Hadila.co.id — Sahabat, kita semua tentu sudah sangat paham bahwa setiap manusia memiliki mimpi. Seberapa pun tingginya, kita akan menggantung harapan untuk menggapai mimpi tersebut.
Harapan adalah hal yang membuat manusia memiliki keyakinan. Allah berfirman, “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” [Q.S. Al-Insyirah: 8]
Ayat tersebut secara tegas memerintahkan manusia untuk berharap hanya kepada Allah, sebab berharap kepada selain Allah sama saja dengan menyekutukan-Nya.
Semua Dimulai dari Harapan
Rantai kehidupan manusia dimulai dengan adanya harapan. Apa pun yang hendak dicapai, selalu dilandasi dengan harapan. Setelah ada harapan, akan lahir ketekunan. Itulah yang nantinya melahirkan proses perbuatan untuk mencapai impian.
Kira-kira seperti itulah hari-hari manusia dalam menjalani kehidupan. Dikutip dari alhikmah.co, manusia mempunyai harapan yang sangat besar untuk menggapai sebuah titik, klimaks yang menandakan bahwa manusia diciptakan tidaklah berwujud sia-sia belaka, tetapi mempunyai makna.
Ada cerita yang sudah cukup populer dibagikan oleh warganet, tentang seorang nenek penjual tempe. Suatu hari, tempe buatannya tak benar-benar sempurna, tempe tersebut tidak mekar, melainkan hanya masak setengah matang.
Padahal, ia telah melakukan proses pembuatan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, mau tidak mau nenek itu tetap menjajakan tempenya, sebab hanya itulah sumber mata pencaharian yang ia miliki.
Hasilnya tidak seperti biasa. Matahari sudah condong ke barat, tetapi tempe dagangannya belum juga laku. Orang-orang selalu mempertanyakan kenapa tempenya tidak benar-benar matang, dan tak jadi membeli.
Pada titik tersebut, sang nenek hampir menyerah. Barangkali memang rezekinya hari itu sedang tidak baik. Namun, di dalam hati masih terselip setitik harapan. Dari situlah ia masih bertahan untuk menjual tempe hingga matahari benar-benar tenggelam.
Akhirnya, seseorang datang. Ia berujar bahwa sedari tadi mencari tempe setengah matang untuk dikirim pada anaknya di luar negeri. Tempe setengah matang milik nenek pun diborong.
Harapan Membuat Kita Tak Mudah Menyerah
Adanya harapan akan membuat seseorang tidak mudah menyerah. Sesulit apa pun ujian, akan dihadapai penuh keyakinan. Seperti yang dilakukan nenek tersebut, bayangkan jika ia tak memiliki harapan, dan pulang ke rumah sebelum matahari terbenam, barangkali ia tak akan memiliki modal untuk melanjutkan usahanya esok.
Namun, masih adanya harapan, barang setitik sekali pun, mampu membuatnya mencapai keberhasilan.
Salah satu pelajaran berharga dari kisah sang nenek adalah di antara satu kesulitan selalu ada dua jalan kemudahan. Asal kita bersedia tekun menjalankan proses, harapan benar-benar akan menjadi kenyataan.
Allah berfirman, “Karena itu bersabarlah engkau. Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan janganlah engkau merasa kecil hati terhadap orang-orang yang tidak meyakini hari kiamat itu.” [Q.S. Ar-Rum: 60]
Dalam menghadapi beragam cobaan, manusia diwajibkan untuk bersabar, sebab itulah jalan terbaik untuk mencapai kemenangan. Kesabaran bisa dibentuk dengan adanya harapan.
Seseorang yang masih menyisakan harapan di dalam diri, otomatis akan sabar berproses untuk menggapai hasil terbaik. Harapan dan kesabaran adalah dua hal yang berbanding lurus.
Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk selalu mempunyai harapan. Berpikir positif dalam menjalani kehidupan yang telah diamanahkan. Kemudian menggantungkan harapan tersebut pada Yang Mahakuasa dengan jalan mewujudkannya sekuat tenaga. <Dari Berbagai Sumber>