Hadila.co.id — Salah satu ciri orang yang beriman adalah ia selalu membaca Alquran. Demikian yang disampaikan Syekh Muhammad Ali Jaber saat mengisi Tablig Akbar bertajuk ‘Membangun Peradaban Qur’an’ yang digelar di SDIT Al Ihsan Colomadu, Karanganyar, Kamis (22/8) pagi.
“Apakah kalian cinta Alquran?” tanya Syekh Ali Jaber kepada para jemaah. Menurutnya, jika kita cinta Alquran, kita harus membuktikannya, bukan sekadar melalui lisan dengan menjawab, “Ya, saya cinta Alquran.”
Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” [H.R. Bukhari]
“Untuk membuktikan kalau kita cinta dengan Alquran, kita harus suka dan selalu membacanya,” lanjut Syekh Ali Jaber. Sebelumnya, ia telah mengilustrasikan jika saat ini banyak orang yang mencintai handphone-nya, mereka selalu membawa handphone ke mana-mana, selalu dipandang dan dibaca isi pesan-pesan di dalamnya. Maka, untuk Alquran yang berisi firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah pun mestinya kita memperlakukannya dengan lebih baik.
“Belajar Alquran itu penting sekali. Ini bukan hanya tugas guru ngaji, ustaz, ulama, atau khatib. Namun, ini tugas kita semua sebagai umat muslim,” tegas syekh kelahiran Madinah, 43 tahun silam tersebut.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” [H.R. Tirmidzi]
Syekh Ali Jaber melanjutkan bahwa berdasar hadis tersebut, ketika kita membaca Alquran, dalam waktu beberapa menit saja, ada jutaan hasanah (kebaikan) yang akan didapatkan.
“Kalaupun kita belum bisa membaca Alquran, tidak masalah. Kita bisa mendengarkan bacaan Alquran orang lain sambil mempelajarinya,” ujarnya.
Di Madinah, lanjut Syekh Ali Jaber, zaman dulu ada orang tua yang sangat mencintai Alquran. Ia tinggal di dekat Masjid Nabawi. Setiap hari, ia datang ke masjid untuk mengambil Alquran dan memandangnya.
Saat itu, orang tersebut menangis. Ia menangis karena belum bisa membaca Alquran, padahal ia ingin sekali mendengar bacaannya. Kemudian, orang tua itu mencari orang-orang di sekitar masjid yang bisa membacakan dan mengajarinya membaca Alquran.
“Kalau kita memang belum bisa membaca Alquran, maka jangan sampai tidak suka untuk mendengarkan bacaannya. Insya Allah dari situ pun ada kebaikan,” ungkap Syekh Ali Jaber.
Ia melanjutkan bahwa pada hari kiamat kelak, orang-orang yang dekat dengan Alquran bisa mendapat syafaat olehnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini, “Rajinlah membaca Alquran, karena ia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat.” [H.R. Muslim]
“Alquran, di hari kiamat, akan memberi syafaat bagi sahabat. Artinya apa? Sahabat itu berarti teman dekat, maka orang-orang yang dekat dengan Alquran, rajin membaca dan mengamalkan Alquran, mereka itulah yang akan mendapatkan syafaat di hari kiamat,” papar Syekh Ali Jaber.
Mengenal Alquran saja, belum bisa memastikan ia akan menjadi syafaat bagi kita. Sebagaimana ketika kita pernah bertemu sekali dengan seseorang, kemudian, beberapa waktu ke depan kembali bertemu. Kita belum tentu mengingatnya. “Kalau jarang ketemu Alquran, di akhirat pun Alquran juga tidak akan mengenal kita,” pungkas Syekh Ali Jaber. <Ibnu Majah>