Hadila.co.id, Solo (27/07) — Panitia Musyawarah Nasional (Munas) V Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia menggelar Special Event Camp Online Magnet Rezeki. Kegiatan ini diikuti oleh 1.177 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada beberapa peserta dari luar negeri; Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Turki, dan lainnya.
Kegiatan ini digelar Selasa-Rabu (26-27/07) secara online melalui Facebook. Hal ini mengingat masih diberlakukannya PPKM Level 3-4 oleh pemerintah untuk hampir setiap wilayah di Indonesia. Diawali dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara khidmat. Dilanjut dengan sapaan hangat walau singkat kepada peserta dari berbagai daerah oleh Master of Ceremony serta senam brain game, mengasah kecerdasan otak kanan dan otak kiri.
Sekretaris Jenderal JSIT Indonesia, Suhartono, M.Pd., dalam sambutannya mewakili Ketua Umum JSIT Indonesia menyampaikan bahwa dalam situasi tidak mudah saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, bagaimana kita tetap memperoleh rezeki yang halal dan melimpah. Sehingga kita tetap survive bahkan mampu menolong orang lain.
“Dengan rezeki yang halal dan melimpah, kita dapat beribadah dengan maksimal, di tempat-tempat terbaik, bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan, berbagi senyum kebahagiaan dengan uluran tangan kita. Rezeki tidak akan berpihak kepada Anda apabila masih ada tirai pada diri Anda. Maka, bukalah tirai tersebut, dengan banyak beristigfar dan menjauhi khilaf dan dosa,” ajaknya.
Dalam paparannya, narasumber Magnet Rezeki, Nasrullah menyampaikan beberapa tips dan trik menarik rezeki yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, taat ibadah dan jauhi dosa. Dalam Al-Qur’an diceritakan, sebelum hidup di bumi, Adam dan Hawa tinggal di surga merasakan kesenangan. Karena memakan buah larangan yang sudah diperingatkan Tuhan untuk mereka jauhi, keduanya dihukum dan diturunkan ke bumi. Pesan moral cerita tersebut adalah karena dosa, hidup manusia menjadi sulit. Dosa menjadi penghalang rezeki. Maka, agar rezeki lancar, kuncinya cuma satu, perbanyak pahala dengan taat beribadah dan jauhi perbuatan dosa.
Kedua, penguasaan pikiran, perasaan, dan spiritual. Pangkalnya adalah lantaran nasib seseorang tergantung karakter dirinya. Seseorang yang memiliki karakter pemimpin akan menjadi pemimpin yang baik. Begitu pun mereka yang bernasib jadi orang kaya. Hal itu terjadi karena karakter tercipta dari kebiasaan. Kebiasaan lahir dari tindakan yang berulang-ulang. Tindakan dipengaruhi pikiran. Pikiran dikendalikan perasaan. Dan kualitas perasaan bergantung pada kecerdasan spiritual (SQ) seseorang. Jadi, bila ingin mengubah nasib ubah dulu pikiran, perasaan, dan spiritual kamu.
Ketiga, kekuatan berpikir positif. Dalam sehari akal kita berpikir sekitar 60 ribu kali. Bayangkan bila jumlah sebanyak itu mayoritas pikiran yang terbit bernada negatif alias negative thinking. Akan seperti apa jadinya tubuh kita? Yang lebih penting juga, bagaimana kita bisa menjadi magnet bila pikiran yang keluar melulu rasa pesimis, prasangka buruk, skeptis, dan berbagai macam pikiran negatif lainnya. Bayangkan juga kebalikannya. Keajaiban macam apa yang akan terjadi bila kita selalu berpikir positif?
Keempat, kekuatan perasaan positif. Pikiran positif didapat dari perasaan positif (positive feeling). Dengan memiliki perasaan positif, akan memudahkan kita untuk selalu berpikir positif. Dalam kondisi kesusahan atau ditimpa musibah rasanya sulit untuk berpikir positif. Namun, bukan berarti tak mungkin. Yakni dengan sebelumnya menguasai perasaan positif. Salah satu cara untuk memiliki perasaan positif adalah dengan bersyukur pada ketetapan Allah, apa pun ketetapan tersebut.
Kelima, kekuatan motivasi positif. Kita tentu pernah dengar kalau semua amal perbuatan ditentukan oleh niat. Ada yang niat demi ibadah pada Tuhan, ada yang beramal karena ingin disanjung sesama manusia. Hal itu berlaku pula dalam hal magnet rezeki.
“Dalam khasanah magnet rezeki dikenal istilah motivasi positif. Sebagaimana terminologi niat dalam ibadah, motivasi positif berada pada level energi paling dasar. Orang yang mengamalkannya akan mudah untuk memiliki perasaan dan pada gilirannya mengembangkan pikiran positif,” pungkasnya. <Humas Munas V JSIT Indonesia>
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *