Hadila – Asalamualaikum Ustazah. Mohon sarannya, suami saya dapat kesempatan promosi jabatan. Tapi konsekuensinya harus mau ditempatkan di luar kota. Sementara saya juga bekerja. Bagaimana solusi terbaik Ustazah? (Ema, Boyolali)

Konsultan: Ustazah Farida Nur’aini (Konsultan Keluarga, Penulis 12 buku)

Wa’alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh. Di dalam rumah tangga akan selalu ada permasalahan yang menguji ketahanan dan keharmonisan rumah tangga kita. Ada yang diuji soal anak, soal harta, dan soal orang ketiga. Itu adalah tiga permasalahan besar di dalam rumah tangga. Artinya diluar hal itu adalah hal-hal yang masih sangat bisa ditoleransi, dibicarakan, dan disepakati bersama.

Kebersamaan dengan pasangan adalah hal yang sangat penting dalam membina keharmonisan rumah tangga sehingga istri bisa melakukan kewajibannya dengan maksimal. Suami pun juga demikian. Sehingga masing-masing bisa menerima haknya.

Namun di saat suami mendapatkan tawaran promosi pekerjaan dengan konsekuensi pindah tugas, tentu saja hal ini harus dipertimbangkan dan disikapi dengan keimanan. Semua pilihan pasti akan mengandung risiko masing-masing.

Apabila Bunda dan suami menginginkan mengambil promosi jabatan itu yang menjadi kebaikannya adalah penningkatan karier suami  yang ini juga berimplikasi pada perbaikan taraf ekonomi keluarga.

Namun dengan konsekuensi ada jarak yang memisahkan, sehingga tidak bisa melakukan kewajibannya dengan maksimal. Apabila ini menjadi pilihan maka kedua belah pihak harus memahami konsekuensinya.

Bunda sebagai istri di rumah harus bisa merangkap tugas sekaligus sebagai ayah.  Dan juga suami yang ada di luar kota harus bisa melakukan semuanya secara mandiri. Selain itu, beberapa hal yang juga harus dipersiapkan dengan baik adalah kesepakatan-kesepakatan, antara lain suami-istri harus benar-benar saling percaya pada kesetiaan pasangannya. Karena ketiadaan pasangan di samping akan menjadi celah untuk dimasuki oleh wanita atau pria lain.

Hal ini harus benar-benar disiapkan mentalnya.  Keimanan menjadi kendali ikatan cinta yang terhalang jarak.

Kedua, masalah komunikasi. Buat kesepakatan dengan suami untuk menjaga komunikasi agar tetap lancar dan terbuka. Termasuk juga dengan anak-anak. Perlu penyesuaian secara psikologis karena tidak setiap hari bisa bertemu ayahnya.

Pilihan kedua adalah Bunda mengikuti suami dengan konsekuensi harus melepaskan pekerjaan. Pilihan ini banyak diambil para istri agar bisa tetap berkumpul dengan suaminya karena di sana pun suami  mendapatkan posisi yang lebih baik.

Ini adalah hitungan secara duniawi. Namun lebih dari itu kita harus yakin dan percaya bahwa rezeki itu ada di tangan Allah. Bukan di tangan manusia atau perusahaan.

Sangat mudah bagi Allah untuk memberikan rezeki yang lebih dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan pada dasarnya harta yang kita punya bukanlah milik kita semuanya, melainkan amanah, titipan dari Yang Mahakuasa.

Banyak juga yang mengalami, dengan mengikuti suami, walaupun harus melepaskan pekerjaannya, ternyata Allah memberikan kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Pilihan ketiga adalah tidak mengambil promosi jabatan itu Sehingga semuanya berjalan normal seperti sebelumnya, tidak ada perubahan apa pun.

Dari ketiga opsi tersebut silakan Bunda mengambil kesepakatan dengan suami. Sebaiknya  libatkan juga anak-anak agar mereka juga bisa memberikan pendapat atau pertimbangan. Karena apa pun keputusan orang tua juga akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

Kalau saran saya secara pribadi adalah ambilah yang kedua. Dampingilah suami untuk memberikan support dan dukungan terhadap karier suami. Yakinlah Allah sudah mengatur rezeki kita masing-masing. Rezeki Allah itu ada di mana-mana dan sangat mudah bagi Allah untuk melipatgandakan rezeki kita, hasil dari taatnya istri kepada suami.

Demikian yang saya sampaikan. Semoga bisa memberikan wacana bagi Bunda dan keluarga. <>