Asalamualaikum Ustazah. Saya sudah menikah 5 tahun lebih. Namun sampai sekarang kami belum berhubungan badan karena suami tidak mau dengan alasan kami belum siap punya anak karena rumah masih mengontrak. Saya sangat mencintainya jadi saya tidak mau kalau disarankan bercerai. Apa saran Ustazah untuk saya karena saya sebenarnya juga ingin memiliki keturunan. Mohon masukannya. (Hamba Allah)
Jawaban Oleh: Ustazah Farida Nuraini (Konsultan Keluarga Majalah Hadila)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Saya ikut prihatin dengan kondisi keluarga Anda. Sebagai wanita yang sudah berumahtangga wajar jika ingin mendapatkan keturunan. Suami yang menolak berhubungan dengan alasan belum siap punya anak menurut saya perlu diperjelas. Apakah alasan ekonomi menjadi satu-satunya alasan atau sebenarnya ada hal lain yang lebih besar tapi belum dinyatakan. Hal pertama yang perlu dijelaskan adalah, mohon maaf, kejantanan suami. Dia laki-laki normal atau tidak. Karena normalnya laki-laki jika sudah tidur bersama perempuan yang dicintainya pasti ada keinginan menggaulinya. Bahkan dengan wanita yang tidak dia cintai sekalipun laki- laki bisa ‘greng’ . Bahkan lagi, hanya dengan membau wanita wangi saja dia bisa terangsang. Oleh karena itu Allah melarang wanita pakai parfum jika keluar rumah. Karena bisa membuat laki-laki ‘bangkit’.
Nah, cara mengetahui kenormalan suami mudah kan? Kalian sudah sah. Sudah halal. Suami istri itu tidak ada hijab. Apa saja boleh dilakukan untuk menggoda pasangan agar pasangan tertarik. Jadi silakan goda suami. Pakai pakaian seksi, mini, di depan suami. Taburi badan dengan harum-haruman yang disukai suami. Silakan goda sesuka Anda. Sampai pada melepas pakaian satu persatu di depan suami. Laki-laki manapun, yang normal, tak akan tahan dengan godaan seperti itu.
Bila cara ini tak membuatnya tergoda, maka bisa diduga suami kurang nornal. Namun masih ada cara lain untuk membuktikannya. Lanjutkan dengan serangan tak bisa dia tolak. Dan pasti akan balik ‘menyerang’ Anda. Mohon maaf bagi pembaca lain, saya sampaikan ini khusus bagi yang sudah menikah. Silakan goda suami pada bagian paling vital.
Jika cara kedua ini pun tak mempan atau justru suami menolak maka hampir bisa dipastikan suami tidak normal. Bisa jadi punya kelainan.
Apa reaksi Anda atas saran saya? Malu? Nah, itulah yang mungkin selama ini jadi hambatan. Buang rasa malu jauh-jauh bila bersama suami. Jadilah ‘wanita nakal’ di depan suami. Ini tidak dosa kok tapi justru mendatangkan pahala. Beneran.. Bahkan suami istri yang bercanda pun dapat pahala. Ya kan? Ini lebih dari itu.
Jadi lakukan segala upaya , selama dibolehkan secara syariat. Yang tidak boleh itu hanya ketika haid dan harus di tempatnya. Bukan yang lain.
Bagaimana jika suami beneran enggak tertarik walau sudah diperlakukan cara di atas? Sabar. Semua masalah pasti ada solusinya. Tahan dulu tuduhan atau pertanyaan yang memojokkan. Suami yang demikian sebenarnya juga sangat menderita. Dia mau melakukan, tapi tak mampu. Dia juga tertekan. Sehingga alasan belum ingin punya anak dijadikan senjata melindungi diri. Cari waktu yang tepat untuk bicara dengan suami. Dia butuh pertolongan.
Ingat sekali lagi ya. Jangan dipojokkan atau direndahkan karena dia butuh pertolongan. Sebagai info awal, penyebab hal demikian banyak sekali. Bisa karena kecanduan film porno, karena biseksual, atau dia seorang gay. Cobalah lihat selama ini apakah ada tanda- tanda dia seorang gay.
Secara fisik dia normal karena yang ‘sakit’ adalah jiwanya. Tidak ada rasa cemburu pada istri. Tidak punya ketertarikan pada wanita. Jika menikah pun itu hanya untuk membuktikan bahwa dia laki-laki normal yang juga menikah seperti kebanyakan orang. Dekat dengan seorang pria secara khusus. Dalam arti pasangan sejenis. WA nan mesra, telepon sembunyi-sembunyi bersama laki-laki atau pergi berdua.
Jika iya, memang bisa jadi suami seorang gay. Dia hanya tertarik pada sesama jenis. Dan, biasanya suami enggan mengakuinya karena ini aib besar. Jadi memang benar-benar harus sabar untuk mendampinginya.
Cara praktis mengatasi masalah ini dengan melibatkan tenaga ahli. Jadi usahakan untuk bisa mengajak suami ke dokter atau psikiater. Ini juga memerlukan usaha yang cukup besar karena mungkin suami merasa tidak mempunyai masalah, tidak sakit atau tidak mau aibnya diketahui oleh orang lain.
Saya sangat menghargai usaha Anda untuk terus mempertahankan pernikahan. Ini adalah salah satu cara untuk bisa menyembuhkan suami . Maka terus dampingi suami agar bisa sembuh. Sekali lagi kunci agar bisa bertahan adalah dengan kesabaran. Carilah seseorang yang bisa dijadikan sebagai tempat mencurahkan segala isi hati. Anda membutuhkan itu agar bisa terus menguatkan diri . Carilah orang yang tepat dan paham agama. Sehingga bisa mengarahkan Anda dalam kebenaran. Tentu saja sebagai seorang muslim agar bisa terus dalam kebenaran. Ikutilah pengajian-pengajian secara rutin. Perkuat benteng ruhiah Anda. Banyaklah membaca Alquran, menjaga salat lima waktu, sedekah dan ibadah lainnya. Ini akan membuat jiwa Anda tetap tegar dan bahagia walau sedang mengalami masalah. Hal yang terpenting juga adalah menjaga keikhlasan. Ikhlas dengan segala masalah yang ada akan membuat hati tetap tenang. Ikhlaslah dengan kondisi saat ini. Ikhlaslah menerima suami dengan segala keadaannya. Tak ada yang tak mungkin. Tugas kita sebagai manusia adalah berdoa dan berusaha. Maka kuatkan diri terus mendampingi suami sampai dia sembuh dan menjadi laki-laki normal. Namun apabila kondisi sudah tidak memungkinkan untuk bisa bertahan maka konsultasilah dengan keluarga apa yang sebaiknya dilakukan. <>