehariannya),” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustad Syarif, menilai bahwa saat ini banyak motivasi-motivasi yang tampaknya hanya memberikan nasihat yang seolah bebas dari nilai, paradigma atau ideologi (millah) tertentu. Padahal banyak ideologi barat yang di ajarkan kepada umat muslim melalui motivasi-motivasi tersebut tanpa disadari. Salat bisa menjaga diri, menjadi sarana recharge atau sarana motivasi spiritual tersendiri bagi seorang muslim.
“Kita tidak sadar diarahkan secara halus, bahwa umat Islam tidak perlu untuk berpindah agama. Tetap Islam, namun pola pikir dipengaruhi sedemikian rupa hingga tidak lagi berpola pikir keislaman.. Sebagai seorang muslim kiranya cukup jika salat menjadikan sumber kekuatan baginya. Bukankah Allah telah mengajarkan agar menjadikan sabar dan salat sebagai penolong?” pungkasnya retoris.<>
